71
keluh kesah pasien. Dari data responden yang persepsi ketanggapan baik yang menyatakan puas sebanyak 15 orang 12.8 dan persepsi ketanggapan sedang
sebanyak 30 34.2 respsonden menyatakan puas. Dalam penelitian Niken P 2008 menyatakan bahwa kepuasan pasien
merupakan ujung dalam era persiangan saat ini. Pelanggan yang puas akan membuat meerka setia untuk tetap menggunakan jasa yang diberikan. Pelanggan
yang loyal akan membuat institusi pemebri jasa mampu bertahan. Hal ini menunjukan bahwa dengan kompetensi teknis yang baik yakni
terkait dengan keterampilan, kemapuan, atau kinerja pemberi layanan yang meliputi petugas mampu menjawab pertanyaan dari pasien, tanggap melayani
pasien dan memberikan penjelasan atas keluhan pasien, maka pasien akan merasa semakin puas. Demikian pula sebaliknya bahwa dengan kompetensi teknis yang
kurang maka pasien merasa semakin tidak puas. Hasil penelitain ini sejalan dengan Akib 2011, menyatakan bahwa ada
hubungan antara kompetensi teknis dengan kepuasan pasien. Serta jika tidak dipenuhinya dimensi kompetensi mengakibatkan berbagai hal, mulai dari
penyimpangan kecil terhadap standar , samapi kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien Pohan
2007.
5.1.3. Hubungan antara Persepsi Jaminan dengan Tingkat Kepuasan Pasien
KIA Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.
Variabel jaminan adalah kepercayaan pasien terhadap jaminan kesembuhan dan keamanan sehingga pelayanan yang diberikan termasuk
72
pengetahuan petugas kesehatan dalam memberikan tindakan pelayanan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa responden dengan persepsi jaminan baik yang
menyatakan puas sebanyak 16 orang 17.4 dan yang tidak puas sebanyak 14 orang 12.6. Persepsi jaminan sedang yang menyatakan puas sebanyak 42
orang 40,6 dan yang tidak puas sebanyak 28 orang 29.4. Sedangkan pada persepsi jaminan kurang tidak ada responden yang menyatakan puas atau tidak
puas. Adapun indikator yang dijadikan pertanyaan tentang kualitas pelayanan
variabel Jaminan terdiri dari 7 pernyataan yang berkaitan dengan variabel jaminan yaitu skill bidan, pelayanan yang sopan dan ramah,adanya jaminan keamanan dan
kepercayaan terhadap pelayanan, dan petugas kurang menjaga kenyamanan pasien.
Berdasarkan hasil perhitungan uji chi square yang diperoleh nilai p value sebesar 0.536 0.05, dengan derajat kemaknaan α 5, maka hipotesis null
Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara persepsi jaminan dengan tingkat kepuasan pasien poli KIA Puskesmas Ngesrep.
Hasil penelitian ini dimungkinkan karena pasien menilai baik terhadap mutu pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan Puskesmas Ngesrep, terlihat
dari pelayanan bidan yang memberikan pelayanan dengan sopan, berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan, pasien dilayani dengan baik, serta pelayanan
dilakukan oleh bidan bukan mahasiswa praktik. Sehingga pasien merasa aman dan terjamin atas pelayanan di poli KIA Puskesmas Ngesrep. Sehingga hal ini akan
berdampak dengan kepuasan yang dirasakan pasien setelah melakukan pengobatan di Puskesmas Ngesrep.
73
Hasil penelitian ini sejalan dengan Fury M 2013, menyatakan adanya hubungan anatra tingkat kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dengan
tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Sukoharjo, dimana hasil dari penelitian Fury menunjukan bahwa sebanyak 57,3 menilai tingkat kulitas pelayanan sudah
baik dan 60,8 pasien puas dengan kulitas pelayanan KIA di Puskesmas Sukoharjo.
Hasil penelitain ini sejalan dengan Wati 2012 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kompetensi teknis dengan kepuasan pasien. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Amna 2012 menyatakan bahwa tidak ada hubungan faktor assurance dengan mutu pelayanan kesehatan pada poli KIA RSUD Kota
Sabang tahun 2012.
5.1.4. Hubungan antara Persepsi Empati dengan Tingkat Kepuasan Pasien