BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. KESIMPULAN
1. Pelapisan ulang lapis tambah overlay menjadi suatu cara alternatif dalam
peningkatan kinerja perkerasan baik struktural maupun fungsional karena tidak membutuhkan biaya cost yang cukup besar. Pelapisan ulang bertujuan untuk
mengembalikan kekuatan perkerasan sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jalan. Salah satunya bahan penambahan
tersebut adalah lapisan beraspal AC. 2.
Dalam menentukan tebal overlay yang tepat, akurat dan ekonomis haruslah dipikirkan parameter-parameter perencanaannya, diantaranya adalah beban lalu
lintas CESA, kondisi permukaan perkerasan, CBR-Value, lendutanload transfer dan sebagainya. Hal ini nantinya akan berpengaruh kepada ketebalan
overlay sehingga berdampak kepada kinerja perkerasan itu sendiri. 3.
Dari hasil perhitungan CESA, ketiga metoda perencanaan overlay tersebut memberikan perbedaan nilai kumulatif beban lalu lintas rencana yang cukup
signifikan. Metoda AUSTROADS menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari metoda AASHTO dan Asphalt Institute. Perbedaan nilai angka ekivalen E
atau Vehicle Damage Factor VDF dari ketiga metoda merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi jumlah kumulatif beban lalu lintas rencana
CESA. 4.
Dari perhitungan Tebal Overlay, perbedaan nilai ESAL sangat mempengaruhi kepada ketebalan overlay cm. Metoda AUSTROADS cenderung memiliki
ketebalan yang sama pada setiap nilai ESAL karena pada nomogram hasil yang
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan selalu dibawah ketebalan yang disarankan T
min
= 10 cm . Metoda AASHTO menunjukkan perbedaan ketebalan overlay yang variatif
karena disebabkan oleh AASHTO dalam perencanaannya lebih banyak menggunakan parameter disain dalam menentukan tebal overlay sehingga
hasilnya lebih akurat. Dan Metoda Asphalt Institute, dari hasil perhitungan dan nomogram menunjukkan nilai tebal overlay rata-rata tinggi yaitu 20 cm
untuk setiap desain ESAL. Oleh sebab itu, untuk metoda Asphalt Institute walaupun tebal overlay 20 cm mengingat tidak ekonomis under-over
design diambil tebal keseragaman yaitu 20 cm.
5. Dengan demikian dari ketiga metoda diatas, Metoda AASHTO-lah yang lebih
akurat dalam menentukan ketebalan lapis tambah overlay karena lebih banyak menggunakan parameter-parameter desain perencanaan dibandingkan
dengan metoda lain. AASHTO menggunakan pendekatan beban lalu lintas, kondisi perkerasan, CBR – Value, dan lendutanload transfer. Sedangkan
AUSTROADS dan Asphalt Institute hanya menggunakan pendekatan beban lalu lintas dan CBR – Value. Dua faktor perencanaan itu saja tidak cukup dalam
penentuan tebal overlay suatu perkerasan. Dalam menentukan suatu tebal overlay yang tepat, akurat dan ekonomis diperlukan parameter-parameter
desain perencanaan yang lebih banyak, hal ini akan mempengaruhi kinerja perkerasan dalam menerima beban lalu lintas nantinya.
Universitas Sumatera Utara
V.2. SARAN