Strategi Penanganan Risiko di PT. Suri Tani Pemuka

55 timbulnya penyakit yang menyerang induk dan benih udang vannamei serta risiko yang terjadi karena tingginya tingkat mortalitas benih udang vannamei. Sumber risiko yang berada pada kuadran 2 atau risiko yang kemungkinan terjadinya kecil akan tetapi dampak yang disebabkan oleh jenis risiko ini besar menurut PT. Suri Tani Pemuka adalah risiko pada kegiatan pengadaan induk. Hasil pemetaan risiko yang ada di PT. Suri Tani Pemuka yang berada pada kuadran 3 atau risiko yang kemungkinan terjadinya risiko besar akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh risiko ini kecil adalah risiko yang terjadi akibat adanya fluktuasi harga baik harga input maupun output. Fluktuasi harga yang menimbulkan risiko tersebut terjadi pada harga induk, pakan dan benih. Sumber risiko yang terdapat pada kuadran 4 atau risiko yang kemungkinan terjadinya kecil dan dampak yang disebabkan oleh risiko ini kecil pula adalah risiko yang disebabkan oleh cuaca dan kerusakan peralatan teknis.

6.2. Strategi Penanganan Risiko di PT. Suri Tani Pemuka

Menghadapi berbagai sumber risiko yang muncul pada usaha pembenihan udang baik dari risiko operasional maupun risiko pasar, PT. Suri Tani Pemuka memiliki berbagai macam cara atau strategi untuk menghindari atau mencegah terjadinya sumber-sumber risiko tersebut serta menangani risiko yang sudah terjadi pada usaha pembenihan udang. Strategi-strategi yang dilakukan PT. Suri Tani Pemuka dalam menangani sumber-sumber risiko pada usaha pembenihan udang vannamei meliputi: 1. Penghindaran risiko preventif Strategi preventif dilakukan perusahaan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini dilakukan perusahaan pada beberapa sistem kegiatan pembenihan udang vannamei. Penerapan strategi yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka diantaranya adalah pada kegiatan berikut: a Mempersiapkan wadah pemeliharaan Kegiatan persiapan wadah pemeliharaan dilakukan PT. Suri Tani Pemuka untuk membersihkan lumut dan kotoran yang menempel pada bak pemeliharaan. Kegiatan persiapan wadah pemeliharaan meliputi kegiatan pencucian bak menggunakan larutan detergen dan kaporit. Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan bak yang dilakukan pada saat induk diafkir. Selama kegiatan 56 pengeringan dilakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah mencuci selang aerasi, batu aerasi dan timah aerasi dengan deterjen lalu direndam dengan formalin 100 ppm selama 24 jam. Ketika bak akan dipakai terlebih dahulu dicuci dengan detergen dan dibilas hingga bersih lalu aerasi dipasang pada bak. Setelah aerasi terpasang, maka pengisian air pada bak pemeliharaan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perlakuan pada air. Kegiatan persiapan ini dilakukan untuk mengistirahatkan bak pemeliharaan dan membersihkan bak serta mensterilkan bahan-bahan pada bak pemeliharaan dari kotoran dan lumut. Hal ini berfungsi sebagai langkah untuk mencegah terserangnya benih udang vannamei oleh berbagai penyakit yang disebabkan oleh jamur dan virus. b Sistem kontrak pembelian dengan pemasok pakan Salah satu sumber risiko yang harus ditangani adalah pengadaan pakan alami untuk induk udang vannamei. Pada musim kemarau, pakan alami sulit didapat sehingga menyebabkan harga pakan naik. Menghadapi permasalahan tersebut, PT. Suri Tani Pemuka melakukan sistem kontrak dengan pihak pemasok pakan alami. Pihak pemasok pakan alami adalah nelayan yang bertempat tinggal di sekitar pantai Anyer. Dengan adanya sistem kontrak ini, maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan pakan alami pada musim kemarau atau mendapatkan pakan dengan harga tinggi. Sistem kontrak berisi persyaratan kontinuitas pakan alami berupa cacing laut dan cumi-cumi dengan harga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. c Pemeliharaan induk Kegiatan pemeliharaan induk bertujuan untuk mematangkan gonad sehingga induk siap dipijahkan. Selain itu, pemeliharaan induk bertujuan untuk mencegah risiko gagal bertelur dan stres pada induk. Kegiatan pemeliharaan induk dipisahkan antara induk jantan dan induk betina. Induk diberi pakan segar berupa cumi-cumi, cacing laut dan kerang-kerangan. Pemberian pakan pada induk udang harus dilakukan dengan tepat waktu untuk mencegah kanibalisme yang dapat menyebabkan kematian pada induk. Selain pakan, faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan induk adalah kualitas air. Selama pemeliharaan, 57 setiap pagi hari dilakukan penyiponan dan pergantian air untuk mendukung kematangan gonad. Upaya untuk menghindari risiko kegagalan bertelur juga dilakukan dengan mengurangi suara gaduh yang dapat menyebabkan stres pada induk. Selain itu, proses ablasi harus dilakukan dengan teliti sehingga meminimalkan angka kegagalan. Oleh karena itu, perusahaan mempercayakan pekerjaan tersebut pada pekerja yang berpengalaman dan mengerti mengenai perlakuan pada induk tersebut. d Pemeliharaan larva Kegiatan pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling penting untuk menghindari risiko gagal produksi di PT. Suri Tani Pemuka. Pemeliharaan larva dimulai dari stadia naupli hingga mencapai stadia post larva PL 10-12 yang dikenal dengan benur atau benih udang. Termasuk di dalamnya kegiatan- kegiatan seperti persiapan bak pemeliharaan, penebaran larva, pengamatan kondisi dan perkembangan larva, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, pengendalian penyakit dan pemanenan. Pengamatan larva dilakukan PT. Suri Tani Pemuka untuk mencegah risiko larva terserang penyakit dan patogen. Pengamatan larva dilakukan oleh bagian laboratorium untuk mengamati morfologi tubuh larva, keberadaan parasit patogen yang menyebabkan larva terserang penyakit. Jika hasil pengamatan laboratorium menunjukkan bahwa ada sampel yang terserang penyakit, maka bak pemeliharaan larva akan ditetesi dengan formalin sehingga larva yang terserang penyakit mati dan larva yang tidak terserang tidak tertular oleh larva yang terserang penyakit. e Pengelolaan kualitas air Pengelolaan air merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam usaha pembenihan udang di PT. Suri Tani Pemuka. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya risiko kegagalan produksi dikarenakan tingkat mortalitas induk dan benih yang tinggi. Pengelolaan kualitas air tersebut dilakukan terhadap media pemeliharaan induk dan media pemeliharaan larva. Pengelolaan kualitas air dalam media pemeliharaan induk udang vannamei merupakan bagian yang penting karena berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses budidaya selanjutnya. Untuk menjaga kualitas air tetap stabil pada saat pemeliharaan induk dilakukan 58 dengan cara melakukan pergantian air sebanyak 50-80 persen setiap hari yang dilakukan pada pagi hari. Selain pergantian air, dilakukan juga pembuangan sisa pakan dan kotoran udang serta kulit udang yang sudah moulting serta melakukan pengisian air yang baru. Pengelolaan kualitas air pada media pemeliharaan larva udang vannamei dilakukan dengan cara melakukan Monitoring suhu yaitu berkisar antara 29-30 derajat celcius, melakukan pemeriksaan pH yaitu berkisar pada 7,5-8,5 serta salinitas sekitar 29-34 ppt. Cara selanjutnya yang dilakukan adalah penyiponan atau pembersihan sisa makanan dan kotoran larva. f Pengelolaan pakan Perkembangan gonad udang vannamei dapat dipacu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pakan, yaitu dengan memberikan pakan yang berprotein tinggi. Pengelolaan pakan yang diberikan pada larva udang vannamei selama proses pembenihan di PT. Suri Tani Pemuka ada dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pemberian pakan disesuaikan dengan jumlah dan frekuensi tertentu sesuai dengan stadia larva. Pengelolaan pakan yang baik akan meningkatkan produksi benih dan meminimalkan risiko kegagalan produksi. g Pemanenan dan pengepakan benur Pemanenan benur sangat tergantung pada permintaan konsumen baik waktu pemanenan, jumlah dan ukuran. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menghindari risiko benur tidak habis terjual. Sebagian besar konsumen meminta agar pelaksanaannya dilakukan pada sore hari atau malam hari untuk menghindari suhu yang tinggi pada waktu penebaran. Ukuran yang sering diminta oleh konsumen adalah pada PL 10. Proses pengemasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dengan teliti karena jika proses ini diabaikan ketelitiannya maka akan menimbulkan risiko berupa kematian benur yang kerugiannya akan ditanggung oleh perusahaan. Proses pengepakan atau pengemasan benur dilakukan dengan menggunakan kantong plastik berlapis dua yang diisi air laut sebanyak 2 liter. Kepadatan benur dalam kantong tergantung umur benur tersebut. Jika PL 10 ke atas, maka kepadatannya maksimum 2000 ekor per liter. Selanjutnya diberi oksigen untuk pernapasan udang selama pengangkutan. 59 Selanjutnya plastik diikat kencang dengan karet gelang. Hasil pengemasan kemudian dimasukkan ke dalam kotak sterefoam yang berisi delapan kantong plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh ditambahkan kantong es sehingga tingkat metabolisme udang menurun karena mampu mengurangi aktivitas dan kanibalisme dengan sesamanya. h Perbaikan fasilitas Beberapa fasilitas yang digunakan dalam kegiatan pembenihan udang vannamei sering mengalami kerusakan baik kerusakan ringan maupun kerusakan berat. Jenis kerusakan berat ditangani perusahaan dengan mengganti alat dengan alat yang baru. Akan tetapi jika kerusakan yang terjadi berupa kerusakan ringan dapat ditangani dengan mengganti komponen yang rusak. Selain perbaikan alat, penanganan yang dilakukan perusahaan berupa perawatan rutin untuk menghindari terjadi kerusakan berat pada alat. i Pengembangan sumber daya manusia Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan dalam usaha pembenihan udang vannamei. Pengalaman dalam pembenihan sangat dibutuhkan dalam beberapa kegiatan produksi, diantaranya proses perkawinan induk udang. Sumber daya manusia yang berpengalaman dan berkualitas dapat menghindari terjadinya kegagalan perkawinan yang disebabkan perkawinan sekerabat atau kesalahan lainnya. Menghindari kesalahan pada sumber daya manusia, maka PT. Suri Tani Pemuka melakukan seleksi yang sangat ketat untuk penerimaan pekerja. Pekerja yang diterima hanya pekerja yang berpengalaman. Strategi lainnya yang diterapkan PT. Suri Tani Pemuka sebagai upaya mengurangi risiko akibat kesalahan manusia adalah dengan melakukan pelatihan pada pekerjanya secara berkala. 2. Mitigasi Risiko Strategi mitigasi dilakukan PT. Suri Tani Pemuka dengan tujuan untuk memperkecil dampak dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan perusahaan dalam berbagai cara, antara lain adalah: 60 a Pengadaan dan perlakuan induk Pengadaan induk yang masih diimpor dari Hawai sering menimbulkan risiko bagi PT. Suri Tani Pemuka. Oleh karena itu, pengadaan induk sangat diperhatikan oleh perusahaan sebagai upaya untuk mengoptimalkan keuntungan. Strategi perusahaan untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kegiatan impor induk adalah melalui sistem garansi yang disepakati oleh pihak pengimpor dan perusahaan. Sistem garansi berlaku untuk penanggungan oleh pihak importir induk udang vannamei jika dalam kurun waktu 24 jam setelah induk berada di tempat pembenihan terdapat induk yang mati atau terserang penyakit. Akan tetapi, jika dalam waktu lebih dari 24 jam terdapat induk yang mati atau terserang penyakit, maka pihak perusahaanlah yang menanggung semua kerugian. Oleh karena itu, untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh kematian induk, maka pihak perusahaan melakukan perlakuan pada induk. Perlakuan pada induk meliputi proses penyesuaian suhu air tempat induk dipelihara dengan suhu negara asal untuk menghindari stres pada induk. Perlakuan dilakukan dengan melakukan penurunan suhu sehingga suhu pada tempat pemeliharaan induk sama dengan suhu di negara asal induk. Penurunan suhu dilakukan dengan menggunakan chiller. b Pengendalian penyakit Penyakit pada induk udang dan benih udang merupakan masalah utama yang harus ditangani dengan serius karena jika tidak ditangani dengan tepat, maka akan mengakibatkan terganggunya proses produksi dan dapat mengurangi penerimaan perusahaan. Menghadapi permasalahan yang diakibatkan oleh penyakit ini, PT. Suri Tani Pemuka menerapkan salah satu cara untuk meminimalkan angka kerugian. Jika ditemukan sampel induk yang terserang penyakit, maka keseluruhan induk dalam satu bak akan dibuang. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit pada bak pemeliharaan lainnya. Jika terdeteksi penyakit pada sampel larva, maka bak pemeliharaan larva yang terdeteksi terserang penyakit ditetesi formalin untuk membunuh larva yang terserang penyakit dan tetap membiarkan larva yang tidak terserang penyakit. 61 c Sistem diversifikasi pemeliharaan Metode mitigasi risiko lainnya yang dilakukan PT. Suri Tani Pemuka adalah sistem diversifikasi pemeliharaan. Sistem diversifikasi dilakukan dengan melakukan pemeliharaan induk dan larva pada bak terpisah. Penerapan pola pemeliharaan ini bertujuan untuk menghindari gagalnya produksi pada keseluruhan benih dan induk udang vannamei. Melalui cara pemisahan ini, maka jika salah satu bak pemeliharaan terserang penyakit, maka bak yang lain dapat dihindari dari terjangkitnya penyakit tersebut. Strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka tersebut dapat digambarkan sesuai dengan peta sumber-sumber risiko yang ada di PT. Suri Tani Pemuka. Hasil pengelompokan strategi penanganan risiko berdasarkan kuadran sumber risiko pada peta risiko dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9. Strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka berdasarkan hasil pemetaan sumber risiko yang ada dalam kegiatan pembenihan udang vannamei dapat disesuaikan dengan letak risiko pada kuadran yang ada dalam peta risiko. Strategi preventif risiko dilakukan PT. Suri Tani Pemuka untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, atau dengan kata lain strategi preventif dilakukan perusahaan untuk menangani risiko yang ada pada kuadran dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya besar. Kuadran yang dapat ditangani dengan strategi preventif adalah risiko yang terdapat pada kuadran 1 dan kuadran 3. Risiko yang terdapat pada kuadran 1 atau risiko dengan probabilitas besar dan dampak yang disebabkan besar pula dalam kegiatan pembenihan udang vannamei adalah risiko penyakit dan tingginya tingkat mortalitas. Hasil identifikasi strategi penanganan risiko yang dilakukan oleh perusahaan yang sesuai dengan jenis risiko pada kuadran 1 ini adalah dengan melakukan persiapan bak pemeliharaan, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air, pengelolaan pakan, pemanenan dan pengepakan benur serta pelatihan sumber daya manusia. 62 Dampak Rp Besar Kecil Kecil Besar Probabilitas Gambar 8. Strategi Preventif Risiko PT. Suri Tani Pemuka Risiko yang terdapat pada kuadran 3 atau risiko dengan tingkat probabilitas besar tetapi dampak yang ditimbulkan oleh risiko ini kecil adalah risiko karena adanya fluktuasi harga pada induk, pakan dan benih. Menghadapi risiko yang disebabkan oleh fluktuasi harga merupakan permasalahan yang sulit bagi PT. Suri Tani Pemuka. Risiko karena adanya fluktuasi harga yang dapat ditangani oleh PT. Suri Tani Pemuka adalah risiko fluktuasi harga pakan. Strategi preventif yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka dalam menangani risiko ini adalah dengan melakukan kontrak pembelian dengan pihak pemasok pakan, sedangkan risiko yang disebabkan oleh fluktuasi harga induk belum dapat ditangani oleh perusahaan dikarenakan fluktuasi harga ditentukan oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar. Strategi penanganan risiko menggunakan strategi mitigasi yang dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka dilakukan untuk mengendalikan risiko-risiko dengan dampak yang besar. Risiko yang digolongkan ke dalam risiko dengan dampak yang besar adalah risiko yang terdapat pada kuadran 1 dan kuadran 2. Kuadran 1 Kuadran 2: Kuadran 1 : -persiapan bak pemeliharaan -pemeliharaan induk -pemeliharaan larva -pengelolaan kualitas air -pengelolaan pakan -pemanenan dan pengepakan benur -pengembangan SDM Kuadran 4: Kuadran 3: -Sistem kontrak pembelian pakan 63 merupakan risiko dengan kemungkinan terjadinya besar dan dampak yang ditimbulkan besar pula, sedangkan kuadran 2 merupakan risiko dengan kemungkinan terjadinya kecil, akan tetapi dampak yang ditimbulkan oleh risiko ini besar. Risiko yang terdapat pada kuadran 1 dikendalikan oleh PT. Suri Tani Pemuka menggunakan strategi mitigasi risiko melalui kegiatan pengendalian penyakit sehingga risiko timbulnya penyakit dan tingginya tingkat mortalitas dapat diminimalkan. Risiko yang kemungkinan terjadinya kecil, akan tetapi dampak yang ditimbulkan besar adalah risiko dalam kegiatan pengadaan induk. Risiko ini dikendalikan perusahaan menggunakan mitigasi risiko melalui kegiatan pengadaan dan perlakuan induk yang tepat dengan karakteristik induk udang vannamei. Pola penangan risiko menggunakan strategi mitigasi dapat dilihat pada gambar berikut: Dampak Rp Besar Kecil Kecil Besar Probabilitas Gambar 9. Strategi Mitigasi Risiko PT. Suri Tani Pemuka Risiko yang terdapat pada kuadran dengan probabilitas kecil serta dampak yang disebabkan oleh risiko tersebut kecil pula atau risiko yang terdapat pada kuadran 4 yaitu risiko kerusakan alat dan pengaruh cuaca. Risiko yang terdapat pada kuadran ini merupakan risiko yang ringan atau dengan kata lain risiko ini tidak terlalu berpengaruh pada PT. Suri Tani Pemuka. Risiko ini tidak dapat ditangani menggunakan strategi mitigasi ataupun preventif risiko. Kedua jenis penanganan risiko ini dilakukan untuk jenis risiko yang kemungkinan terjadinya besar atau risiko dengan dampak yang besar. Akan tetapi untuk menangani risiko Kuadran 2: -pengadaan dan perlakuan induk Kuadran 1 : -pengendalian penyakit -sistem diversifikasi pemeliharaan Kuadran 4: Kuadran 3: 64 pada kuadran ini, PT. Suri Tani Pemuka melakukan kegiatan perbaikan pada peralatan teknis. Dampak Rp Besar Kecil Kecil Besar Probabilitas Gambar 10. Alternatif Strategi Penanganan Risiko oleh PT. Suri Tani Pemuka Penanganan risiko juga dilakukan oleh PT. Suri Tani Pemuka melalui alternatif strategi yang disesuaikan dengan hasil pemetaan risiko. Peta alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada gambar10. Risiko yang terdapat pada kuadran 1 yaitu risiko adanya penyakit dan tingkat mortalitas berdasarkan alternatif strategi diatasi dengan strategi prevent at source. Strategi prevent at source dapat dilakukan melalui kegiatan persiapan bak pemeliharaan, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air, pengelolaan pakan, pemanenan dan pengepakan benur, pengembangan SDM, pengendalian penyakit dan diversifikasi pemeliharaan. Risiko yang terdapat pada kuadran 2 yaitu risiko dalam kegiatan pengadaan induk diatasi dengan strategi detect and monitor. Strategi detect and monitor dapat dilakukan dengan pengadaan dan perlakuan induk. Risiko yang terdapat pada kuadran 3 yaitu risiko fluktuasi pada harga induk, pakan dan benih dapat diatasi dengan alternatif penanganan risiko melalui strategi monitor. Strategi monitor dapat dilakukan melalui sistem kontrak pembelian pakan. Sedangkan Kuadran 2: -Pengadaan induk Detect and Monitor Kuadran 1 : -Penyakit -Tingkat Mortalitas Prevent at Source Kuadran 4: -Kerusakan peralatan -Cuaca Low Control Kuadran 3: -Fluktuasi harga induk -Fluktuasi harga pakan -Fluktuasi harga benih Monitor 65 risiko yang terdapat pada kuadran 4 yaitu risiko kerusakan alat teknis pembenihan dan adanya pengaruh cuaca dapat diatasi melalui strategi low control. Strategi low control dapat dilakukan dengan kegiatan perbaikan fasilitas. Hasil identifikasi sumber risiko dan upaya penanganan risiko yang dilakukan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Identifikasi Sumber dan Penanganan Risiko No Sumber Risiko Upaya Penanganan Hasil 1 Penyakit -Pencegahan: persiapan bak pemeliharaan untuk mengistirahatkan bak -Pengobatan: jika pada bak larva ditemukan ada larva yang terserang penyakit, maka ditetesi dengan formalin. Jika yang terserang penyakit adalah induk udang, maka seluruh induk udang yang ada dalam satu bak akan dimusnahkan Meminimalkan risiko gagal panen yang disebabkan tingkat kematian benih akibat terserang penyakit 2 Tingkat mortalitas larva Perlakuan yang teliti dan hati-hati dalam kegiatan pemeliharaan induk, pemeliharaan naupli, pemeliharaan larva, kegiatan pemanenan, pengemasan dan distribusi, serta mengadakan pelatihan karyawan, menjaga kualitas air, penerapan pola diversifikasi pemeliharaan induk dan larva Meminimalkan tingkat mortalitas induk dan larva 3 Proses pengadaan induk Menggunakan sistem garansi dan melakukan usaha penurunan suhu Meminimalkan kerugian jika terjadi kematian pada induk yang masih dalam jangka waktu 24 jam 4 Fluktuasi harga induk udang vannamei Belum dapat ditangani karena harga disesuaikan dengan nilai tukar rupiah Harga masih berfluktuasi sesuai nilai tukar rupiah terhadap dolar 5 Cuaca Upaya penurunan suhu air Adaptasi induk cepat 6 Fluktuasi harga pakan Melakukan kontrak pembelian dengan pemasok pakan alami Persediaan pakan alami tidak terputus meskipun pada musim tertentu 7 Fluktuasi harga benih Harga benih disesuaikan dengan daerah konsumen Keuntungan yang diperoleh perusahaan optimal 8 Kerusakan peralatan Perawatan rutin serta penggantian bagian alat yang rusak Kerusakan fatal pada peralatan dapat dicegah 66

6.3. Analisis Probabilitas Risiko Produksi dan Penerimaan