Pengaruh kombinasi taraf – taraf faktor penelitian.

pencapaian A1 lebih dekat dengan B1 dari pada antara A2 dengan B2. Dilain pihak kita akan membayangkan bahwa alur dari C1 ke C2 akan berpotongan dengan garis antara pencapaian A1 menuju A2 dan B1 menuju B2. dengan sudut yang kecil runcing. Secara diagram dapat digambarkan sbb: A 1 A 2 , B2 B1 C2 C1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A 1 , B1 , C1 A 2 , B2, C2 A B C Gambar 34 : Diagram ,kerangka pikir interaksi MMC, KKp dan Kkor. Dari hal tersebut akan memungkinkan dugaan bahwa tidak akan terjadi interaksi antara metode mengajar campuran, kerjasanama kelompok dan kemampuan koordinasi.

2.2.3. Pengaruh kombinasi taraf – taraf faktor penelitian.

Dalam penelitian ini, diketahui adanya taraf penelitian. Faktor metode mengajar campuran MMC mempunyai dua taraf ; metode mengajar campuran bagian MMCB dan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK.Faktor kerjasama kelompok KKp memiliki dua taraf ; kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kerjasama kelompok 3 orang KK3. Faktor kemampuan koordinasi memiliki dua taraf ialah: kemampuan koordinasi tinggi KKT dan kemampuan koordinasi rendah KKR. Mendasari teori bahwa setiap perlakuan akan mempengaruhi hasil. Terdapat perbedaan hasil dari taraf-taraf dalam satu faktor, serta akan ada perbedaan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka akan terjadi perbedaan pencapaian hasil belajar dari kombinasi taraf . Dari pemikiran , andaikata di berikan skore pada setiap taraf penelitian, maka akan muncul skore sebagai berikut ; kemampuan koordinasi tinggi skore 9, metode mengajar campuran keseluruhan mempunyai skore 7, metode mengajar campuran bagian skore 5, kemampuan koordinasi rendah skore 4, kerjasama kelompok 2 orang skore 3 dan kerjasama kelompok 3 orang skore 2. Dalam pola penelitian memiliki delapan buah sel, dan masing masing sel merupakan gabungan dari tiga taraf. Berikut ini secara jelas akan di utarakan kerangka fikir untuk membandingan sel dalam pola penelitian sebagai kombinasi taraf- taraf , sebagai berikut :. 1. Kombinasi antara metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 2 orang KKp kemampuan koordinasi tinggi KKT dengan kombinasi, metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT. Dari kombinasi sel satu dan sel dua , terdapat dua taraf yang sama pada kedua sel tersebut, ialah kerjasama kelompok 2 orangKK2 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT. Terdapat perbedaan hasil antara a1 dengan a2, ialah metode mengajar campuran keseluruhan MMCK dengan metode mengajar campuran bagian. MMCB. Apabila kita menggunakan skore tersebut diatas maka akan muncul kombinasi sel -1 dengan skore : 5 x 3 x 9 = 135 . Sedangkan skore untuk sel ke 2 ; 7 x 3 x 9 = 189 . Hasil yang dicapai sel 1 dan sel 2 menunjukan bahwa terjadi perbedaan yang tinggi. Hal ini akan memberikan dugaan bahwa, kombinasi a2 b1 c1 lebih rendah dibandingkan kombinasi a2 b1c1. atau dengan kata lain bahwa kombinasi, metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemasmpuan koordinasi tinggi a2 b1c1 hasilnya lebih baik dari pada metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT, a2b1c1 a1b1c1 2 Kombinasi antara metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 3 orang KK3, dan Kemampuan koordinasi tinggi KKT dengan kombinasi metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT . Dari kombinasi sel 3 dan sel 4 , terdapat dua taraf yang sama , ialah kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT. Terdapat perbedaan antara a1 dengan a2, ialah metode mengajar campuran bagian MMCB dengan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK. Dari dugaan pada perbedaan antar taraf dalam satu faktor, maka metode mengajar campuran keseluruhan MMCK lebih baik dari pada metode mengajar campuran bagian. MMCB. Sedangkan Kemampuan koordinasi tinggi berperan besar dominan . Hasilnya , terdapat perbedaan antara sel ke 4 dengan sel ke 5. Apabila kita menggunakan prakiraan skore , maka akan muncul kombinasi sel -3 dengan skore : 5 x 2 x 9 = 90 . Sedangkan skore untuk sel ke 4 ; 7 x 2 x 9 = 136 . Hasil yang dicapai sel 1 dan sel 2 menunjukan bahwa terjadi perbedaan yang tinggi. Hal ini akan memberikan dugaan bahwa a1 b2 c1 lebih rendah dibandingkan kombinasi a2 b2c1. atau dengan kata lain bahwa kombinasi, metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT hasilnya lebih baik dari pada metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT, a2b2c1 a1b2c1 3 Kombinasi antara sel ke5 , metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 2 orang KK2, dan Kemampuan koordinasi tinggi KKT dengan kombinasi sel ke 6, metode mengajar campuran keseluruhan MMCK kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemampuan koordinasi tinggi KKT. Dari kombinasi sel 5 dan sel 6 , terdapat dua taraf yang sama pada kedua sel tersebut, ialah kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemampuan koordinasi rendah KKR. Tinggal perbedaan yang tejadi antara a1 dengan a2, ialah metode mengajar campuran bagian MMCB dengan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK dari dugaan pada perbedaan antar taraf dalam satu faktor, maka metode mengajar campuran keseluruhan MMCK lebih baik dari pada metode mengajar campuran bagian. MMCB.Namun perbedaan antara Kemampuan koordinasi rendah KKR tidak lebih baik dibandingkan dengan KKT, atau kemampuan koordinasi rendah tidak dominan. Hal ini berakibat bahwa kombinasi pada sel 5 tidak mempunyai perbedaan yang tinggi dibandingkan dengan sel-6. Apabila kita menggunakan prakiraan skore tersebut diatas maka akan muncul kombinasi sel -5 dengan skore : 5 x 3 x 4 = 60 . Sedangkan skore untuk sel ke 6 ; 7 x 3 x 4 = 84 . Hasil yang dicapai sel 5 dan sel 6 menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan tidak tinggi. Hal ini akan memberikan dugaan bahwa a1 b1 c2 tidak berbeda besar dibandingkan kombinasi a2 b1c2. atau dengan kata lain bahwa kombinasi, metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemasmpuan koordinasi rendahKKR hasilnya tidak lebih baik atau sama dengan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 2 orang KK2 dan kemampuan koordinasi rendah KKR, a1b1c2 = a2b1c2 4.Kombinasi antara metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 3 orang KK3, dan Kemampuan koordinasi rendah KKRdengan kombinasi metode mengajar campuran keseluruhan MMCK,kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi rendah KKR Dari kombinasi sel 7 dan sel 8 , terdapat dua taraf yang sama pada kedua sel tersebut, ialah kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi rendah KKR. Terdapat perbedaan yang tejadi antara a1 dengan a2, ialah metode mengajar campuran bagian MMCB dengan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK dari dugaan pada perbedaan antar taraf dalam satu faktor, maka metode mengajar campuran keseluruhan MMCK lebih baik dari pada metode mengajar campuran bagian.MMCB. Namun perbedaan antara kemampuan koordinasi rendah KKR tidak lebih baik dibandingkan dengan kemampuan koordinasi tinggi KKT, hal ini berakibat bahwa kombinasi pada sel 7 tidak mempunyai perbedaan yang tinggi dibandingkan dengan sel-8. Apabila kita menggunakan prakiraan skor maka akan muncul kombinasi sel -7 dengan skore : 5 x 2 x 4 = 40 . Sedangkan skor untuk sel ke 8 = 7 x 2 x 4 = 56 . Hasil yang dicapai sel 7 dan sel 8 menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan yang tinggi. Hal ini akan memberikan dugaan bahwa ; kombinasi, metode mengajar campuran bagian MMCB, kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi rendah hasilnya tidak lebih baik atau sama dengan metode mengajar campuran keseluruhan MMCK, kerjasama kelompok 3 orang KK3 dan kemampuan koordinasi rendah KKR a1b2c2 = a2b2c2

2.3 Pengajuan Hipotesis.

Dokumen yang terkait

Gambaran Strategi Self Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Pertama di Masyarakat Pesisir Percut Sei Tuan

2 53 133

PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN KEMAMPUAN KOORDINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING BOLA BASKET SISWA SMA NEGERI 1 GUNUNGSITOLI.

0 2 36

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010 2011

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN EKSPLORATIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, DAN KARAKTER MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

1 1 51

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

0 1 74

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERMAIN DAN LATIHAN TERHADAP KECAKAPAN BERMAIN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI PERALATAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN TEMBAKAN BEBAS BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 25 SURAKARTA TAHUN 2010/2011.

1 12 78

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap keterampilan servis bola voli NURDIN

0 0 74

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas.

0 0 2

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA –TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

0 0 9