Tindak Kekerasan Dan Kriminalisasi

69 Penjelasan Harapan Nauli didukung oleh Sutan Humala Hasibuan dengan dasar surat tanah tahun 1998 masuk wilayah desa Unterudang. Sedangkan tokoh masyarakat Aek Buaton menyatakan bahwa tanah itu adalah tanah ulayatnya dengan dasar peta wilayah tahun 1950 an yang ditanda tangani oleh Sutan Palaon Hasibuan sebagai ketua kedewanan luhat Unterudang yang merupakan ayah kandung Sutan Humala. Ditambah dengan surat tahun 1996 yang di akui oleh empat kerajaan luhat dan ditanda tangani Sutan Humala sendiri. Situasi ini menjadikan suasana konflik semakin memanas. Sampai saat ini tahun 2014 masyarakat Aek Buaton masih tetap melakukan aktifitasnya dalam melakukan reclaiming. Namun harus diakui, semangat perjuangan merebut kembali tanah tersebut semakin mengendur. Gerakan-gerakan yang dilakukan semakin hari semakin bersifat individual. Terlebih pasca bentrokan hebat yang dialami masyarakat Aek Buaton pada bulan Maret 2013. Rasa trauma dan ketakutan masih sedikit banyak menghantui perjuangan untuk mereclaiming tanah tersebut.

4.3 Tindak Kekerasan Dan Kriminalisasi

Selama melakukan perjuangan merebutkan kembali tanah seluas 1500 ha milik masyarakat adat aek buaton, kerap kali terjadi aksi teror dan intimidasi dialami oleh masyarakat. Bentrok dan berurusan dengan pihak kepolisian adalah suatu hal yang kerap dialami. Namun, peristiwa yang sampai menimbulkan korban luka fisik Universitas Sumatera Utara 70 yang cukup parah maupun adanya proses kriminalisasi baru dialami masyarakat Aek Buaton di tahun 2013. Peristiwa ini bermula pada hari Minggu tanggal 20 Februari 2013. Sekitar jam 11.00 WIB Amir Khusein Hasibuan dan menantunya Muhammad Idris Harahap Angota Polsek Barumum Sibuhuan datang kelokasi lahan garapan masyarakat. Amir Khusein dan Muhammad Idris Harahap kemudian mengintimidasi warga sambil mengarahkan pistol ke arah warga. Muhammad Idris memaksa warga untuk meninggalkan lahan dengan alasan lahan sekitar seratus dua puluh Hektar 120 Ha merupakan milik mereka. Atas tindakan Amir Khusein dan menantunya tersebut masyarakat kemudian menjadi marah dan bentrokan pun tidak dapat dihindarkan. Setelah bentrokan terjadi, Idris Harahap kemudian membuat dan menanda tangani surat pernyataan tidak akan menuntut lagi kepemilikan tanah itu dan tidak akan menuntut warga atas perkelahian itu secara pidana. Dilakukannya perdamaian dengan perjanjian oleh Muhammad Idris dengan masyarakat disaksikan oleh Kapolsek Barumun Tengah dan anggota – anggota Koramil Barumun Tengah. Peristiwa berlanjut pada sekitar tanggal 22 Februari 2013, Camat Barumun Tengah dan Camat Aek Nabara Barumun beserta rombongannya dan dua orang warga Bahal Batu diduga Preman meninjau kelahan sengketa, dengan alasan mau membicarakan persoalan lahan sengketa. Masyarakat mempertanyakan kepada camat mengapa membawa warga bahal batu yang diduga premen tersebut kalau mau mendiskusi soal lahan, bapak camat bisa mengundang warga datang kekantor untuk Universitas Sumatera Utara 71 diskusi, dan bukan menakut – nakuti masyarakat dengan preman. Pada saat itu terjadi kesalah pamaham antara masyarakat dengan camat dan terjadilah keributan. Pada hari sabtu tanggal 23 Maret 2013, pihak kepolisian Barumun Tengah pada sekitar pukul 05.30 pagi melakukan penangkapan terhadap tiga orang warga: Banua Nasution umur 48 Tahun. Jul Abdi Nasution Umur 30 Tahun, dan Tongku Nasution umur 22 Tahun, dengan tuduhan melakukan pengrusakan barang. Pada saat penangkapan tersebut menurut masyarakat, Muhammad Idris Harahap yang bertugas di Polsek Barumun Sibuhuan , ikut melakukan penangkapan, bahkan dilihat warga melakukan penyiksaan terhadap Banua Nasution. Atas penangkapan tiga orang warga itu masyarakat empat desa sekitar jam 7.30 pagi mendatangi Mapolsek Barumun Tengah dengan tujuan meminta Kapolsek untuk mengeluarkan tiga anggota masyarakat tersebut. Masyarakat yang mendatangi Mapolsek terdiri dari dua gelombang. Pertama kali yang datang adalah empat puluh orang warga yang terdiri dari perempuan, anak –anak dan laki-laki dewasa. kemudian menyusul 80 orang warga. Menurut Husni Mubarak, Kepala Desa Aek Buaton: “Sesampai di Mapolsek 40 orang warga yang terdiri dari perempuan, anak- anak, dan laki-laki dewasa, belum sempat melakukan dialog dengan pihak kepolisian ketika penembakan terjadi, atas penembakan tersebut masyarakat kemudian melakukan perlawanan dengan melempari Mapolsek dengan Batu”. Dengan terjadinya penembakan tersebut 12 orang warga mengalami luka tembak dua diantaranya perempuan. Pada saat kejadian menurut keterangan warga, Universitas Sumatera Utara 72 masyarakat yang hendak menolong warga yang tertembak juga terus di tembaki oleh pihak kepolisian, dan itulah yang menyebabkan banyak warga yang tertembak. Nama – nama masyarakat yang tertembak pada peristiwa tersebut adalah sebagai berikut :  Asrian Harahap Tertmbak Pada Bagian Punggung Dan Tembus Ke Dada  Tk Barunggam Harahap kahar Harahap Tertembak Bagian ulu hati  Masdawiyah Tertembak Bagian Pinggang  Murni Tertembak Di Bagian Pinggang, Rusuk, Dan Tangan  Rustam Tertembak Di Bagian Kaki  Amir Khotif Tertembak Di Bagian Tangan  Sundut Tertembak Di Bagian Kaki  Huala Tertembak Di Bagian Kaki  Asrul Tertembak Dibagian Tangan  Subur Tertembak Bagian Rusuk  Jai Siregar Tertembak Bagian Pinggang  Jai Hasibuan Tertembak Dibagian Kaki Irwansyah Harahap, warga Desa Aek Buaton menyatakan: “Pada saat kejadian oknum polisi yang paling brutal sempat dua kali mengisi peluru adalah Muhammad Idris Harahap, yang sebenarnya bukan bertugas di Polsek Barumun Tengah, tetapi bertugas di Barumun Sibuhuan. Setelah penembakan mereda masyarakat kemudian berusaha membantu korban yang tertembak, yang tidak dipedulikan oleh pihak kepolisian. Sayangnya, ketika mereka hendak melakukan pertolongan pihak kepolisian malah datang melakukan pemukulan, penganiayaan, serta penangkapan pada warga. Pemukulan, penganiayaan, serta penangkapan Universitas Sumatera Utara 73 tersebut tidak berhenti, sekalipun masyarakat sudah sampai di klinik dan rumah sakit Gunung tua” Ditempat perawatan masyarakat harus mengeluarkan biaya sendiri Selain itu pasca bentrok dan penembakan, pihak kepolisian resort Tapanuli Selatan menetapkan seluruh korban penembakan menjadi tersangka. Mereka lalu menahan, dan memindahkan para korban ke lembaga pemasyarakatan Padang Sidimpuan, meskipun korban belum sembuh benar. Nama – nama korban yang ditahan adalah :

1. HUALA PULUNGAN, Umur 18 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Ikut Orang tua, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun

2. KAHAR HARAHAP, Umur 54 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki, Pekerjaan:

Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun

3. SAHUNAN SIREGAR, Umur 34 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Batu Sundung Kecamatan Aek Nabara Barumun

4. MASDAWIYAH DAULAY, Umur 46 Tahun, Jenis Kelamin: Perempuan,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

5. PAMBINA DAULAY, Umur 39 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki, Pekerjaan:

Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun. Universitas Sumatera Utara 74

6. JUL ABDI NASUTION, Umur 26 Tahun, Jenis Kelamin:Laki-laki,

Pekerjaan:Wiraswasta, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun

7. AHMAD JAJULI HARAHAP, Umur 29 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

8. MARDOLI NASUTION, Umur 50 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Wiraswasta, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

9. MURNI SIREGAR, Umur 57 Tahun, Jenis Kelamin: Perempuan, Pekerjaan:

Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

10. MUHAMMAD RIDOAN NASUTION, Umur 57 Tahun, Jenis Kelamin:

Laki-laki, Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

11. TONGKU NASUTION, Umur 22 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Wiraswasta, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

12. MARSUNDUT SIREGAR, Umur 28 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun. Universitas Sumatera Utara 75

13. AMIR KHOTIB PULUNGAN, Umur 50 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

14. HARAYAN PULUNGAN, Umur 62 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

15. RAHMAT PULUNGAN, Umur 25 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Wiraswasta, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

16. RUSTAM NASUTION, Umur 34 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Wiraswasta, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun.

17. SUTAN HUMALA NASUTION, Umur 49 Tahun, Jenis Kelamin: Laki-laki,

Pekerjaan: Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun

18. ASRIAN HARAHAP, Umur 32 Tahun, Jenis kelamin: Laki-laki, Pekerjaan:

Petani, Alamat: Desa Aek Buaton Kecamatan Aek Nabara Barumun 50

4.4 Berbagai Upaya Penyelesaian