36
keturunan yang bernama “Dja Lobi Nasution” beliau bermukim Marhuta di Huta “Rangga Soli” Napa Padang Hunik sebelah barat desa Sayur Matua. Sampai sekarang
ini makamnya masih utuh di areal kebun sawit dan tetap dijaga penduduk Desa Aek Buaton. Melihat situasi bekas perkampungan tersebut pada zaman dahulu sudah
dihuni banyak warga- melihat peninggalan tanaman-tanamannya berupa kopi, lancet, burangir atau sirih dan pohon-pohon enau masih banyak sampai sekarang. Dari
keterangan Mangaraja Lobi Nasution, salah satu Hotabangon dan juga merupakan keturunan langsung dari Dja Lobi Nasution, beliau mengatakan:
“Para leluhur itu semua adalah “Raja” yang mempunyai wilayah dan kekuasaan adat serta tanah, terlebih-lebih yang bernama Sutan Laut Api Nasution dan Sutan Diaru
Nasution itu memiliki ilmu kesaktian yang luar biasa”.
Selain itu, beliau menegaskan bahwa: “Menurut bukti-bukti peninggalan bersejarah ataupun turi ni natobang Aek Buaton
sudah berdiri sebelum tumbuh besar Agama Islam di Tapanuli Selatan ini karena masih ada peninggalan makam nenek moyang yang menurut kepercayaan tokoh-
tokoh adat setempat yang masih belum punya agama termasuk makamkuburan nenek moyang masyarakat Desa Aek Buaton, yakni Jasonilang yang masih dipelihara dan
dirawat sampai saat ini, yaitu berada di daerah Rangga Soli”.
2.3 Wilayah Adat Aek Buton dan Perkembangannya
Seiring berjalannya waktu, sebuah masyarakat tentunya berkembang dan membutuhkan daerah-daerah baru untuk menjadi pemukiman. Selain sebagai areal
tempat tinggal, juga diperlukan areal bercocok tanam sebagai penopang kehidupan masyarakat desa tersebut.
Menurut Husni Mubarak, kepala Desa Aek Buaton:
Universitas Sumatera Utara
37
“Berdasarkan cerita dari tetua Hotabangon
31
Desa Aek Buaton, Lobu Aek Buaton ataupun Pemukiman pemukiman yang pernah ditempati oleh masyarakat Aek
Buaton yaitu Rangga Soli
32
, Banjar Bolak
33
, Batu Mundom
34
dan pernah tinggal di sebelah Barat tanah Ulayat Aek Buaton yaitu tepat di seberang Barumun
35
atau persawahan Aek Buaton sekarang, dan sekarang berada di sebelah utara tanah
wilayah Aek Buaton atau berbatas dengan Desa Bahal Batu Anak Desa Luat Unterundang”
Dari tempat-tempat yang pernah dihuni oleh masyarakat adat Aek Buaton tersebut wilayah adat Aek Buaton sungguh sangat luas. mulai dari sistem Luhat
36
, Kuria
37
, Huta
38
atau desa sekarang ini. Menurut sejarah ataupun turi ni natobang sekitar tahun 1716, Aek Buaton resmi sebagai Huta sehingga ditahun 1916 Residen
31
Sebuah lembaga yang terdiri dari beberapa orang yang dituakan di sebuah desa
32
Rangga Soli merupakan suatu wilayah yang bersejarah, sebab berdirinya Kampung Aek Buaton keturunan Jasonilang ataupun yang bermarga Nasution bermula dari wilayah ini, lebih jelas Rangga
Soli ini sekarang berada di pemukiman Padang Hunik yang merupakan wilayah Aek Buaton sampai saat ini, disini masih ada tersimpan sejarah nenek moyang Aek Buaton yaitu berupa MakamKuburan
dan tanaman Bambu.
33
Banjar Bolak adalah awal kedua pemukiman Desa Aek Buaton yaitu berada disebelah timur Lobu Rangga Soli, dan disini pun masih banyak tersimpan sejarah peninggalan nenek moyang Aek Buaton,
yaitu Kuburan, Bargot, Bulu, Utte Godang, Utte Mukkur, Burangir, Langsat, Sangge-sangge, Burangir. Hari demi hari yang di lewati oleh masyarakat sebagian berpindahlah penduduk warga Aek Buaton ini
untuk mencari tanah yang lebih subur, sebagian pindah menjelajahi hutan mengarah ke Riau.
34
Batu Mundom adalah kenangan bersejarah buat generasi Nasution Jasonilang, yang berada di dekat Sungai Barumun, dan sidimpuan masih ada peninggalan berharga buat kami oleh Raja Sutan Laut Api
dan Sutan Diaru yang merupakan keturunan dari Jasonilang, yaitu tempat mandi oleh sang Raja Sutan Laut Api “Dano Lautapi” sampai sekarang tempat itu lebih dikenal orang Dano Lautapi, dan Sutan
Laut Api ini adalah orang yang sakti mempunyai jimat ataupun keris yang bisa terbang, dan begitu juga kesaktian Sutan Diaru mempunyai pemeliharaan Kudo Batu, Buaya Jipput dan Labi Nabottar dan
juga masih terdapat Kuburan nenek moyang kami didaerah ini.
35
Di sebelah barat tanah Ulayat Aek Buaton yaitu tepat di seberang barumun atas persawahan Aek Buaton sekarang, tidak lama di jaman sekarang ini dan wilayah itu sebahagian besar dijadikan oleh
masyarakat menjadi lahan persawahan dan perkebunan baik tanaman muda maupun tanaman tua, dan sampai saat sekarang masih di peruntukkan oleh masyarakat Aek Buaton.
36
Luhat adalah kerajaan yang memiliki wilayah dan adat tersendiri, Di dalam satu luhat, umumnya terdapat banyak huta
37
Kuria adalah sebuah istilah yang diberikan pemerintah Kolonial belanda yang sebenarnya sama seperti pengertian Luhat
38
Huta dadalah wilayah perkampungandesa. Suatu komunitas kecil dikatakan sebagai huta jika komunitas tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan sendiri hingga dapat berdiri sendiri.
Universitas Sumatera Utara
38
Tapanuli Selatan oleh pemerintahan Belanda mengakui kampung Aek Buaton dengan mempunyai tanah wilayah dan mempunyai adat sendiri yang sesuai dengan adat
Tapanuli Selatan. Tumbuh mekarnya Desa Aek Buaton dengan semakin bertambah jumlah masyarakatnya sehingga dibuatlah anak Desa Aek Buaton yaitu Sidong-dong,
Batusundung, Huta Bargot, Sayur Matua, Sayur Mahiccat. Dengan tapal batas-batas antar desa yang telah ditentukan oleh pengetua adat Aek Buaton.
2.4 Aek Buaton Di Masa Kolonial