fascicularis, Beruk Macaca nemestrina, Kukang Nycticebus coucang, Bekantan Nasalis larvatus dan
Owa kelawat Hylobates muelleri. Menurut PPLH Universitas Mulawarman 1999 dalam Aipassa 2004, Owa kelawat ditemukan pada komunitas
hutan primer dan merupakan jenis yang peka terhadap gangguan berupa perubahan struktur dan komposisi hutan dan sekaligus merupakan indikator masih utuhnya kawasan
hutan di daerah tersebut. Untuk kelompok burung aves, banyak sekali jenis-jenis yang terdapat dalam
kawasan HLGL diantaranya jenis yang endemik Kalimantan; Bondol kalimantan Lonchura fuscans, Tiong batu kalimantan Pityriasis gymnocephala, Sikatan kalimantan
Cyornis superbus dan Pentis kalimantan Prionochilos xanthopyangius. Jenis-jenis Enggang; Julang emas Aceros undulatus, Rangkong badak Buceros rhinoceros,
Enggang jambul Aceros comatus, Enggang klihingan Anorrhinus galeritus, Julang jambul hitam Aceros corrugatus dan Rangkong gading Buceros vigil, Kacembang
gading Irena puella, Luntur diard Harpactes diardii, Kucica hutan Copsychus malabaricus, Tukik tikus Sasia abnormis, Sempur hujan sungai Cymbirhynchus
macrorhynchos, Paok delima Pitta granatina, Kuau raja Argusianus argus, Elang ular Spilornis cheela palidus,
Seriwang asia Tersiphone paradisi dan lain sebagainya. Sedangkan dari kelompok reptilia dan amphibi jenis yang terdapat di kawasan HLGL
diantaranya Ular cincin emas Boiga dendrophilia dan Katak tanduk Megophrys nasuta.
D. Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat
Sebelum ditetapkan menjadi kawasan hutan lindung, kawasan hutan Gunung Lumut telah didiami oleh masyarakat adat Dayak Paser secara turun temurun bahkan
telah mencapai 13 generasi. Secara tradisional wilayah hutan Gunung Lumut dan sekitarnya telah terbagi kedalam hak kelola tradisional adat oleh 13 wilayah adat desa-
desa disekitarnya dan satu dusun berada dalam kawasan di empat kecamatan. Keseluruhan masyarakat tersebut sangat bergantung pada keberadaan wilayah hutan
Gunung Lumut untuk keberlangsungan hidupnya. Dengan batas-batas desa tersebut dikenal dengan batas-batas alam yaitu daerah aliran sungai, ataupun punggung bukit
atau gunung seperti Sungai Pias, Sungai Tiwei, Sungai Mului, Kesungai dan lain-lain Saragih, 2004. Pada umumnya kepadatan populasi penduduk desa-desa tersebut
sangatlah rendah, kecuali desa-desa yang berada pada bagian selatan hutan lindung dan bersinggungan langsung dengan jalan raya Kalimantan Timur-Kalimantan Selatan
Wahyuni et al., 2004. Bagi masyarakat sekitar kawasan, HLGL berperan secara ekologis sebagai
sumber protein hewani masyarakat serta mendukung kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan dan transportasi sungai bagi masyarakat. Kebutuhan protein hewani yang
bersumber dari binatang buruan atau ikan sungai, demikian juga sebagai sumber air minum bagi rumah tangga, dan sebagai daerah tangkapan air bagi sungai-sungai kecil
dan besar disekitar kawasan seperti Kendilo dan Telake. Masyarakat asli yang bertempat tinggal di sekitar kawasan HLGL memenuhi hampir semua kebutuhannya dari wilayah
hutan baik dari wilayah hutan lindung maupun dari hutan disekitar hutan lindung hutan adat, seperti kebutuhan akan kayu bakar, perumahan, pangan sayuran dan
dagingikan, obat-obatan dan upacara adat. Masyarakat yang berdiam didalam dan sekitar kawasan HLGL memiliki ketergantungan terhadap ketersediaan berbagai macam
jenis pangan yang berasal dari hutan, secara langsung maupun tidak langsung. Kebutuhan protein hewani dipenuhi secara berburu di dalam hutan dan bahkan kegiatan
tersebut merupakan kegiatan utama sebagai cara mendapatkan uang bagi beberapa rumah tangga yang berdiam di kawasan tersebut.
Pada umumnya masyarakat desa yang berada dalam dan di sekitar HLGL bekerja dalam bidang pertanian dengan pengelolaan lahan pertanian yang masih
tradisional Wahyuni et al., 2004. Jenis mata pencaharian lain yang digeluti oleh masyarakat adalah berdagang, pegawai negeri sipil, karyawan perusahaan serta bidang
lainnya. Dominasi pekerjaan masyarakat sebagai petani, terlihat dari luasan lahan yang dijadikan areal pertanian dan perkebunan di daerah penyangga kawasan HLGL. Upaya-
upaya lain dari masyarakat untuk menambah pendapatannya adalah dengan mendulang emas bagi desa tertentu, kegiatan ini dilakukan hanya pada saat gagal panen, menjadi
tukang ojeg motor dan buruh.
IV. METODE PENELITIAN