Tabel 4.29 Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden
Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pelaksanaan No
Bentuk Partisipasi Penghasilan
Jumlah 1 juta
1 – 5 juta 5 juta
1. Tenaga
23 28
1 52
2. Uang
- 2
- 2
3. Tanah
- 6
7 13
4. Keahlian
9 8
- 17
5. Tidak memberikan pilihan
4 4
4 12
Jumlah 36
48 12
96
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi melalui
tenaga dengan penghasilan1 juta sebanyak 23 orang, 1-5 juta sebanyak 28 orang, dan 5 juta sebanyak 1 orang. Responden yang berpartisipasi melalui uang hanya pada responden
dengan penghasilan 1-5 juta sebanyak 2 orang. Responden yang berpartisipasi melalui tanah terdapat pada responden dengan penghasilan 1-5 juta sebanyak 6 orang, dan 5 juta sebanyak
7 orang. Responden yang berpartisipasi melalui keahlian dengan tingkat penghasilan 1 juta sebanyak 9 orang, dan 1-5 juta sebanyak 8 orang. Pada tahap ini, responden yang paling
banyak berpartisipasi adalah responden dengan penghasilan 1-5 juta.
4.8.3 Perbandingan Kondisi Sosial Ekonomi Responden pada Tahap Pengawasan
Berikut ini merupakan perbandingan kondisi sosial ekonomi responden pada tahap pengawasan pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecmatan Rawang:
Tabel 4.30 Perbandingan Jenis Kelamin Responden
Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan No
Bentuk Partisipasi Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1. Kesesuaian bentuk prasarana dengan
rencana yang ditetapkan 11
3 14
2. Daya guna
14 11
25 3.
Hasil guna 28
15 43
4. Tidak memberikan pilihan
9 5
14
Jumlah 62
34 96
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa pada tahap pengawasan, laki-laki juga lebih
mendominasi dibandingkan dengan perempuan. Terlihat dari jumlah laki-laki yang berpartisipasi dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan
sebanyak 11 orang, daya guna sebanyak 14 orang, dan hasil guna sebanyak 28 orang. Sedangkan perempuan yang berpartisipasi dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana
dengan rencana yang ditetapkan sebanyak 3 orang, daya guna sebanyak 11 orang, dan hasil guna sebanyak 5 orang.
Tabel 4.31 Perbandingan Usia Responden
Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasn
No Bentuk Partisipasi
Usia Jumlah
20 21 – 30 31 – 40 41 - 50 50
1. Kesesuaian bentuk prasarana
dengan rencana -
3 4
4 3
14 2.
Daya guna -
4 10
5 6
25 3.
Hasil guna -
12 17
10 4
43 4.
Tidak memberikan pilihan -
4 4
2 4
14
Jumlah -
23 35
21 17
96 Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi melalui dalam mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan di rentang
usia 21-30 sebanyak 3 orang, usia 31-40 sebanyak 4 orang, usia 41-50 sebanyak 4 orang, dan usia 50 sebanyak 3 orang. Daya guna di rentang usia 21-30 sebanyak 4 orang, usia 31-40
sebanyak 10 orang, 41-50 sebanyak 5 orang, dan usia 50 sebanyak 6 orang. Hasil guna di rentang usia di rentang usia 21-30 sebanyak 12 orang, usia 31-40 sebanyak 17 orang, usia 41-
50 sebanyak 10 orang, dan usia 50 sebanyak 4 orang.
Tabel 4.32 Perbandingan Tingkat Pendidikan Responden
Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan
No Bentuk Partisipasi
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD SMP
SMA AK Sarjana
1. Kesesuaian bentuk prasarana
dengan rencana 1
- 8
3 2
14 2.
Daya guna 3
1 15
2 4
25 3.
Hasil guna 10
10 12
5 6
43 4.
Tidak memberikan pilihan 3
5 3
- 3
14
Jumlah 17
16 38
10 15
96
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi dalam
mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 8 orang, akademi sebanyak 3 orang, dan
sarjana sebanyak 2 orang. Daya guna dengan tingkat pendidikan pendidikan SD sebanyak 3 orang, SMP sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 15 orang, akademi sebanyak 2 orang, dan
sarjana sebanyak 4 orang. Daya guna dengan tingkat pendidikan pendidikan SD sebanyak 10 orang, SMP sebanyak 10 orang, SMA sebanyak 12 orang, akademi sebanyak 5 orang, dan
sarjana sebanyak 6 orang Pada tahap ini, responden yang paling banyak berpartisipasi adalah responden dengan pendidikan SMA.
Tabel 4.33 Perbandingan Tingkat Penghasilan Responden
Dengan Bentuk Partisipasi Pada Tahap Pengawasan No
Bentuk Partisipasi Penghasilan
Jumlah 1 juta
1 – 5 juta 5 juta
1. Kesesuaian bentuk
prasarana dengan 3
9 2
14 2.
Daya guna 8
14 3
25 3.
Hasil guna 20
18 5
43 4.
Tidak memberikan pilihan 5
7 2
14
Jumlah 36
48 12
96
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berpartisipasi dalam
mengawasi kesesuaian bentuk prasarana dengan rencana yang ditetapkan pada penghasilan 1 juta sebanyak 3 orang, 1-5 juta sebanyak 9 orang, dan 5 juta sebanyak 2 orang. Daya
guna, pada penghasilan 1 juta sebanyak 8 orang, 1-5 juta sebanyak 14 orang, dan 5 juta sebanyak 3 orang. Hasil guna, pada penghasilan 1 juta sebanyak 20 orang, 1-5 juta
sebanyak 18 orang, dan 5 juta sebanyak 5 orang. Pada tahap ini, responden yang paling banyak berpartisipasi adalah responden dengan penghasilan 1-5 juta.
4.9 Analisis Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Berdasarkan tabel-tabel di atas, diperoleh informasi bahwa dari ketiga tahapan pembangunan sanitasi air bersih beserta bentuk partisipasi yang dilakukan, jenis kelamin laki-
laki mendominasi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini cukup beralasan karena partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam pembangunan adalah berbeda.
Hal ini disebabkan oleh adanya sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan perbedaan-perbedaan hak
dan kewajiban antar pria dan wanita.
Berdasarkan rentang usia, dapat dilihat bahwa usia 31-40 tahun mendominasi pada setiap tahapan pelaksanaan pembangunan, baik dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan
maupun dari jumlah keseluruhan responden. Usia tersebut merupakan usia produktif. Penduduk usia produktif secara rill berarti penduduk produktif yang pada umumnya masuk
dalam kelompok telah siap bekerja atau bisa bekerja, dimana pada usia ini sangat berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk berpartisipasi Slamet,1994.
Untuk tingkat pendidikan yang paling banyak memberikan bentuk partisipasi, baik pada tingkat perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan adalah tingkat SMA, diikuti
dengan jenjang pendidikan lain dengan selisih yang tidak terlalu jauh. Menurut Litwin 2000, bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan seseorang, tentunya mempunyai
pengetahuan yang luas tentang pembangunan dan bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat
diberikan. Namun, dari penelitian ini terjadi perbedaan, dapat dilihat bahwa tinggi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam ketiga tahapan partisipasi dalam pembangunan infrastruktur sanitasi air
bersih. Bukti menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih rendah malah lebih banyak berpartisipasi dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi.
Menurut Barros 1993, bahwa penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran tunai dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk yang
berpenghasilan pas-pasan akan cenderung berpartisipasi dalam hal tenaga. Dari tabel di atas, terlihat bahwa penghasilan responden yang paling banyak memberikan bentuk partisipasi,
baik pada tingkat perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan adalah mereka yang memiliki penghasilan Rp1.000.000-Rp5.000.000. Sedangkan yang memberikan partisipasi
paling sedikit pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, adalah mereka yang memiliki penghasilan Rp 5.000.000.
Berikut adalah hasil uji statistik hubungan sosial ekonomi dengan bentuk partisipasi masyarakat pada pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat dengan ketentuan: Jika X² hitung X² tabel df k-1 x k-1 = 2, H0 : diterima, dan jika X² hitung X² tabel df k-1 x k-1 = 2, H1: diterima H0 ditolak, pada tingkat
kepercayaan 95 = 5,991.
Tabel 4.34 Hubungan Bentuk Partisipasi Responden Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Pada
Tahapan Pembangunan Sanitasi Air Bersih
No Bentuk Partisipasi Pada
Pembangunan Sanitasi Air Bersih
Nilai X² Kondisi Sosial Ekonomi Responden
NILAI X²
TABE L
Jenis Kelami
n Usia
Tkt. Pendidika
n Penghasila
n
1. Tahap Perencanaan
keaktifan warga mengikuti pertemuan, menyampaikan
usulansaran,
dan keterlibatan dalam
pengambilan keputusan 7,644
3,346 7,448
12,047 5,991
2. Tahap Pelaksanaan tenaga,
uang, tanah, dan keahlian 17,373
34,974 28,390 38,252
5,991 3.
Tahap Pengawasan kesesuaian prasarana
dengan rencana, daya guna dan hasil
guna 2,009
5,828 21,163
3,533 5,991
Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahap perencanaan, nilai X²
hitung jenis kelamin 7,644, pendidikan 7,448, dan penghasilan 12,047 lebih besar dari nilai X² tabel 5,991. Dengan demikian diketahui bahwa terdapat hubungan antara bentuk
partisipasi dengan kondisi sosial ekonomi responden. Dengan kata lain, faktor yang paling mempengaruhi partisipasi responden pada tahap perencanaan pembangunan sanitasi air
bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Rawang adalah jenis kelamin, pendidikan dan penghasilan.
Pada tahap pelaksanaan dapat diketahui bahwa nilai X² hitung jenis kelamin 17,373, usia 34,974, pendidikan 28,390, dan penghasilan 38,252 lebih besar dari nilai X² tabel
5,991. Dengan kata lain, bahwa ada pengaruh bentuk partisipasi responden dengan kondisi sosial ekonomi pada tahap pelaksanaan pembangunan sanitasi air bersih melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Rawang, yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan,dan penghasilan.
Pada tahap pengawasan, diketahui bahwa nilai X² hitung usia 5,828 dan pendidikan 21,163 lebih besar dari nilai X² tabel 5,991. Dengan demikian terdapat hubungan antara
bentuk partisipasi responden dengan kondisi sosial ekonomi. Dengan kata lain, bahwa ada pengaruh bentuk partisipasi responden dengan kondisi sosial ekonomi pada tahap
pengawasan pembangunan sanitasi air bersih melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, yaitu usia dan pendidikan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan