14 Adapun perundang-undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan
otonomi daerah adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 3.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
5. Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 6.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2.1.3 Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran adalah suatu laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusatdaerah, yang memperbandingkan antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan. Laporan realisasi keuangan
mencakup pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
Universitas Sumatera Utara
15 penambah nilai kekayaan bersih dalam satu periode anggaran
tertentu.Pendapatan suatu daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah.
Dana perimbangan adalah pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat yang ditujukan untuk membantu daerah memenuhi kebutuhan
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus.
Belanja daerah adalah pengeluaran yang dilakukan pemerintah daerah untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat.
Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Anggaran Belanja Daerah, Belanja daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung. Sedangkan menurut PP No. 71 Tahun 2010, belanja daerah terdiri dari belanja operasi, belanja modal, dan belanja lain-laintidak terduga.
Laporan realisasi anggaran gabungan pemerintah daerah disusun di semester I dan akhir tahun anggaran dan nilainya merupakan gabungan dari
seluruh SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan DPKD Dinas Pengelola Keuangan Daerah sebagai PPKDBUD. Pemerintah daerah yang berada di
bawah pengawasan Menteri Dalam Negeri diharuskan menyusun laporan keuangan harus sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006. Akan tetapi,
laporan keuangan daerah tersebut harus mengacu pada PP No. 71 Tahun 2010 pada saat diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK
Universitas Sumatera Utara
16 RI. Adapun konversi yang dilakukan terhadap laporan keuangan daerah
tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Konversi Pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran SKPD
Dari bagan diatas terlihat bahwa tidak diperlukan konversi Pendapatan Asli DaerahPAD untuk LRA SKPD.
Tabel 2.2 Konversi Belanja pada Laporan Realisasi Anggaran SKPD
Permendagri No. 13 Tahun 2006 PENDAPATAN
PP No. 71 Tahun 2010 SAP PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah
1. Pajak Daerah 1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah 2. Retiribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah 4. Lain-lain PAD yang Sah
Permendagri No. 13 Tahun 2006
BELANJA PP No. 71 Tahun 2010
SAP BELANJA A. Belanja Tidak Langsung
A. Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai 1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang 3.
Bunga 4.
Subsidi 5.
Hibah 6.
Bantuan Sosial
B. Belanja Langsung B. Belanja Modal
1. Belanja Pegawai 1. Belanja Tanah
2. Belanja Barang dan Jasa 2. Belanja Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal 3. Belanja Gedung dan Bangunan
4. Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Belanja Aset Tetap Lainnya 6. Belanja Aset Lainnya
Universitas Sumatera Utara
17 Untuk akun Belanja pada SKPD, konversinya adalah:
1. Dari komponen belanja langsung, yaitu belanja pegawai ke
komponen belanja operasi pada akun belanja pegawai. 2.
Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja barang dan jasa ke komponen belanja barang.
3. Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke
komponen belanja modal. Untuk akun pendapatan PPKD, seperti terlihat dalam bagan di bawah ini,
harus dilakukan konversi, yaitu: 1.
Dari komponen Dana Perimbangan, yaitu: dana Bagi hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan PajakSumber Daya Alam, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus ke Pendapatan Transfer. 2.
Dari komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, yakni : Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari
Provinsi lain atau Pemerintah Daerah KabupatenKota ke komponen Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.3 Konversi Pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran PPKD
Permendagri No. 13 Tahun 2006 PENDAPATAN
PP No. 71 Tahun 2010 SAP PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah A. Pendapatan Asli Daerah
1. Pajak Daerah 1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah 2. Retiribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
3. Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
B. Dana Perimbangan B. Pendapatan Transfer
1. Dana Bagi Hasil: Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan -
Dana Bagi Hasil Pajak 1. Dana Bagi Hasil Pajak
- Dana Bagi Hasil Bukan
PajakSumber Daya Alam 2. Dana Bagi Hasil Bukan
PajakSumber Daya Alam 2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus
4. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya
1. Pendapatan Hibah 1. Dana Otonomi Khusus
2. Dana Darurat 2. Dana Penyesuaian
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya Transfer Pemerintah Provinsi
4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi
Pemerintah Daerah Lainnya 2. Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
C. Lain-lain Pendapatan yang Sah
1. Pendapatan Hibah
2. Pendapatan Dana Darurat
3. Pendapatan Lainnya
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.4 Konversi Belanja pada Laporan Realisasi Anggaran PPKD
Sedangkan untuk akun Belanja Langsung PPKD, konversi sebagai berikut: 1.
Dari komponen belanja langsung, yaitu belanja pegawai ke komponen belanja operasi pada akun belanja pegawai.
2. Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja barang dan jasa
ke komponen belanja barang. 3.
Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke komponen belanja modal.
Permendagri No. 13 Tahun 2006 BELANJA
PP No. 71 Tahun 2010 SAP BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung A. Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai 1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang 3.
Bunga 4.
Subsidi 5.
Hibah 6.
Bantuan Sosial
B. Belanja Langsung B. Belanja Modal
1. Belanja Pegawai 1. Belanja Tanah
2. Belanja Barang dan Jasa 2. Belanja Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal 3. Belanja Gedung dan Bangunan
4. Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Belanja Aset Tetap Lainnya 6. Belanja Aset Lainny
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.5 Konversi Belanja Tidak Langsung pada Laporan Realisasi Anggaran PPKD
Untuk akun Belanja Tidak Langsung, yaitu Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga masuk dalam kelompok tersendiri
menurut PP No. 71 Tahun 2010, yaitu sebagai berikut: 1.
Dari komponen belanja tidak langsung, yaitu belanja tidak terduga ke komponen belanja tidak terduga.
2. Dari komponen belanja tidak langsung, yaitu belanja bagi hasil dan
belanja bantuan keuangan ke transferbagi hasil ke desa.
2.1.4 Dana Perimbangan