Pengaruh Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Gambar 30 Pola Permainan 9. Pertahanan Daerah Satu-Satu Sumber: Muhadjir, 2004:42

2.2 Kerangka Berpikir

2.2.1 Pengaruh Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1 Perbedaan pengaruh antara metode mengajar campuran bagian dan metode mengajar campuran keseluruhan terhadap hasil belajar keterampilan dribel dan menembak bola basket. Belajar bermain bola basket akan selalu menggunakan metode mengajar campuran, hal ini dikarenakan bola basket berupa olahraga permainan., Untuk penguasaan teknik maupun taktik dilakukan secara bagian, sehingga metode mengajar yang tepat untuk belajar bola basket adalah metode mengajar campuran MMC. Belajar gerak dalam permainan bola basket merupakan suatu rangkaian gerakan yang mengikuti jenjang hierarki., dari yang sederhana dan mudah menuju yang sulit dan komplek. Kurangnya penguasaan pada teknik dasar yang dipelajari, akan sangat berpengaruh pada tingkatan belajar selanjutnya. Sedangkan jenis bagian- bagian itu cukup banyak antara lain: dribel, operan bola, menembak, rebound dan lainnya. Sebagai contoh: dalam belajar menembak, melalui tahapan panjang, mencakup: kebenaran gerakan dari demonstran, kecermatan menirukan gerakan, melakukan perbaikan gerakan hasil dari koreksi dan feed back .,barulah sampai pada fase kognitif. Selanjutnya latihan itu harus diulang- ulang lagi, secara seksama untuk mencapai tahapan asosiatif. Baru kemudian secara benar dikembangkan mencapai tahapan otonom. Melihat karakteristik latihan bagian ini, dan melihat taraf keterampilan belajar dari Fitts dan Posner “diperkirakan gerakan-gerakan itu sesuai dengan taraf belajar lanjutan.” Hal ini sesuai pula dengan pendapat Singer bahwa belajar bagian lebih sesuai dengan tugas komplek yang tinggi dan organisasinya rendah . Metode mengajar campuran keseluruhan, yang memulai dengan bermain bola basket. Pada mulanya anak pasti mengalami banyak kesalahan, sdan gerakan-gerakan yang kaku. Kerjasama kelompok akan memberikan kreativitas pada anak, umpan balik temannya mendorong anak berusaha memperbaikinya. Kesempatan waktu yang agak longgar dan keterampilan yang relatif mudah bandingkan dengan gerakan salto, akan memberikan peluang anak untuk lebih sering mencoba dan merasakannya. Sebagaimana rumus keberhasilan belajar bahwa: waktu lama dengan pengulangan sedikit akan kurang berhasil dibandingkan dengan waktu sedikit dengan pengulangan yang lebih banyak. Dalam hal ini juga berlaku teori Singer bahwa “belajar keseluruhan lebih sesuai dengan gerakan yang kompleksitasnya rendah” Berdasarkan atas uraian tersebut maka, diperkirakan bahwa pelajaran bola basket pada pemula dengan metode mengajar campuran keseluruhan atau bermain lebih dahulu, hasilnya akan lebih baik untuk mencapai keterampilan dribel dan menembak bola basket. 2 Perbedaan pengaruh kerjasama kelompok. Dalam permainan bola basket pemainnya terdiri dari 5 orang.. Dalam penelitian ini dipilih kelompok yang terdiri atas 2 orang dan kelompok yang terdiri atas 3 orang. Dalam pelaksanaan pelajaran guru menggunakan metode mengajar penjelajahan, agar dapat memberikan peluang sebesar besarnya anak berkreasi Keuntungan dari penjelajahan,. untuk memandu penemuan dan pemecahan masalah yang dilakukan secara terbuka, apabila siswa mengajukan perlunya bimbingan tambahan, maka diberikan tambahan Menurut Garbard gaya penjelajahan dianggap sangat efektif, ketika berlangsung pelajaran yang baru. Keunikan gaya penjelajahan terjadi karena fleksibiltas serta bekerja dengan kreativitas yang muncul dari dorongan instrinsik, dapat melakukan sendiri, bersama partner atau kelompok kecil, siswa menerima umpan balik langsung maupun dari partnerkelompok. Di dalam proses pembelajaran, kerjasama kelompok sangatlah penting. Begitu pentingnya proses kerjasama ini dalam upaya mencapai keterampilan gerak, sebagian orang mengatakan bahwa proses itu berbobot, sama pentingnya dengan hasil. Menurut Sudarwan efektivitas kerja kelompok ditentukan oleh faktor, jumlah anggotanya ”dalam kelompok kecil setiap anggota mempunyai kesempatan cukup kebebasan untuk bergerak, sehingga kemampuan dasar tiap-tiap anggota dapat dioptimalkan” hal ini berarti bahwa kelompok kecil itu lebih efektif. Selanjutnya disampaikan pula oleh Sudarwan bahwa “di dalam menyelesaikan masalah, kelompok kecil lebih cepat dan lebih teliti dalam menyelesaikan masalah riil, sedangkan kelompok besar lebih cepat menyelesaikan masalah abstrak Sebagaimmana diutarakan di atas, bahwa pembelajaran bola basket, dalam penelitian ini menggunakan kelompok yang terdiri atas 2 orang dan kelompok yang terdiri atas 3 orang. Perbedaan memang tidak terlalu besar. Apabila waktu berlatih itu 30 menit, dengan menggunakan satu bola, maka kelompok yang terdiri atas 2 orang mengalami frekwensi lebih banyak dibandingkan dengan yang dilakukan oleh kelompok yang terdiri atas 3 orang. Sehingga kelompok 2 orang lebih sering mencoba kegiatan yang dipelajari . Apabila dibandingkan anak yang berasal dari kelompok 3 orang. Perbedaan yang muncul karena frekwensi banyaknya latihan yang terjadi itu, yang sengaja dicari pengaruhnya terhadap hasil. Sebenarnya di samping waktu dan frekwensi, ada beberapa faktor penghambat yang membedakan antar individu, antara lain faktor motivasi intrinsik dan faktor ekstrinsik. Namun dalam kelompok kecil pengaruhnya sangat kecil, bahkan mungkin kurang berarti. Atas dasar kerangka teoretis tersebut, dapat diprediksi bahwa anak yang berada pada kelompok 2 orang, hasil belajarnya lebih baik bila dibandingkan dengan anak yang berasal dari kerjasama kelompok 3 orang, baik pada keterampilan dribel maupun keterampilan menembak bola basket. 3 Perbedaan pengaruh antara kemampuan koordinasi tinggi KKT dengan kemampuan koordinasi redah KKR terhadap hasil belajar keterampilan dribel dan menembak bola basket. Guna memilahkan anggota kelompok dalam penelitian ini, digunakan tes skipping rope satu menit, akan memilahkan sampel mejadi dua kelompok ialah kelompok kemampuan koordinasi tinggi dan kelomp kemampuan koordinasi rendah. Apabila kedua kelompok tersebut bersama-sama mengikuti pelajaran, dimungkinkan akan terjadi perbedaan hasil pencapaian akhir dari kedua kelompok tersebut., dikarenakan taraf kemampuan koordinasi yang berbeda. Sebagai ilustrasi adalah, gambaran dari hasil kajian tes fisik atlet PON XVI Jateng pada tahun 2004, oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, seluruh atlet memiliki rata-rata sedang. Ketika battery test yang sama diberlakukan untuk calon mahasiswa FIK UNNES, maka hasil rata-ratanya adalah kurang. Dengan demikian maka semakin kuat dugaan, bahwa terdapat kemampuan koordinasi yang tinggi bagi atlet PON XVI Jawa Tengah yang berbeda dengan peserta uji masuk bagi calon mahasiswa FIK UNNES yang diperkirakan kemampuan koordinasinya rata-rata rendah. Di dalam pelaksanaan tes keterampilan dribel dan menembak bola basket, masing-masing dilakukan selama 30 detik. Kecepatan gerak dalam dribel dan kelincahan dalam membawa bola melewati tanda-tanda kerucut, sangat memerlukan kemampuan mengkoordinasikan antara keterampilan dribel dan gerakan menggiring atau bergeser ke depan dan ke samping. Dengan demikian maka aktivitas dribel terpengaruh pula dengan gerak koordinasi. Gerakan menembak bola selama 30 detik juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi dari gerakan, menangkap bola, meloncat dan menembakan bola. Semakin cepat melakukan gerakan gabungan tersebut akan sangat baik hasilnya dalam menembak. Dalam penelitian ini juga diramalkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan koordinasi tinggi, akan lebih berhasil dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan koordinasi rendah dalam belajar bola basket, dengan ditandai dengan keterampilan dribel dan menembak.

2.2.2 Interaksi Antar Faktor

Dokumen yang terkait

Gambaran Strategi Self Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Pertama di Masyarakat Pesisir Percut Sei Tuan

2 53 133

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN KOORDINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING BOLA BASKET SISWA SMA NEGERI 1 GUNUNGSITOLI.

0 2 36

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010 2011

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN EKSPLORATIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, DAN KARAKTER MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 1 51

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 1 74

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PERALATAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 25 SURAKARTA TAHUN 2010/2011.

1 12 78

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap keterampilan servis bola voli NURDIN

0 0 74

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas.

0 0 2

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA –TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 9