Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233 PMK. 011 2008
172 negeri. Pentahapan kewajiban penggunaan Bahan Bakar Nabati Biofuel sebagai
Bahan Bakar Lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Peraturan ini juga
mendeskripsikan dengan jelas mengenai standar mutu, penetapan harga, dan kegiatan usaha niaga BBN dengan penekanan adanya pembinaan dan pengawasan
serta sanksi administrasi bagi badan usaha pemegang izin usaha niaga bahan bakar yang melakukan pelanggaran.
14. Roundtable on Sustainable Palm Oil - Indonesian National Interpretation Working Group RSPO INA – NIWG
Tentang Interpretasi Nasional: Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan RI
Interpretasi Nasional National Interpretation ini merupakan bagian dari dokumen generik Prinsip dan Kriteria untuk produksi minyak sawit berkelanjutan,
yang digunakan untuk sebagai pedoman penerapan dan sertifikasi produksi minyak sawit berkelanjutan yang telah disesuaikan dengan hukum dan peraturan
nasional Indonesia. Interpretasi nasional ini disusun berdasarkan kesepakatan dari seluruh pemangku kepentingan stakeholder dari Industri minyak sawit di
Indonesia. Proses penyusunan Interpretasi Nasional ini mengacu pada ketetapan dalam RSPO Certification Syatem versi dokumen akhir yang disetujui oleh
Dewan Eksekutif RSPO pada 26 Juni 2007. Produksi minyak sawit berkelanjutan akan tergantung pada kelayakan ekonomi, lingkungan hidup dan sosial, yang
dicapai dengan mematuhi beberapa asas, yaitu:
1. Komitmen terhadap transparansi
2. Memenuhi hukum dan peraturan berlaku
3. Komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang
4. Penggunaan praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik
5. Tanggungjawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan
keanekaragaman hayati 6.
Tanggungjawab kepada pekerja, individu-individu dan komunitas dari kebun dan pabrik
7. Pengembangan perkebunan baru secara bertanggung jawab
8. Komitmen terhadap perbaikan terus menerus pada wilayah-wilayah
utama aktifitas