7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
2.1.1.1 Pengertian dan Unsur-Unsur APBD
Menurut Garrison dan Noreen 2006:402, “Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan
sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”. Menurut UU No. 33 Tahun 2004, “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang disebut
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Untuk pelaksanaan tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember Pemendagri Nomor 13 Tahun 2006. Unsur-unsur APBD menurut Halim 2004: 15-16 adalah sebagai
berikut : 1.
Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci. 2.
Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka. 3.
Periode anggaran yang biasanya 1satu tahun.
Universitas Sumatera Utara
8 4.
Adanya sumber penerimaan yang mrupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut dan adanya
biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan.
2.1.1.2 Fungsi APBD
Menurut Peraturan Menteri dalam Negri No. 13 Tahun 2006 ada enam fungsi APBD, yaitu :
1. Fungsi Otorisasi
Anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja daerah pada tahun bersangkutan. Fungsi Otorisasi yang
dimaksudkan disini adalah diberikannya kekuasaan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk melaksanakan setiap anggaran, pendapatan,
belanja dan pembiayaan yang telah dianggarkan dalam APBD.
2. Fungsi Perencanaan
Anggaran Daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan. Setelah APBD
telah ditetapkan, maka setiap pengguna anggaran diwajibkan untuk membuat anggaran kas agar kegiatan yang telah dianggarakan dalam
APBD dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Universitas Sumatera Utara
9 3.
Fungsi Pengawasan Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Dokumen perda tentang APBD memuat program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Terhadap program dan kegiatan yang dianggarkan dalam APBD tersebut
merupakan implementasi dan pelaksanaan atas urusan pemerintahan yang telah diserahkan dari pusat kepada daerah baik itu urusan wajib maupun
urusan pilihan.
4. Fungsi Alokasi
Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efesiensi dan efektifitas perekonomian. Sudah sepatutnya, ketika menyusun program dan kegiatan yang akan dianggarkan dalam
APBD, pemerintah lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja, sehingga pada akhirnya secara signifikan akan
mengurangi pengangguran di daerah yang tersebut.
5. Fungsi Distribusi
Anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan dalam pendistribusiannya. Masyaraka harust dapat menikmati
pelayanan-pelayanan umum yang bersumber dari anggaran tersebut.
Universitas Sumatera Utara
10 6.
Fungsi Stabilisasi
Anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah. Dengan fungsi
stabilisasi ini, APBD sejatinya dapat digunakan untuk menciptakan stabilitas ekonomi pada tingkat lokal.
2.1.1.3 Struktur APBD