Implikasi Hasil Penelitian. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

orang KK3 dan Kemampuan Koordinasi Rendah KKR tidak lebih baik dari pada kombinasi Metode Mengajar Campuran Keseluruhan MMCK, Kerjasama Kelompok 3 orang KK3 dan Kemampuan Koordinasi Rendah. KKR.

5.2 Implikasi Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dari sebelas hipotesis yang diajukan terdapat 6 hipotesis penelitian yang ditolak, ialah Hipotesis ke -1. ke-3, ke-5, ke-6, ke -8 dan ke -9.. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara metode mengajar campuran keseluruhan dan metode mengajar campuran bagian,antara kemampuan koordinasi tinggi dan kemampuan koordinasi rendah, terjadinya interaksi antara metode mengajar campuran dengan kemampuan koordinasi,terjadinya interakwsi antara kerjasama kelompok dengan kemampuan koordinasi.,l perbedaan antara hasil kombinasi taraf dalam Sel ke-1 dan sel ke-2, dan perbedaan antara kombinasi taraf dalam sel ke-3 dengan sel ke 4. Hipotesis yang diterima sebanyak 5 buah, ialah; hipotesis ke -2, ke-4, ke-7, ke-10 dan ke-11. Hal ini berarti dalam hipotesis tersebut tidak terjadi perbedaan secara signifikan. Edan tidak terjadi interaksi antara metode mengajar campuran dengan kerjasama kelompok, tidak terjadi interaksi antara metode mengajar campuran, kerjasama kelompok dan kemampuan koordinasi. serta tidak terjadi perbedaan hasil dari kombinasi di sel 6 dan 7 serta sel 7 dan sel ke 8. Dari hal hal tersebut mempunyai implikasi sebagai berikut: 1 Kemampuan Koordinasi. Hasil keterampilan yang diakibatkan dari kondisi awal bagi siswa yang memiliki kemampuan koordinasi tinggi sangatlah besar dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan koordinasi rendah.. Perbedaan yang besar ini merupakan suatu bukti yang nyata bahwa kemampuan koordinasi itu merupakan landasan yang kuat untuk belajar keterampilan. Kemampuan koordinasi yang tinggi akan dapat mengembangkan potensi keterampilan para siswa. Melalui kemampuan koordinasi yang tinggi seseorang dapat mengembangkan potensinya khususnya terkait dengan keterampilan. gerak motorik Seseorang yang mempunyai kemampuan motorik tinggi dapat mengembangkan keterampilannya atas beberapa sasaran pekerjaan. Keterampilan berolahraga, keterampilan bekerja motorik seperti mesin dan mekanik. Seseorang yang mempunyai kemampuan koordinasi tinggi, dapat pula mengembangkan diri pada upaya menjaga kebugaran jasmaninya. Beberapa pekerjaan yang cocok dengan keterampilannya disamping berprestasi di bidang olahraga adalah sebagai militer, instruktur kebugaran, operator mekanik, juga pekerjaan lain yang terkait erat dengan keterampilan gerak... Efisiensi dan efektifitas kerja dapat menjadikan seseorang mampu mengatur aktivitas sehari-harinya dengan cekatan. Kemampuan fisik semacam inilah yang menjadikan salah satu pilar utama dalam mengembangkan sumber daya manusia. 2 Metode mengajar campuran.keseluruhan. . Di dalam belajar keterampilan ber olahraga, mengetahui secara umum terlebih dahulu sangatlah penting. learning by doing akan merupakan tahapan yang selalu diingat dan dikenang. Hal ini menumbuhkan suatu pengertian bahwa melakukan permainan pada awal pembelajaran akan mempunyai memori yang mendalam. apabila metode mengajar secara benar dan berproses secara baik, akan mampu memberikan pencapaian keterampilan secara signifikan. Disamping itu proses pembelajaran yang baik akan menumbuhkan nilai nilai afektif dan kognitif pada siswa. Metode mengajar campuran dirasakan dapat dilakukan secara baik, dengan terlebih dahulu menyiapkan siswanya melalui prosesi pemanasan.. Kesadaran tentang peranan metode mengajar ini sangat dibutuhkan, sehingga metode mengajar dilaksanakan dengan benar dan baik oleh guru. Guru pendidikan jasmani perlu memahami secara nyata, dengan demikian maka proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani bukanlah rutinitas. Rutinitas dalam proses pendidikan jasmani akan berakibat mandulnya pencapaian tujuan kurikuler pendidikan jasmani itu. Akibat yang sangat panjang adalah terjadinya keengganan dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani. Hal ini pasti akan sangat menghambat tumbuhnya nilai nilai afektip yang nyatanya sangat diperlukan bagi siswa ke depannya. Keberhasilan meraih keterampilan dan penguasaan sikap sebagai manusia yang utuh antara lain kematangan emosional dan sifat sosial akan menjadikan siswa sebagai sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu yang akan bermanfaat besar dan masyarakat Hipotesis yang diterima sebanyak 6 buah, ialah; hipotesis ke -2, ke-4, ke-6, ke-10 dan ke-11. Hal ini berarti tidak terjadi perbedaan secara signifikan antara taraf kerjasama kelompok 2 orang dan kerjasama kelompok 3 orang. Tidak ada interaksi antara kerjasama kelompok dengan metode mengajar campuran serta tidak terjadi perbedaan yang terjadi pada Sel- dengan Sel lainnya yang dipengaruhi atas dasar kerjasama kelompok. Hal ini mempunyai implikasi antara lain sebagai berikut: 3 Kerjasama kelompok. Di dalam penelitian ini kerjasama kelompok 2 orang dan kerjasama kelompok 3 orang tidak tejadi perbedaan hasil secara signifikan. Hal ini dimungkinkan bahwa kerjasama kelompok mempunyai dukungan yang rendah terhadap belajar keterampilan. Namun bukan berarti kerjasama itu tidak bermanfaat sama sekali. Kerjasama sangat dibutuhkan karena melalui kerjasama ini akan terjadi interaksi sosial di antara para siswa. Guru perlu mengelola program pembelajar dengan sistem kelompok secara cermat dan konsisten, karena pendidikan tidak hanya menghasilkan keterampilan. Pembekalan tentang nilai nilai sosial akan muncul dari kerjasama kkelompok. Nilai nilai kebersamaan juga muncul dari kerjasama kelompok, bahkan inovasi dan koordinasi juga menjadikan landasan karakter para siswa .Nilai kreativitas juga muncul ketika mereka bersama sama melakukan aktivitas. Kerjasama diperlukan guna mendorong siswa berkreatifitas tinggi. Siswa bersemangat tinggi karena berteman dan mungkin juga kompetisi Implikasi dari hal ini, guru perlu mencermati mekanisme dan pelaksanaan kerjasama kelompok, agar mampu memberikan sinergi. Guru perlu menggunakan pendekatan yang tepat dan benar, dalam menggunakan gaya mengajar. Dengan demikian maka guru tidaklah harus fanatik pada satu gaya mengajar, tetapi Guru berkewajiban selalu berupaya menumbuhkan kerjasama kelompok serta in powering bagi seluruh siswa. 4 Interaksi antara metode mengajar campuran, kerjasama kelompok dan kemampuan koordinasi. Ketiga variabel ini sangat erat hubungannya, apabila kita menghendaki adanya hasil yang optimal dalam mencapai keterampilan berolahraga. Peranan guru dalam mengembangkan potensi motorik siswa dapat mencapai hasil yang memuaskan, apabila dapat dikembangkan kreativitas dengan pendekatan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Pencapaian kemajuan ini adalah gambaran hubungan yang baik antara seorang guru pelatih dengan siswaatletnya. Pengertian secara mendalam akan adanya interaksi antara taraf ini seharusnya menjadi pemahaman secara mendalam bagi guru dan siswa atau antara pelatih dan atlet nya. Ketekunan dalam berlatih dan mengulanginya lagi sesering mungkin akhirnya menjadikan tercapainya keterampilan yang dibutuhkan. Melalui proses semacam ini menyadarkan kepada berbagai pihak bahwa keterampilan dapat dilatih, walaupun prestasi tinggi hanya dapat dicapai oleh siswa atau atlet yang berkemampuan koordinasi tinggi.

5.3 Saran Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Strategi Self Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Pertama di Masyarakat Pesisir Percut Sei Tuan

2 53 133

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN KOORDINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING BOLA BASKET SISWA SMA NEGERI 1 GUNUNGSITOLI.

0 2 36

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010 2011

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN EKSPLORATIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, DAN KARAKTER MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 1 51

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 1 74

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PERALATAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 25 SURAKARTA TAHUN 2010/2011.

1 12 78

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap keterampilan servis bola voli NURDIN

0 0 74

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas.

0 0 2

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA –TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 9