70 produksi benur, maka penurunan produksi akan terjadi sehingga derajat
kelangsungan hidup benih pun akan menurun.
6.4. Analisis dampak Risiko Produksi
Analisis dampak risiko penurunan produksi naupli menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian ketika produksi naupli dibawah target
perusahaan. Target produksi naupli yang ditetapkan perusahaan sebagai produksi normal adalah sebesar sebanyak 25.000.000 naupli per siklus produksi. Selama
tahun 2008 PT. Suri Tani telah memproduksi naupli sebanyak 10 bulan. Dari sepuluh bulan tersebut, perusahaan mengalami 2 kali produksi dibawah target
perusahaan. Produksi dibawah target perusahaan tersebut terjadi pada bulan Maret dan September yaitu masing-masing mengalami kekurangan produksi sebesar
2.000.000 dan 1.000.000 naupli untuk memenuhi target produksi. Data dan perhitungan dampak risiko produksi naupli dapat dilihat pada Lampiran 5.
Selain penurunan produksi naupli, penurunan produksi benur juga sering kali menyebabkan kerugian dalam usaha pembenihan udang vannamei. Penurunan
produksi benur akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Pada produksi benur, hal yang dianggap merugikan adalah jika produksi benur tidak mampu
memenuhi target benur yang ditentukan oleh perusahaan. PT. Suri Tani Pemuka menetapkan target sebanyak 6.250.000 benur tiap siklusnya. Jika produksi benur
tidak mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan, maka hal ini dianggap sebagai kejadian yang berisiko.
Siklus produksi benur yang mengalami kerugian atau produksi yang masih dibawah target terjadi pada siklus satu, siklus enam dan siklus tujuh. Kekurangan
produksi yang terjadi pada siklus ini masing-masing sebanyak 198.800, 1.906.960 dan 381.016. Tingkat harga benur udang vannamei pada siklus satu sebesar Rp
27,00, pada siklus enam sebesar Rp 26,00 dan pada siklus tujuh sebesar Rp 25,00. Besarnya kerugian yang disebabkan penurunan produksi benur udang adalah
sebesar masing-masing pada siklus satu, siklus enam dan siklus tujuh adalah sebesar Rp 5.367.600,00, Rp 49.580.960,00 dan Rp 9.525.400,00. Hasil
perhitungan dampak risiko produksi benur dapat dilihat pada lampiran 6. Derajat kelangsungan hidup SR merupakan salah satu faktor penting
dalam usaha pembenihan udang vannamei. Derajat kelangsungan hidup akan
71 menentukan keberhasilan dalam usaha pembenihan. Jika derajat kelangsungan
hidup benur tinggi maka tingkat produksi benur akan tinggi pula. Dalam usaha pembenihan udang vannamei derajat kelangsungan hidup benur tidaklah stabil.
Penurunan derajat kelangsungan hidup yang dibawah standar perusahaan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak
mampu memenuhi target produksi yang telah ditetapkan. Target perusahaan untuk derajat kelangsungan hidup adalah sebesar 30
persen. Jika produksi benur tidak mencapai derajat kelangsungan hidup sebesar 30 persen maka produksi benur dianggap berisiko. Kerugian yang disebabkan oleh
penurunan derajat kelangsungan hidup terjadi pada siklus tiga dan siklus enam. Pada kedua siklus ini, derajat kelangsungan hidup benur tidak mencapai 30 persen
sehingga pada siklus ini terjadi kekurangan produksi dari target produksi yang ingin dicapai perusahaan.
Pada siklus tiga terjadi kekurangan produksi sebesar 1.526.800 benur dan
pada siklus enam terdapat kekurangan produksi sebanyak 1.906.960 benur. Tingkat harga pada masing-masing siklus ini masing-masing sebesar Rp 25,00
dan Rp 26,00 sehingga kerugian yang terjadi pada siklus tiga adalah sebesar Rp 38.170.000,00 dan pada siklus enam terjadi kerugian sebesar Rp 49.580.960,00.
Penerimaan perusahaan merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan sebagai penentu keberhasilan usaha. Jika terjadi penurunan
penerimaan perusahaan, maka ini merupakan akibat dari terjadinya risiko. Berdasarkan tujuh siklus produksi yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka
selama tahun 2008 terdapat empat siklus yang penerimaannya masih dibawah target perusahaan. PT. Suri Tani Pemuka menetapkan target penerimaan tiap
siklusnya sebesar Rp 156.250.000,00. Siklus yang masih di bawah target terdapat pada siklus tiga, siklus empat,
siklus enam dan siklus tujuh. Masing-masing kerugian dari kekurangan penerimaan tersebut adalah sebesar Rp 38.170.000,00, Rp 19.003.600,00, Rp
43.330.960 dan Rp 9.525.400. hasil perhitungan dampak risiko produksi dan penerimaan dapat dilihat pada lampiran. Perbandingan dampak terjadinya risiko
pada kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 6.
72 Tabel 6 menunjukkan perbandingan hasil perhitungan dampak terjadinya
risiko pada kegiatan produksi terhadap PT. Suri Tani Pemuka. Dampak atau kerugian terbesar terjadi pada risiko survival rate derajat kelangsungan hidup
benur. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi risiko derajat kelangsungan hidup benur di bawah target yang ditentukan oleh perusahaan maka perusahaan akan
mengalami kerugian terbesar jika dibandingkan dengan terjadinya risiko lainnya. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak terjadinya risiko yang disebabkan oleh
derajat kelangsungan hidup benur yang tidak memenuhi target, maka tahap pemeliharaan dari stadia naupli hingga menjadi benur sangat diperhatikan oleh
PT. Suri Tani Pemuka. Tabel 6. Perbandingan Dampak Terjadinya Risiko Terhadap Perusahaan
Sumber Risiko Dampak Rupiah
Produksi Naupli 15.962.000
Produksi Benur 44.679.261
Survival Rate 53.260.994
Penerimaan 40.596.555
Dampak dari terjadinya risiko pada kegiatan produksi benur merupakan dampak kerugian terbesar kedua setelah dampak yang disebabkan oleh risiko pada
derajat kelangsungan hidup benur. Besarnya dampak yang disebabkan oleh risiko pada produksi benur dikarenakan produk hasil dari kegiatan pembenihan adalah
benur udang vannamei. Jika terjadi risiko pada proses produksinya maka dampak yang disebabkan sangat mempengaruhi perusahaan. Dampak yang terjadi
disebabkan karena perusahaan tidak mampu memenuhi target produksi dan penerimaan dari penjualan benur yang dihasilkan. Hal menyebabkan PT. Suri
Tani Pemuka melakukan tindakan untuk mengurangi dampak terjadinya risiko pada produksi benur tersebut.
Dampak dari terjadinya risiko pada penerimaan menempati urutan ketiga terbesar dari kegiatan lainnya. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan
probabilitasnya, penerimaan mempunyai kemungkinan terjadinya risiko terbesar akan tetapi dampak yang disebabkan tidak sebesar dengan risiko pada derajat
kelangsungan hidup benur dan produksi benur. Hal ini dapat menunjukkan bahwa
73 risiko yang disebabkan oleh penerimaan di bawah target perusahaan mempunyai
kemungkinan terjadi yang paling besar, akan tetapi dampak yang disebabkan tidak sebesar dampak yang disebabkan oleh risiko pada derajat kelangsungan hidup dan
risiko pada produksi benur. Dampak dari terjadinya risiko terkecil terjadi pada produksi benur.
Produksi benur selain mempunyai dampak yang kecil juga mempunyai nilai probabilitas atau kemungkinan terjadinya pun paling kecil jika dibandingkan
dengan kegiatan produksi benur, derajat kelangsungan hidup benur dan risiko pada penerimaan. Dari hasil analisis dampak ini, maka dapat dijelaskan bahwa
PT. Suri Tani Pemuka mampu menekan dampak terjadinya risiko pada produksi naupli sehingga dampak yang disebabkan oleh risiko pada proses produksi naupli
lebih kecil jika dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
6.5. Pemetaan Risiko