Interaksi Antar Faktor Kerangka Berpikir

Di dalam pelaksanaan tes keterampilan dribel dan menembak bola basket, masing-masing dilakukan selama 30 detik. Kecepatan gerak dalam dribel dan kelincahan dalam membawa bola melewati tanda-tanda kerucut, sangat memerlukan kemampuan mengkoordinasikan antara keterampilan dribel dan gerakan menggiring atau bergeser ke depan dan ke samping. Dengan demikian maka aktivitas dribel terpengaruh pula dengan gerak koordinasi. Gerakan menembak bola selama 30 detik juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan koordinasi dari gerakan, menangkap bola, meloncat dan menembakan bola. Semakin cepat melakukan gerakan gabungan tersebut akan sangat baik hasilnya dalam menembak. Dalam penelitian ini juga diramalkan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan koordinasi tinggi, akan lebih berhasil dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan koordinasi rendah dalam belajar bola basket, dengan ditandai dengan keterampilan dribel dan menembak.

2.2.2 Interaksi Antar Faktor

Dengan pola factorial 2 x 2 x 2 , maka terjadi 4 buah kemungkinan interaksi ialah interaksi antara factor ke satu , metode mengajar campuran A dengan factor ke dua , kerjasama kelompok B; interaksi antara faktor ke satu, metode mengajar campuran A dengan kemampuan koordinasi C; interaksi anatara kerjasama kelompok B dengan kemampuan koordinasi C; interaksi antara metode mengajar campuran A dengan kerjasama kelompok B serta dengan kemampuan koordinasi C. Secara rinci dijelaskan dugaan interaksi antara faktor- faktor penelitian sebagai berikut: 1. Interaksi antara metode mengajar campuran dengan kerjasama kelompok. Setiap perlakuan mempunyai pengaruh terhadap hasil yang dicapai. Pada metode mengajar campuran terdapat dua taraf, ialah taraf ke-1,metode mengajar campuran bagian. Yang memulai pelajaran dengan pelajaran teknik bagian. Penguasaan keterampilan dasar bagian ini mempunyai dampak yang besar terhadap hasil belajar, karena dengan gerak yang efektif yang akan dicapainya dalam pelajaran.. Demikian halnya dalam belajar melalui metode mengajar campuran keseluruhan. Bermain itu akan memberikan rasa senang dan sikap optimis. Dari sifat senang dan sikap optimis ini menjadikan bersungguh sungguh dalam belajar. Disamping itu, belajar keseluruhan tepat untuk para pemula. Hasil yang dicapai dari kedua taraf tersebut akan menunjukan bahwa kedua metode itu akan dapat membawa peningkatan keterampilan dengan dugaan kuat bahwa metode mengajar campuran keseluruhan lebih baik dari pada metode mengajar bagian. Untuk kerjasama kelompok, pengaruhnya terhadap peningkatan keterampilan karena adanya feed back dari sesama teman. Secara teknik anggota kelompok juga belum menguasai secara baik, karena ini pelajaran pertama dalam belajar basket. Akibatnya dapat diduga bahwa kreativitas yang diharapkan muncul juga tidak besar. Pencapaian hasil belajar pasti ada. Namun tidak sebesar dibandingkan dengan metode mengajar campuran . Secara diagram dapat digambarkan sbb : A 2 A 1 B2 B1 1 2 3 4 5 6 7 8 A 1, B1 A 2 , B2 A B Gambar 31 : Diagram kerangka pikir, interaksi MMC dan KKp. Hal ini yang mengakibatkan bahwa tidak akan terjadi interaksi antara metode mengajar campuran dengan kerjasama kelompok. 2. Interaksi antara Metode mengajar campuran dengan kemampuan koordinasi . Dari uraian tentang perbedaan hasil taraf , metode mengajar campuran keseluruhan lebih baik dibandingkan dengan metode mengajar campuran bagian Hal ini berarti bahwa A1 dari pada A2 . Dari uraian tentang perbedaan taraf antara kemampuan koordinasi, maka kemampuan koordinasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan kemampuan koordinasi rendah. C1 dari C2. Hal ini akan tampak bahwa terdapat perbedaan hasil yang berbeda., A1 A2, sedangkan C1 C2..Secara diagram dapat diutarakan sbb : A 1 A 2 C1 C2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 1 , C1 A 2 , C2 A C Gambar 32 : Diagram Kerangka pikir, interaksi MMC dan Kkor. Akibat yang terjadi adalah , diduga bahwa terjadi interaksi antara metode mengajar campuran dengan kemampuan koordinasi. 3. Interaksi antara kerjasama kelompok dengan kemampuan koordinasi. Dari uraian tentang kerjasama kelompok diketahui bahwa ada kenaikan tidak sangat besar pada hasil pelajaran akibat kerjasama kelompok 2 orang B1 dan kerjasama kelompok 3 orang B2..Dimana B1 lebih besar dari B2. B1 B2. Dilain pihak terjadi perbedaan hasil tentang kemampuan koordinasi tinggi C1 lebih baik dari pada kemampuan koordinasi rendah C2 . Perbedaan tersebut sangat besar dibandingkan yang lainnya. nampak bahwa garis B1 menuju B2 ,berpotongan dengan C1 dengan C2. Secara diagram dapat digambarkan sbb : B2 B1 C1 C2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 B1 , C1 B2 , C2 B C Gambar 33 : Diagram kerangka pikir ,interaksi KKp dan Kkor. Akan terjadi interaksi antara kerjasa kelompok dengan kemampuan koordinasi. 4. Interaksi antara metode mengajar campuran, kerjasama kelompok dan kemampuan koordinasi. Mendasarkan pada posisi metode mengajar yang diprekdisikan bahwa hasil metode mengajar campuran bagian lebih rendah dari metode mengajar campuran keseluruhan A1 A2. Hasil belajar keterampilan basket untuk kerjasama kelompok 2 orang sedikit sekali berada diatas kerjasama kelompok 3 orang B1 B2 . Sedangkan kemampuan koordinasi tinggi akan jauh lebih besar dari hasil kemampuan koordinasi rendah C1 C2. Dari dasar dugaan tersebut akan diduga ada garis yang searah dengan perbedaan pencapaian A1 lebih dekat dengan B1 dari pada antara A2 dengan B2. Dilain pihak kita akan membayangkan bahwa alur dari C1 ke C2 akan berpotongan dengan garis antara pencapaian A1 menuju A2 dan B1 menuju B2. dengan sudut yang kecil runcing. Secara diagram dapat digambarkan sbb: A 1 A 2 , B2 B1 C2 C1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 1 , B1 , C1 A 2 , B2, C2 A B C Gambar 34 : Diagram ,kerangka pikir interaksi MMC, KKp dan Kkor. Dari hal tersebut akan memungkinkan dugaan bahwa tidak akan terjadi interaksi antara metode mengajar campuran, kerjasanama kelompok dan kemampuan koordinasi.

2.2.3. Pengaruh kombinasi taraf – taraf faktor penelitian.

Dokumen yang terkait

Gambaran Strategi Self Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Pertama di Masyarakat Pesisir Percut Sei Tuan

2 53 133

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN KOORDINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING BOLA BASKET SISWA SMA NEGERI 1 GUNUNGSITOLI.

0 2 36

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010 2011

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN EKSPLORATIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, DAN KARAKTER MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 1 51

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 1 74

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PERALATAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 25 SURAKARTA TAHUN 2010/2011.

1 12 78

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap keterampilan servis bola voli NURDIN

0 0 74

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas.

0 0 2

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA –TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 9