84 dapat menjaga pandangan mata dari orang yang memamerkan aurat. Berikut ini
petikan wawancaranya : “Ya, setidaknya dengan belanja disini sudah membuat kita
bertransaksi yang sesuai syariah”. Wawancara dengan Bapak Syawaludin, 2007
“Sudah, minimal saya sudah mulai membiasakan diri saya untuk selektif berbelanja di tempat yang berani membawa
label halal”. Wawancara dengan Ibu Mariana, 2007 “Menurut saya berbelanja adalah aktifitas sehari-hari manusia.
Dan ibadah itu adalah aktifitas tidak hanya dalam konteks ritual tapi juga bagaimana setiap perbuatan kita terikat dalam
aturan ALLAH swt setiap saat, setiap waktu, kapan saja dan dimana saja. Dengan belanja disini, minimal bisa
mensituasikan keimanan dan menjaga mata agar tidak bermaksiat.” Wawancara dengan Dita Hasni, 2007
4.10. Harga dan Pelayanan
Dari data kuantitatif yang diperoleh terlihat bahwa para konsumen diswalayan ini lebih tertarik berbelanja disini bukan dikarenakan aspek ekonomi seperti jarak
swalayan yang berdekatan dengan rumah, adanya diskon untuk produk tertentu, harga yang lebih murah dibandingkan dengan tempat lain juga adanya tawaran-tawaran
hadiah ketika berbelanja di Madinah syariah ini. Untuk produk-produk yang didiskon menurut para konsumen masih sangat kurang disosialisasikan bahkan mereka tidak
tahu bahwa ada produk yang di diskon. Hadiah-hadiah yang ditawarkan oleh swalayan ini dari poin belanja yang dikumpulkan ketika berbelanja juga bukan
menjadi faktor yan mendorong tertariknya orang untuk belanja ke Madinah syariah, justru aspek ekonomi inilah yang menjadi urutan terakhir dalam orientasi konsumen
berbelanja di Madinah syariah dengan menggunakan kajian Spranger. Berbicara mengenai masalah harga, ada yang sama sekali tidak mau perduli karena tujuannya
Universitas Sumatera Utara
85 belanja di Madinah Swalayan lebih mementingkan aspek rohaniah semata namun
ada juga untuk beberapa produk yang dianggap mahal seperti kerudung, manset, dan juga buku-buku yang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di luaran. Namun
walaupun demikian untuk kebutuhan umum yang biasa di jual di sebuah swalayan harganya relatif sama jika dibandingkan dengan harga di luaran. Pihak swalayan tidak
ingin berjualan dengan harga rendah di bawah standar karena dapat mematikan pasar lainnya, yang di dalam Islam hal itu jelas dilarang juga melanggar Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Berikut petikan wawancaranya dengan beberapa orang informan :
“Saya tidak begitu perduli, saya lebih mengutamakan kepada bentuk rohaniah”. Wawancara dengan Bapak M Yusuf, 2007
“Biasa aja untuk barang-barang kebutuhan umum, dan mahal untuk barang-barang seperti kerudung, manset, buku-buku
islam”. Wawancara dengan Dita Hasni, 2007
Dalam hal pelayanan swalayan Madinah Syari’ah berusaha dengan semaksimal mungkin menyenangkan hati para konsumen. Satu hal yang selalu
menjadi motto bagi para karyawan di Madinah Swalayan yaitu kerja adalah ibadah juga pelayanan dengan sepenuh hati. Satu hal yang paling membedakan swalayan
Madinah Syari’ah dengan swalayan lainnya adalah para pegawai di Madinah Swalayan membiasakan mengucapkan salam kepada setiap pengunjung dan juga
mengucapkan akad jual beli pada saat melakukan transaksi yang dianjurkan dalam Islam. Senyum dan keramahan terpancar dari setiap perilaku karyawan Madinah
Swalayan. Berikut petikan wawancaranya :
Universitas Sumatera Utara
86
“Bagus, karena membiasakan mengucapkan salam, dengan begitu sudah membuat saya bergembira”. Wawancara dengan
Bapak M.Yusuf, 2007
Dalam hal aspek sosial kemasyarakatan, diantaranya yaitu toleransi. Toleransi ini dapat dilihat darti konsumen yang berbelanja disini tidak hanya dari kalangan
umat Islam saja justru sama seperti swalayan lainnya yang juga dimasuki oleh multi agama. Letak plaza millennium yang berhadapan dengan sebuah gereja membuat para
jamaatnya menyempatkan diri pada hari minggu untuk berbelanja di swalayan ini.hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan parson dalam skema A-G-I-L nya yang
membahas tentang adaptasi. Adanya kotak infak dan keuntungan yang diperoleh oleh swalayan Madinah syariah ini sangat membantu golongan miskin dan kaum yang
lemah, menciptakan pergaulan dengan sesama ketika berbelanja disini juga dapat memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Selain dari jaminan kehalalan belanja
di swalayan ini juga telah membuat konsumen melakukan transaksi yang dianjurkan dalam Islam. Bagi salah seorang informan ia menganggap keuntungan yang
diperolehnya yaitu dapat mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa orang-orang modern yang hidup di kota besar tidak boleh melupakan dan lepas dari syariat Islam.
Berikut petikan wawancaranya :
“Rasa aman dalam produk dan kenyamanan”. Wawancara dengan Bapak Arif Kurniawan, 2007
“Secara materi tidak, tapi secara langsung mengajari anak-anak bahwa orang modern tidak boleh lepas dari
syariat”.Wawancara dengan Bapak M. Yusuf, 2007
4.11. Swalayan Syari’ah dalam pandangan konsumen