Manado menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara stres dengan kejadian gastritis.
Stres merupakan salah satu faktor yang tidak terlalu berpengaruh terhadap timbulnya keluhan gejala gastritis pada SPG dikarenakan 50,6 SPG hanya
mengalami stres ringan. Namun untuk 40,6 SPG yang mengalami tingkat stres sedang dan 1,2 SPG yang mengalami tingkat stres berat, stres dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi timbulnya keluhan gastritis pada SPG karena keadaan stres menyebabkan produksi cairan asam lambung meningkat. Cairan asam
lambung ini dapat mengikis dinding lambung sehingga menimbulkan luka pada lambung dan menyebabkan gastritis. Hal ini dapat dilihat melalui hasil penelitian
Tabel 4.35, SPG yang mengalami stres berat mengalami keluhan gastritis dan 97,4 SPG yang mengalami stres sedang juga mengalami keluhan gastritis.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan terkena gastritis Prasetyo, 2014. Namun hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa seseorang yang memilki tingkat stres ringan juga dapat mengalami keluhan gastritis menimbang banyak faktor lain yang mendampingi
timbulnya keluhan gastritis pada individu.
5.5 Gambaran Pola Makan Berdasarkan Tingkat Stres
Stres merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola makan. Biasanya seseorang yang mengalami stres cenderung memiliki pola makan yang
tidak sehat karena kurang memperhatikan frekuensi, jadwal, jenis dan asupan makanan yang dikonsumsi.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dibuktikan dalam penelitian ini karena sebagian besar SPG yang mengalami stres tingkat sedang memiliki frekuensi makan yang kurang yakni
25,6 dan memiliki jadwal makan kurang baik yaitu sebanyak 100. Selain frekuensi dan jadwal makan yang kurang, asupan makanannya juga kurang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar SPG yang mengalami tingkat stres sedang memiliki asupan energi yang kurang yaitu sebanyak 64,1 dan asupan
karbohidrat yang kurang yakni sebanyak 89,7. Selain asupan yang kurang, hasil penelitian ini juga menunjukkan sebagian besar SPG yang mengalami tingkat
stres sedang memiliki asupan protein yang lebih yakni sebanyak 87,2 dan asupan lemak yang baik yakni sebanyak 41,1. Pada SPG yang mengalami
tingkat stres berat, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ia memiliki jadwal makan yang kurang baik. Sama halnya dengan jadwal yang kurang baik, asupan
makanan SPG yang mengalami tingkat stres berat juga kurang hal ini dapat dilihat melalui asupan kalori, asupan karbohidrat, dan asupan lemaknya yang kurang.
Stres ditimbulkan karena adanya masalahtuntutan dari lingkungan dan tidak adanya kesesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima tersbut dengan
kemampuan untuk mengatasinya Lokker, 2005. Orang yang mengalami stres sibuk memikirkan bagaimana mengatasi masalah yang menjadi stressor sehingga
kurang memperhatikan pola makan yang sehat dan pada umumnya membuat sesorang akan kehilangan nafsu makan.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Marhamah 2015 yang meneliti Pengaruh Stres Terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitiannya
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa terdapat hubunganpengaruh stres terhadap pola makan dan memiliki hubungan negatif yaitu jika stres semakin tinggi maka pola makannya
buruk. Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Robiah 2012
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan tingkat stres dengan pola makan pada mahasiswa tingkat akhir di FMIPA UI. Responden dengan tingkat stres berat
beresiko 6,5 kali lebih besar untuk memiliki pola makan yang tidak baik dibandingkan dengan tingkat stres ringan.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang gambaran pola makan, tingkat stres, dan keluhan gejala gastritis maag pada Sales Promotion
Girl SPG di Matahari Departemen Store Plaza Medan Fair didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Pola makan dilihat melalui frekuensi makan, jadwal makan, jenis makanan dan asupan makanan. Sebagian besar SPG Matahari Depatemen Store
memiliki frekuensi makan yang baik dengan jadwal makan yang kurang baik. Jenis makanan yang cenderung dikonsumsi sebagian besar SPG
Matahari Departemen Store adalah makanan yang berisiko menimbulkan keluhan gejala gastritis seperti makanan yang digoreng, pedas, bersantan
dan mengandung gas. Asupan makanan dilihat melalui asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Sebagian besar SPG Matahari Departemen
Store memiliki asupan energi dan karbohidrat yang kurang. Namun, mayoritas SPG Matahari Departemen Store memiliki asupan protein yang
lebih dan untuk asupan lemak yang cukup baik. 2. Jumlah SPG Matahari Departemen Store yang mengalami keluhan gastritis
cukup tinggi dan gejala yang paling umum dikeluhkan adalah sering sendawa.
3. Sebagian besar SPG Matahari Departemen Store hanya memiliki tingkat stres yang ringan.
Universitas Sumatera Utara
89