d. Jabarkan secara lebih rinci penyebab sekunder, dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang lalu tulang-tulang berukuran kecil sebagai penyebab-penyebab
tersier. e. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-faktor
penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap masalah utama.
f. Periksa apakah tiap item dalam diagram mempunyai hubungan sebab dan akibat secara signifikan.
Contoh dari diagram sebab dan akibat dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Cause and Effect Diagram
3.4. FMEA Failure Mode and Effect Analysis
4
Failure Mode and Effects Analysis FMEA merupakan proses yang sistematis
untuk mengidentifikasi potensi kegagalan yang akan timbul dalam proses dengan
4
Cariso Carl S.2012. Effective FMEAs Achieving Safe, Realiable and Economical Product and ProcessesmUsing Failure Mode and Effects Analysis, A Jonh Wiley Sons : USA Hal. 119- 122
Universitas Sumatera Utara
tujuan untuk mengeliminasi atau meminimalkan resiko kegagalan produksi yang akan timbul. Penggunaan FMEA diperkenalkan pertama sekali pada tahun 1920. Namun
pendokumentasian pertama dilakukan sejak tahun 1960 oleh National Aeronautics Space Agency
NASA. Tujuannya untuk memperbaiki reliabilitas peralatan militer. Tujuan utama dari FMEA adalah untuk menemukan dan memperbaiki permasalahan
utama yang terjadi pada setiap tahapan dari desain dan proses produksi untuk mencegah produk yang tidak baik sampai ke tangan pelanggan, yang dapat
membahayakan reputasi dari perusahaan. Konsep
FMEA adalah
sebagai alat
perencanaan kualitas
untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi potensi kegagalan atau kerusakan. FMEA juga
mengidentifikasi kegagalan kemungkinan, mekanisme, pengaruh, mode deteksi, kemungkinan pencegahan. Penerapan FMEA yang baik, bisa mencegah suatu
masalah. Mencegah suatu masalah akan jauh lebih baik dan efektif daripada mengatasi masalah setelah masalah tersebut terjadi. Selain bermanfaat sebagai alat
analisis potensi kegagalan, FMEA juga berfungsi sebagai alat transfer knowledge untuk generasi mendatang. Kegagalan yang pernah terjadi akan direkam dalam
FMEA. Dengan sistem ini, generasi mendatang bisa belajar dari kesalahan pendahulu mereka. Arti FMEA secara harafiah adalah :
1. Failure yaitu prediksi kemungkinan kegagalan atau cacat 2. Mode yaitu penentuan mode kegagalan
3. Effect yaitu identifikasi pengaruh tiap komponen terhadap kegagalan 4. Analysis yaitu tindakan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyebab
Universitas Sumatera Utara
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik proses atau desain kritis yang memerlukan pengendalian khusus untuk mencegah atau mendeteksi failure
mode . Peran FMEA antara lain:
1. Mengevaluasi sistematis produk dan proses. 2. Pembuktian kegagalan, identifikasi kegagalan.
3. Dokumentasi potensial untuk produk atau proses yang tidak memenuhi syarat.
Kegunaan FMEA adalah: 1. Meningkatkan kualitas, reliability, dan keamanan dari produkservis machinery
dan proses. 2. Meningkatkan company image dan daya saing.
3. Meningkatkan kepuasan konsumen customer satisfaction. 4. Mengurangi waktu dan biaya untuk pengembangan produk support integrated
product development .
5. Menyiapkan dokumentasi aksi yang perlu dilakukan untuk mereduksi resiko. 6. Mengurangi tingkat kegagalan dan garansi setelah produk berada di tangan
pelanggan. FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
a. Process: berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly b. Design: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi
c. Concept: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain konsep.
d. Equipment: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum melakukan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
e. Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke pelanggan.
f. System: berfokus pada analisa fungsi sistem secara global. g. Software: berfokus pada analisa fungsi software.
Pada FMEA proses, FMEA digunakan untuk menghilangkan kegagalan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam variabel proses, misal kondisi diluar
batas-batas spesifikasi yang ditetapkan seperti ukuran yang tidak tepat, tekstur dan warna yang tidak sesuai, ketebalan yang tidak tepat, dan lain-lain.
Tahapan pembuatan FMEA secara umum yaitu: 1. Penentuan mode kegagalan yang potensial pada setiap proses
2. Penentuan dampakefek kegagalan potensial Dampak kegagalan potensial adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu
kegagalan terhadap konsumen. 3. Penentuan Nilai Severity S
Severity adalah peringkat yang menunjukkan tingkat keseriusan efek dari suatu mode
kegagalan. Severity berupa angka 1 hingga 10, di mana 1 menunjukkan keseriusan terendah resiko kecil dan 10 menunjukkan tingkat keseriusan tertinggi sangat beresiko.
Kriteria severity dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Severity of Effect dalam FMEA Process
Effect Severity of Effect for FMEA
Rating
Tidak Ada Bentuk
kegagalan tidak
memiliki pengaruh
1
Sangat Minor
Gangguan sangat minor pada lini produksi Hanya sebagian kecil yang di-rework dan
sisanya sudah baik Pelanggan yang jeli menyadari defect
tersebut 2
Minor Gangguan minor pada lini produksi
Hanya sebagian kecil yang di-rework dan sisanya sudah baik
Sebagian pelanggan menyadari defect tersebut
3
Sangat Rendah
Gangguan minor pada lini produksi Sebagian besar menjadi scrap, dan sisanya
sudah baik Kemungkinan produk dikembalikan oleh
konsumen 4
Rendah Gangguan minor pada lini produksi
100 produk harus di-rework 5
Sedang Gangguan minor pada lini produksi
Sebagian besar menjadi scrap, sisanya dapat disortir apakah sudah baik atau
rework 6
Tinggi Gangguan minor pada lini produksi
Sebagian besar menjadi scrap, sisanya dapat disortir apakah sudah baik atau
rework Pelanggan tidak puas
7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Severity of Effect dalam FMEA Process Lanjutan
Effect Severity of Effect for FMEA
Rating
Sangat Tinggi
Gangguan major pada lini produksi 100 produk harus disortir
Pelanggan tidak puas 8
Berbahaya dengan
peringatan Dapat membahayakan operator mesin
Kegagalan dapat
mempengaruhi keamanan operasional produk atau tidak
sesuai dengan peraturan pemerintah Kegagalan akan terjadi dengan didahului
peringatan 9
Berbahaya tanpa
adanya peringatan
Dapat membahayakan operator mesin Kegagalan
dapat mempengaruhi
keamanan operasional produk atau tidak sesuai dengan peraturan pemerintah
Kegagalan akan terjadinya tanpa adanya peringatan terlebih dahulu
10
4. Identifikasi Penyebab Potensial dari Kegagalan Penyebab kegagalan yang potensial adalah penyebab potensial yang dapat mengakibatkan
terjadinya kegagalan. 5. Penentuan Nilai Occurrence O
Occurrence adalah ukuran seberapa sering penyebab potensial terjadi. Nilai occurrence
berupa angka 1 sampai 10, di mana 1 menunjukkan tingkat kejadian rendah atau tidak sering dan 10 menunjukkan tingkat kejadian sering. Nilai occurrence dapat ditentukan
berdasarkan jumlah kegagalan atau angka Ppk performance index yaitu angka yang diperoleh dari perhitungan statistik yang menunjukkan performance atau capability suatu
Universitas Sumatera Utara
proses dalam menghasilkan produk sesuai spesifikasi. Penentuan nilai occurrence juga dapat berdasarkan sejarah kualitas dari produkproses sejenis. Kriteria occurrence dapat
dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Occurrence dalam FMEA Process
Probability of Failure Occurrence
Rating
Sangat tinggi 1 in 2
10 1 in 3
9
Tinggi 1 in 8
8 1 in 20
7
Sedang 1 in 80
6 1 in 400
5 1 in 2000
4
Rendah 1 in 15000
3 1 in 150000
2 Sangat Rendah
1 in 1500000 1
6. Identifikasi Metode Pengendalian yang Ada Pengendali proses adalah metode kontrol yang dapat mencegah terjadinya
kegagalanpenyebab potensial atau mendeteksi terjadinya kegagalan. Pengendali proses dapat berupa errormistake proofing, SPC atau evaluasi tesinspeksi.
7. Penentuan Nilai Detection Nilai Detection diasosiasikan dengan pengendalian saat ini. Detection adalah pengukuran
terhadap kemampuan mengendalikanmengontrol kegagalan yang dapat terjadi. Detection berupa angka dari 1 hingga 10, di mana 1 berarti sistem deteksi dengan kemampuan tinggi
Universitas Sumatera Utara
atau hampir dipastikan suatu mode kegagalan dapat terdeteksi, dan nilai 10 berarti sistem deteksi dengan kemampuan rendah yaitu sistem deteksi tidak efektif atau tidak dapat
mendeteksi sama sekali. Kriteria penilaian detection dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Detection dalam FMEA Process
Detection Rank
Likelihood of Detection
Hampir Tidak Mungkin 10
Tidak ada alat pengontrol yang mampu mendeteksi
Sangat Jarang 9
Alat pengontrol
saat ini
sangat sulit
mendeteksi bentuk atau penyebab kegagalan Jarang
8 Alat pengontrol saat ini sulit mendeteksi
bentuk atau penyebab kegagalan Sangat Rendah
7 Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab kegagalan sangat rendah Rendah
6 Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab kegagalan rendah Sedang
5 Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab kegagalan sedang
Agak Tinggi 4
Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab kegagalan sedang sampai
tinggi Tinggi
3 Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab kegagalan tinggi Sangat Tinggi
2 Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab kegagalan sangat tinggi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN