Daya Pembeda Reliabilitas Tes

Setelah dilakukan analisis tingkat kesukaran, diketahui bahwa dari 8 butir soal tes uji coba yang diujikan, butir soal nomor 1, 3, dan 4 memiliki kriteria mudah, butir soal nomor 2 dan 6 memiliki kriteria sedang, dan butir soal nomor 5, 7, dan 8 memiliki kriteria sukar. Contoh perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 14.

3.5.3 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauhmana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belumkurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan siswa yang kurang menguasai kompetensi Arifin, 2012:350. Arifin 2012:351 menjelaskan bahwa untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut: 1 DP 0,4 : sangat baik, butir soal diterima; 2 0,γ ≤ DP ≤ 0,γ9 : baik, butir soal diterima; 3 0,β ≤ DP ≤ 0,β9 : kurang baik, butir soal perlu diperbaiki; dan 4 DP ≤ 0,19 : jelek, butir soal ditolak. Arifin 2012: 146 menjelaskan bahwa perhitungan daya pembeda soal uraian dapat dilakukan dengan rumus berikut. DP = perbedaan rata-rata kelompok atas dan bawah skor maksimal butir soal Penentuan kelompok atas dan kelompok bawah pada kelas dengan jumlah siswa banyak di atas 30 dilakukan dengan menetapkan 27 teratas sebagai kelompok atas dan 27 terbawah sebagai kelompok bawah Arifin, 2012:146. Setelah dilakukan analisis daya beda, diketahui bahwa dari 8 butir soal tes uji coba yang diujikan, ada 4 butir soal yang diterima yaitu butir soal nomor 2, 4, 6, dan 7, sedangkan 4 butir soal lainnya yaitu butir soal nomor 1, 3, 5, dan 8 ditolak. Contoh perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada Lampiran 15.

3.5.4 Reliabilitas Tes

Reliabilitas berarti sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri kelompok tersebut memang belum berubah Djaali Muljono, 2004:74. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut. Keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan; n : banyaknya peserta tes; ∑σ i 2 : jumlah varians tiap butir soal; dan σ t 2 : varians total Arikunto, 2009:109. Rumus varians: dan 1 - σ t 2 ∑σ i 2 n - 1 r 11 = n σ i 2 = N N ∑X 2 ∑X 2 σ t 2 = N N ∑Y 2 ∑Y 2 Keterangan: σ i 2 : varians butir soal ke-i; σ t 2 : varians total; ∑X : jumlah skor tiap butir soal; ∑X 2 : jumlah kuadrat skor butir soal; ∑Y : jumlah skor total; ∑Y 2 : jumlah kuadrat skor total; dan N : banyaknya butir soal Arikunto, 2009:110. Setelah ditemukan harga r 11 kemudian r 11 ini dibandingkan dengan harga r product moment dengan taraf signifikan 5 dan dk = banyaknya siswa. Jika r 11 r tabel maka instrumen soal dianggap reliabel. Hasil analisis reliabilitas soal ujicoba menunjukkan bahwa soal tersebut reliabel. Contoh perhitungan reliabilitas ini ditunjukkan pada Lampiran 16. Berdasarkan analisis keseluruhan, diperoleh hasil bahwa butir soal yang digunakan pada penelitian ini adalah butir soal yang valid, memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar, sedangkan daya pembeda yang digunakan berkriteria diterima. Karena soal uji coba ini reliabel, maka soal ini dapat digunakan sebagai soal tes kemampuan pemecahan masalah. Butir soal yang digunakan pada tes kemampuan pemecahan masalah adalah butir soal nomor 2, 4,

6, dan 7.

3.6 Analisis Data Awal