59
4.3. Tujuan dan faktor-faktor berdirinya Swalayan Madinah Syari’ah
Keimanan memegang peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsung akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,
gaya hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap manusia, sumberdaya dan lingkungan. Menurut Chapra The Future of Economic cara
pandang ini akan sangat mempengaruhi sifat, kuantitas dan kualitas kebutuhan materi maupun kebutuhan psikologis dan metode pemenuhannya. Keyakinan demikian juga
akan senantiasa meningkatkan keseimbangan antara dorongan materil dan spritual, meningkatkan solidaritas keluarga dan sosial, dan mencegah berkembangnya kondisi
yang tidak memiliki standar moral. Keimanan akan memberikan saringan moral yang memberikan arti dan tujuan pada penggunaan sumber daya, dan juga memotivasi
mekanisme yang diperlukan bagi operasi yang efektif. Saringan moral bertujuan menjaga kepentingan diri tetap berada dalam batas-batas kepentingan sosial
preferensi individual sesuai dengan prioritas sosial dan menghilangkan atau meminimalisasi penggunaan sumber daya untuk tujuan yang akan menggagalkan visi
sosial tersebut. Melihat jumlah umat Islam yang begitu besar di Indonesia namun kenyataan
yang ada justru umat Islam berada di posisi marginal dalam hal ini di bidang ekonomi menjadikan landasan untuk membentuk sebuah lembaga ekonomi yang
dikelola dengan sistem syari’ah agar suatu hari umat Islam dapat bangkit dan tidak hanya jadi sekedar penonton dalam ruang lingkup ekonomi akan tetapi juga sebagai
pemain. Berikut petikan wawancara dengan pemilik swalayan Madinah syari’a h :
Universitas Sumatera Utara
60 “Dakwah sebagai bahasa modern marketing, menyampaikan
nilai-nilai Islam, nilai-nilai syari’ah. Dimana wilayah syari’ah lebih kecil dari Islam. Berangkat dari pemikiran umat Islam
berada pada posisi marginal secara ekonomi sementara yang menjadi dilema dimana umat Islam yang menjadi mayoritas di
negeri ini tapi kenapa sektor ekonomi sebagaian besar bukan berada di tangan umat Islam. Dari pemikiran ini timbullah
harapan swalayan ini menjadi kendaraan umat Islam dari segi ekonomi”. Wawancara dengan Bapak Fendi, 2007
Dengan begitu banyaknya keburukan yang dihasilkan oleh ekonomi kapitalis tergugahlah untuk didirikannya suatu lembaga ekonomi yang dikelola secara syariah
yaitu swalayan Madinah syari’ah. Berikut petikan wawancara dengan pemilik swalayan Madinah Syari’ah :
“Kesadaran bahwa ekonomi kapitalis sudah banyak makan korban, banyak pasar tradisional gulung tikar yang diakibatkan
persaingan harga. Dengan harapan bisa menjadi bagian kecil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bertransaksi
secara syari’ah”.Wawancara dengan Bapak Fendi, 2007
Salah satu kelebihan dari swalayan Madinah Syari’ah ini dimana mereka tidak hanya berjualan produk tetapi melalui usaha ritel mereka juga berdakwah menyampaikan
ajaran-ajaran Islam. Untuk Indonesia swalayan Madinah Syari’ah ini adalah Swalayan Syari’ah pertama yang ada di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya
: “Dakwah sambil berbisnis, dengan berdakwah pada saat yang
sama bisa menjadi energi untuk berbisnis seperti yang dilakukan Rasulullah. Dari segi bisnis swalayan syari’ah
sangat relevan dengan bisnis, berusaha tampil beda dengan model syari’ah. Dengan brand syari’ah operasionalisasi
sungguh-sungguh dengan prinsip syari’ah dimana arti brand itu sendiri adalah janji”.“Untuk di Indonesia ya, walaupun
sebenarnya di Medan sudah ada swalayan dimana karyawannya memakai jilbab semua, hanya saja dia tidak
dipublikasikan, contohnya adalah swalayan yang ada di depan UISU”. Wawancara dengan Bapak Fendi, 2007
Universitas Sumatera Utara
61 Spranger membagi manusia ke dalam enam tipe yaitu salah satunya adalah
tipe manusia agama. Menurut Spranger inti daripada hal keagaman itu terletak dalam pencarian terhadap nilai tertinggi daripada keberadaan ini, siapa yang belum mantap
akan hal ini belumlah mencapai apa yang seharusnya dikejarnya, dia belum mencapai dasar yang kuat dalam hidupnya. Sebaliknya siapa yang sudah mencapai titik
tertinggi itu akan merasa bebas, tenteram dalam hidupnya. Bagi seorang yang termasuk golongan tipe ini segala sesuatu itu diukur dari segi artinya bagi kehidupan
rohaniah kepribadian, yang ingin mencapai keselarasan antara pengalaman batin dengan arti daripada hidup ini. Kisah tanah wakaf pada masa Rasulullah telah
memberikan inspirasi bagi pemilik swalayan untuk mendirikan sebuah swalayan yang pengelolaannya dilakukan dengan sistem syari’ah, disamping sebagai bentuk
kepatuhannya dalam menjalankan ajaran agama dan berbuat sesuatu untuk agama. Dengan latar belakang agama inilah menggugah untuk didirikannya sebuah swalayan
yang dikelola dengan prinsip syariah. Berikut petikan wawancara dengan pemilik swalayan Madinah Syari’ah
“Kisah para wakaf di zaman Rasulullah yang telah mengilhami untuk didirikannya supermarket syari’ah pertama
di Indonesia. Saya ingin perjuangan Rasulllah mengembangkan ekonomi umat Islam lewat pasar wakaf yang berasal dari tanah
lapang itu bisa terulang kembali lewat visi supermarket yang didirikan. Apalagi saat ini setelah Madinah Syari’ah mandiri
saya bisa menerapkan konsep syari’ah secara kaffah di supermarket yang saya pimpin”. Wawancara dengan Bapak
Fendi, 2007
Universitas Sumatera Utara
62
4.4. Kelebihan dan Keunggulan