BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Mutu
2
Mutu adalah salah satu sasaran penentuan posisi yang penting bagi pemasar . Mutu produk mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Mutu
produk mancakup daya tahan, keandalan, kekuatan, kemudahan penggunaan dan reparasi produk dan cirri-ciri bernilai lainnya. Sebagian dari cirri-ciri ini dapat diukur
secara objektif. Namun, dari sudut pandang pemasar, mutu seharusnya diukur melalui presepsi pembeli.
3.2 Pengendalian Kualitas
3
Pengendalian kualitas merupakan suatu system verifikasi dan penjagaanperawatan dari suatu tingkat atau derajat kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan
perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus serta tindakan korektif bilamana diperlukan. Jadi pengendalian kualitas tidak hanya kegiatan
inspeksi ataupun menentukan apakah produk itu baik aset atau jelek reject. Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari proses input informasibahan baku dari
pihak marketing dan purchasing hingga bahan baku tersebut masuk kepabrik dan bahan baku itu diolah fase transformasi yang akhirnya dikirim ke pelanggan. Bahkan pengendalian
kualitas juga dilakukan setelah adanya purna jual. Untuk memenuhi semua kebutuhan ini
2
Widjaja Tungggal Amin, 1993, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta:PT. Rineka Cipta Hal. 2-3
3
Rosnani Ginting, 2007, Sistem Produksi, Yogyakarta :Graha Ilmu. hal.304-320.
Universitas Sumatera Utara
tentunya perlu adanya berbagai macam tool yang mampu mempresentasikan data yang dibutuhkan dan menganalisa data tersebut hingga didapat suatu kesimpulan.
Pengendalian kualitas melibatkan beberapa aktivitas yaitu :
1. Mengevaluasi kerja aktual actual performace 2. Membandingkan aktual dengan target sasaran.
3. Mengambil tindakan atas perbedaan antara aktual dan target. Pada dasarnya performansi kualitas dapat ditentukan dan diukur berdasarkan
karakteristik kualitas terdiri dari beberapa sifat atau dimensi yaitu: 1. Fisik seperti panjang, berat, diameter, tegangan, kekentalan, dan lain-lain.
2. Sensoris berkaitan dengan panca indera seperti rasa, penampilan, warna dan bentuk, model.
3. Orientasi waktu seperti keandalan, kemampuan pelayanan, kemudahan pemeliharaan, ketepatan waktu penyerahan produk, dan lain-lain.
4. Orientasi biaya seperti berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh konsumen.
Pada dasarnya suatu pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat yaitu tingkat proses, tingkat output dan tingkat outcome. Pengendalian
proses statistika dapat diterapkan pada ketiga tingkat pengukuran performansi kualitas itu. Bagaimanapun, pengukuran performansi kualitas yang akan dilakukan seharusnya
memepertimbangkan setiap aspek dari proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kualitas. Perlu dicatat pula bahwa informasi tentang
kebutuhan pelanggan yang diperoleh melalui riset pasar harus didefenisikan dalam bentuk yang tepat dan pasti melalui atribut-atribut dan variabel-variabel itu.
Selanjutnya atribut-atribut dan variabel-variabel dari produk inilah yang kemudian
Universitas Sumatera Utara
merupakan basis dari pengendalian proses statistika. Atribut – atribut dan variabel –
variabel yang sesuai dalam pengukuran akan berbeda untuk setiap organisasi, tetapi pada umumnya atribut
– atribut dan variabel – variabel yang dipertimbangkan dalam pengukuran performansi kualitas adalah sebagai berikut :
1. Performansi performance, berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu. 2. Features, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya.
3. Keandalan, berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk itu. 4. Serviceability, berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan.
5. Konformansi, berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
6. Durability, berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari produk. 7. Estetika, berkaitan dengan desain dan kemasan dari produk itu.
8. Kualitas yang dirasakan bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk itu seperti meningkatkan gengsi, moral dan lain-lain.
Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki
produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik Statistical Quality Control sering disebut sebagai pengendalian proses statistik Statistical
Process Control . Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian proses statistik memang
dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama-sama maka pemakai akan melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Teknik-Teknik Perbaikan Kualitas