Identifikasi Model METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

44

c. Metode Pendugaan Model

Dari hasil identifikasi model yang menunjukkan bahwa seluruh persamaan teridentifikasi secara berlebih overidentified maka metode estimasi yang tepat digunakan adalah 2SLS Two Stages Least Squares Pindyck dan Rubinfeld, 1991. Penerapan metode 2SLS ini dapat menghasilkan estimasi yang konsisten, lebih sederhana dan lebih mudah, dibandingkan dengan model 3SLS atau model lainnya. Untuk mengetahui apakah pengaruh secara bersama-sama dari peubah penjelas signifikan atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji F, sedangkan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh secara sendiri- sendiri dari masing-masing peubah penjelas terhadap peubah endogennya diuji dengan menggunakan uji statistik t pada tingkat signifikansi tertentu dan uji serial korelasi menggunakan statistik d w Durbin-Watson Statistics.

d. Validasi Model

Validasi model dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang dirumuskan itu cukup layak atau valid untuk digunakan dalam menganalisis evaluasi ekonomi peluang ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke pasar Amerika Serikat. Kriteria yang biasa digunakan dalam menilai layak atau valid tidaknya suatu model ekonometrik diantaranya adalah “root mean square error “ RMSE, “root mean squares percent error“ RMSPE dan “Theil inequality coefficient “ U Pindyck dan Rubinfeld, 1991, yang dapat ditulis masing-masing : 4.13 4.14 dimana, Y t s adalah nilai Y t simulasiprediksi, Y t a adalah nilai Y t aktual dan T adalah jumlah observasi dalam simulasi. 4.15 dimana U dapat didekomposisi menjadi : 45 4.16 dimana Y s dan Y a adalah rata-rata untuk nilai prediksi dan nilai aktual, σ s dan σ a adalah standar deviasi untuk nilai prediksi dan nilai aktual, ρ adalah koefisien korelasi. Proporsi dari U proportions of inequality dapat dinyatakan : 4.17 4.18 4.19 dimana, U M adalah proporsi bias yang menjelaskan seberapa jauh rata-rata nilai prediksi menyimpang dari rata-rata nilai aktual dan nilai U M yang diharapkan adalah yang mendekati nol; U S adalah proporsi varians yang menjelaskan seberapa jauh variasi nilai prediksi menyimpang dari nilai variasi nilai aktual dan nilai U S yang diharapkan adalah yang mendekati nol; U C adalah proporsi kovarians yang mengukur kesalahan peramalan yang tidak sistematis unsystematic error. Distribusi ketimpangan U yang ideal atas ketiga sumber tersebut adalah U M = U S = U C = 1 Pindyck dan Rubinfeld, 1991.

e. Simulasi Model

Simulasi pada dasarnya merupakan solusi matematis mathematical solution dari suatu kumpulan berbagai persamaan secara simultan. Simulasi model dengan demikian merujuk kepada sekumpulan persamaan tersebut. Simulasi model dilakukan dengan berbagai alasan, misalnya untuk pengujian dan evaluasi model, analisis kebijakan historis dan untuk peramalan Pindyck dan Rubinfeld, 1991. Dalam studi, simulasi terutama ditujukan untuk keperluan analisis kebijakan historis. Analisis simulasi kebijakan yang dimaksudkan untuk mengkaji evaluasi kebijakan ekonomi terhadap ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke pasar Amerika Serikat. Simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kenaikan pajak ekspor CPO sebesar 10 persen sebagai akibat fluktuasi harga CPO dunia. 2. Pelemahankenaikan nilai tukar rupiah sebesar 12 persen rata-rata mata uang Rupiah mengalami pelemahan 12 persen terhadap USD 3. Kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 20 persen terjadi kenaikan produksi dikarenakan pengembangan industri hilir kelapa sawit 1 46 4. Kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 50 persen terjadi kenaikan produksi dikarenakan pengembangan industri hilir kelapa sawit 5. Kombinasi kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 20 persen dan kenaikan pajak ekspor CPO sebesar 10 persen 6. Kombinasi Kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 20 persen, Kenaikan pajak ekspor CPO sebesar 10 persen dan pelemahankenaikan nilai tukar rupiah sebesar 12 persen 7. Kombinasi Kombinasi kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 50 persen dan kenaikan pajak ekspor CPO sebesar 10 persen 8. Kombinasi Kenaikan produksi stearin dari minyak kelapa sawit sebesar 50 persen, Kenaikan pajak ekspor CPO sebesar 10 persen dan pelemahankenaikan nilai tukar rupiah sebesar 12 persen Hasil simulasi di atas digunakan untuk menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi terhadap ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke Amerika Serikat. Hasil analisis untuk selanjutnya digunakan untuk merumuskan implikasi kebijakan yang dapat dilakukan.