Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 32 Tahun 2008

173 penganekaragaman sumber daya energi agar ketersediaan energi terjamin dikarenakan terbatasnya cadangan sumber daya energi tak terbarukan. UU No 30 Tahun 2007 merumuskan tujuan pengelolaan energi, juga merumuskan kebijakan energi nasional dan perlunya Presiden membentukan Dewan Energi Nasional DEN. Sembilan tujuan pengelolaan energi diataranya yaitu : a. Tercapainya kemandirian pengelolaan energi; b. Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam negeri maupun di luar negeri; c. Tersedianya sumber energi dari dalam negeri danatau luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk: 1. Pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri; 2. Pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negeri; dan 3. Peningkatan devisa negara; d. Terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan; e. Termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor; f. Tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu danatau yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata dengan cara: 1. Menyediakan bantuan untuk meningkatkan ketersediaan energi kepada masyarakat tidak mampu; 2. Membangun infrastruktur energi untuk daerah belum berkembang sehingga dapat mengurangi disparitas antar daerah; g. Tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya nanusia; h. Terciptanya lapangan kerja; dan i. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

16. Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2006

Tentang Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi merupakan salah satu langkah yang diambil untuk mendukung peningkatan ekspor dan peningkatan investasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Keputusan ini menetapkan pembentukan Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi, Timnas PEPI yang diketuai oleh Presiden. Keputusan ini merupakan pengganti Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2003, tentang Tim Nasional Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi. Timnas PEPI bertugas untuk : 1. Merumuskan kebijakan umum peningkatan ekspor dan peningkatan investasi; 174 2. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka peningkatan ekspor dan peningkatan investasi; 3. Mengkaji dan menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan strategis yang timbul dalam proses peningkatan ekspor dan peningkatan investasi; 4. Melakukan deregulasi dan debirokratisasi ekonomi, keterpaduan promosi pariwisata, perdagangan dan investasi, serta peningkatan penggunaan produksi dalam negeri. Peraturan ini juga menyatakan ketentuan tentang pembentukan Kelompok Kerja Pokja oleh Ketua Harian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang diketuai oleh seorang Menteri. Ketua Harian dan Ketua Pokja dalam melaksanakan tugasnya dapat melibatkan MenteriKepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kepala Daerah, serta Pimpinan Lembaga lain yang terkait serta pihak - pihak lain yang terdiri dari para pakar, akademisi, praktisi, asosiasi profesi, asosiasi pengusahaperusahaan dan lembaga swadaya masyarakat terkait yang dipandang perlu.

17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006

Tentang Kebijakan Energi Nasional Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 merupakan dasar penetapan Kebijakan Energi Nasional sebagai pedoman dalam pengelolaan energi nasional untuk menjamin keamanan pasokan energi dalam negeri dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri. Sasaran Kebijakan Energi Nasional yang tertuang dalam peraturan ini adalah: a. Tercapainya elastisitas energi lebih kecil dari 1 satu pada tahun 2025. b. Terwujudnya energi mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi energi nasional: 1 Minyak bumi menjadi kurang dari 20 dua puluh persen. 2 Gas bumi menjadi lebih dari 30 tiga puluh persen. 3 Batubara menjadi lebih dari 33 tiga puluh tiga persen. 4 Bahan bakar nabati biofuel menjadi lebih dari 5 lima persen. 5 Panas bumi menjadi lebih dari 5 lima persen. 6 Energi baru dan energi terbarukan lainnya, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5 lima persen. 7 Batubara yang dicairkan liquefied coal menjadi lebih dari 2 dua persen. Peraturan ini memberi wewenang kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional setelah dibahas dalam Badan Koordinasi Energi Nasional yang memuat sekurang-kurangnya : 1 Kebijakan mengenai jaminan keamanan pasokan energi dalam negeri; 2 Kebijakan mengenai kewajiban pelayanan publik public service obligation; dan