Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jadwal Makan

frekuensi makan yang tidak tepat yaitu makan kurang dari tiga kali dalam sehari, berisiko 2,33 kali lebih besar menderita gastritis dibandingkan dengan frekuensi makan yang tepat. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika umumnya lambung kosong antara 3-4 jam, maka jadwal makan ini pun harus menyesuaikan dengan waktu kosongnya lambung tersebut Oktavani, 2011. Faktor lain yang menyebabkan frekuensi makan yang kurang cenderung rentan mengalami gastritis disebabkan frekuensi makan yang kurang membuat jumlah asupan makanan yang masuk kedalam lambung juga berkurang sehingga pengosongan lambung terjadi lebih cepat dan asam lambung pun meningkat. Hasil penelitian menunjukkan Tabel 4.23 bahwa sebagian besar SPG yang mengalami keluhan gejala gastritis telah memiliki frekuensi makan yang baik yaitu 82,8. Hal ini dapat terjadi disebabkan SPG tetap makan tiga kali sehari tetapi tidak tepat waktu, makanan selingan sangat jarang dikonsumsi dengan alasan pekerjaan yang tidak memungkinkan SPG untuk makan makanan selingan disela-sela waktu makan terlebih lagi SPG sering mengonsumsi makanan yang dapat memicu timbulnya keluhan gejala gastritis seperti makanan pedas, berminyak, bersantan dan bergas.

5.3.2 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jadwal Makan

Penilaian jadwal makan dilihat melalui waktu makan pagi, makan siang, dan makan malam SPG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100 SPG makan Universitas Sumatera Utara pagi 09.00. Sementara untuk waktu makan siang sebanyak 95,1 SPG makan siang pukul 13.00. Waktu ini dinilai sangat jauh dari waktu makan siang pada umumnya dikarenakan waktu istirahat makan siang SPG adalah pukul 14.00 membuat para SPG harus menyesuaikan jam makannya dengan waktu istirahat tersebut. Waktu makan malam dilakukan oleh 91,4 SPG pada pukul 19.00 bahkan hingga lebih dari pukul 22.00. Waktu ini juga dinilai sangat jauh dari waktu makan malam pada umumnya dikarenakan waktu pulang SPG untuk shift malam adalah pukul 22.00. Pada umumnya waktu untuk melakukan kegiatan makan yang baik adalah makan pagi sebelum pukul 09.00, makan siang pukul 12.00-13.00, dan makan malam pukul 18.00-19.00 WIB. Jadwal makan ini disesuaikan dengan waktu pengosongan lambung yakni 3-4 jam sehingga waktu makan yang baik adalah dalam rentang waktu ini sehingga lambung tidak dibiarkan kosong terutama dalam waktu yang lama Oktavani, 2011. Makan diluar waktu makan yang seharusnya dapat memicu gastritis karena lambung kosong dalam waktu yang lama sehingga asam lambung meningkat. Asam lambung yang meningkat membuat luka pada dinding lambung sehingga terjadilah gastritis. Hasil penelitian Tabel 4.24 menunjukkan bahwa mayoritas SPG yang memiliki jadwal makan yang kurang baik mengalami keluhan gejala gastritis yaitu sebanyak 87,5. Waktu makan SPG dapat berubah sesuai dengan pembagian shift kerja yang bertukar dalam periode waktu satu minggu. Hal ini membuat jadwal makan SPG menjadi tidak teratur dan berubah-ubah. Jadwal makan yang tidak teratur tentunya dapat menyerang lambung dan berisiko menyebabkan gastritis. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Reshhetnikov 2007 kepada 1562 orang dewasa yang menyimpulkan bahwa jeda antara waktu makan makan yang lama dan ketidakteraturan makan berkaitan dengan gejala gastritis. Keterlambatan jadwal makan dan ketidakteraturan makan yang dialami oleh SPG dapat menjadi faktor risiko terjadinya gastritis hal ini terjadi disebabkan waktu yang dibatasi oleh jam kerja sehingga waktu makan menjadi tidak teratur. Pola makan sehari-hari terlihat pada kebiasaan jadwal makan yang sering tidak teratur, seperti sering terlambat makan atau menunda waktu makan bahkan kadang tidak makan membuat perut mengalami kekosongan dalam waktu yang lama. Jadwal makan yang tidak teratur tentunya akan dapat menyerang lambung yang dapat menimbulkan penyakit maag atau gastritis. Sebaiknya jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur Almatsier, 2010.

5.3.3 Gambaran Keluhan Gejala Gastritis Berdasarkan Jenis Makanan

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

PERSEPSI SALES PROMOTION GIRL (SPG) TERHADAP PROFESINYA DAN RESPON SPG TERHADAP PERSEPSI PERSEPSI SALES PROMOTION GIRL (SPG) TERHADAP PROFESINYA DAN RESPON SPG TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT.

0 3 12

Gambaran Umum Sales Promotion Girls PERSEPSI SALES PROMOTION GIRL (SPG) TERHADAP PROFESINYA DAN RESPON SPG TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT.

0 6 13

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

1 1 15

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

0 0 2

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

0 0 6

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

0 1 32

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

1 5 5

Gambaran Pola Makan, Tingkat Stres, dan Keluhan Gejala Gastritis (Maag) pada Sales Promotion Girl (SPG) di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair

0 0 28

KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) PENGGUNA SEPATU HAK TINGGI DI SUZUYA MEDAN PLAZA PADA TAHUN 2015

0 1 15