Analisis Regresi Linear Berganda Kesimpulan

70 0,10. Hasil perhitungan ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel bebasindependen dalam penelitian.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Model pengujian hipotesis yang digunakan adalah model regresi linear berganda Multiple Linear Regression. Model regresi linear berganda dikatakan sebagai model linear berganda yang baik apabila memenuhi kriteria estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE. Pada pengujian ini, seluruh data terlebih dahulu di trasnsform ke Logaritma. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahawa model regresi linear berganda dapat digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS diperoleh hasil pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.7 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3,109 1,884 1,650 ,109 DBH PAJAK ,056 ,086 ,081 ,658 ,515 ,729 1,372 DBH BUKAN PAJAK ,534 ,087 ,770 6,136 ,000 ,705 1,419 DANA ALOKASI UMUM ,170 ,117 ,157 1,449 ,157 ,952 1,050 a. Dependent Variable: BELANJA MODAL Sumber: Output SPSS Universitas Sumatera Utara 71 BM= 3,109 + 0,056DBH Pajak + 0,534 DBH Bukan Pajak + 0,170 DAU + e Keterangan: 1. Konstanta sebesar 3,109 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variable DBH Pajak, DBH Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum, maka Pengalokasian Anggaran Belanja Modal akan mengalami kenaikan, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel DBH Pajak, DBH Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum. 2. Setiap kenaikan pada variabel DBH Pajak akan diikuti dengan kenaikan pada variabel Belanja Modal sebesar 0,056 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan. 3. Setiap kenaikan pada variabel DBH Bukan Pajak akan diikuti dengan kenaikan pada variabel Belanja Modal sebesar 0,534 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan. 4. Setiap kenaikan pada variabel DAU akan diikuti dengan kenaikan pada variabel Belanja Modal sebesar 0,170 satuan dan variabel lainnya dianggap konstan. Universitas Sumatera Utara 72

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat dependen. Berikut ini adalah hasil uji signifikansi simultanF-test: Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 7,121 3 2,374 19,344 ,000 a Residual 3,927 32 ,123 Total 11,048 35 a. Predictors: Constant, DANA ALOKASI UMUM, DBH PAJAK, DBH BUKAN PAJAK b. Dependent Variable: BELANJA MODAL Sumber: Output SPSS Hasil pengujian signifikansi simultan menunjukkan nilai F hitung sebesar 19,344 dengan signifikansi 0,000 lebih besar dari F tabel sebesar 2,901 dengan signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa DBH Pajak, DBH Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum berpengaruh secara simultan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji signifikansi parsialUji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas independen yaitu Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum terhadap variabel terikat Universitas Sumatera Utara 73 Pengalokasian Anggaran Belanja. Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parsial uji-t : Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 3,109 1,884 1,650 ,109 DBH PAJAK ,056 ,086 ,081 ,658 ,515 ,729 1,372 DBH BUKAN PAJAK ,534 ,087 ,770 6,136 ,000 ,705 1,419 DANA ALOKASI UMUM ,170 ,117 ,157 1,449 ,157 ,952 1,050 a. Dependent Variable: BELANJA MODAL Sumber: Output SPSS Kesimpulan yang dapat diambil dari uji signifikansi parsial tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dana Bagi Hasil Pajak mempunyai nilai signifikansi 0,515 yang berarti lebih besar dari 0,05, sedangkan t hitungnya 0,658 1,69389. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja ModalY. 2. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05, sedangkan t hitungnya 6,136 1,69389. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Dana Bagi Universitas Sumatera Utara 74 Hasil Bukan Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja ModalY. 3. Dana Alokasi Umum mempunyai nilai signifikansi 0,157 yang berarti lebih besar dari 0,05, sedangkan t hitungnya 1,449 1,69389. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja ModalY

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

4.6.1 Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Bagi Hasil Pajak tidak berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dengan tingkat signifikansi lebih besar 0,05 yaitu 0,515. Hasil penelitian ini tidak mengindikasikan bahwa pengalokasian anggaran belanja modal tidak dipengaruhi oleh penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil bukan pajak . Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oviliza Haryouli, M. Rasuli, dan Devi Safitri 2013 yang memberikan hasil penelitian berupa adanya pengaruh dana bagi hasil pajak secara parsial terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Universitas Sumatera Utara 75

4.6.2 Pengaruh Dana Bagi Hasil Bukan Pajak terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Dana Bagi Hasil Bukan Pajak berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dengan tingkat signifikansi lebih kecil 0,05 yaitu 0,000. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pengalokasian anggaran belanja modal dipengaruhi oleh penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil bukan pajak yaitu dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam. Dana bagi hasil pajak atau dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam diperoleh dari enam sektor, yaitu Kehutanan, Perikanan, Pertambangan Umum, Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Panas Bumi, dan Pertambangan Gas Bumi dimana besarnya presentase yang diberikan telah diatur dalam Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 dan PP Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.

4.6.3 Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa DAU tidak berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,157. Hal ini mengindikasikan bahwa pengalokasian anggaran belanja modal tidak dipengaruhi oleh penerimaan yang berasal dari dana alokasi umum. Universitas Sumatera Utara 76

4.6.4 Pengaruh DBH Pajak, DBH Bukan Pajak, dan DAU terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa DBH Pajak, DBH Bukan Pajak, dan DAU secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian anggeran belanja modal. penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dini Arwati dan Novita Hadiati2013 memberikan hasil yang sama dengan penelitian ini yaitu PAD dan DAU berpengaruh signifikan terhadap besaran pengalokasian anggaran belanja modal. Universitas Sumatera Utara 77 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai betikut: 1. Secara Parsial dapat disimpulkan bahwa hanya Dana Bagi Hasil Bukan Pajak yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil sejalan dari Kusnandar dan Dodik Siswantoro2012 yang menyatakan bahwa secara parsial Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh secara parsial terhadap Belanja Modal. 2. Secara Simultan dapat disimpulkan bahwa Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal sehingga pemerintah daerah dapat menjadikan penelitian ini sebagai tolak ukur dalam pengalokasian besaran anggran belanja modal yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak, dan Dana Alokasi Umum. Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Oviliza Universitas Sumatera Utara 78 Haryuli, M. Rasuli, dan Devi Safitri 2013 yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli DaerahPAD, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, dan Derajat Kontribusi berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Modal

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 12