Kondisi Biologi 1. Keanekaragaman Flora

B.5. Bentuk Lahan dan Topografi Secara fisiografik, kawasan HLGL terdiri dari bentuk lahan dataran berbukit dan perbukitan, yang terbagi kedalam enam subsistem lahan, yakni : 1. Dataran sedimen yang berbukit dengan punggung bukit curam, pada bagian barat, mempunyai pola drainase trellis. 2. Dataran sedimen yang berbukit, terdapat pada bagian barat daya, mempunyai pola drainase dendritik. 3. Perbukitan dengan punggung linear yang mempunyai lereng terjal di suatu sisi, terdapat di bagian barat, mempunyai pola drainase trellis. 4. Perbukitan batuan beku bukan endapan yang tidak simetris atau teratur, terdapat di bagian timur, mempunyai pola drainase dendritik. 5. Punggung bukit dan gunung karst yang curam, terdapat melintang dari arah timur laut ke barat daya, mempunyai pola drainase karstik. 6. Kelompok punggung gunung batuan bukan endapan, terdapat di bagian utara, mempunyai pola drainase rectangular. Secara umum kawasan HLGL Bakosurtanal, 1991 dalam Wahyuni et al., 2004 memiliki kondisi topografi lereng datar berombak 0-8 dan bergelombang 8-15 . Dengan luas masing-masing 2.662 Ha 45.18 dan 1.160 Ha 19.69 . C. Kondisi Biologi C.1. Keanekaragaman Flora Pusat Penelitian Lingkungan Hidup PPLH Universitas Mulawarman 1999 dalam Aipassa 2004, menyatakan bahwa vegetasi yang terdapat pada kawasan HLGL terdiri dari hutan primer dan hutan sekunder dengan berbagai keanekaragaman jenis flora. Jenis Sungkai Peronema canescens, Mali-mali Leea indica dan Buta ketiap Milletia sp. merupakan jenis-jenis tumbuhan dominan pada komunitas hutan primer selain dijumpai pula asosiasi beberapa jenis yang tergolong suku Dipterocarpaceae, seperti Shorea laevis Bangkirai dan jenis-jenis Keruing Dipterocarpus spp.. Pada komunitas hutan sekunder, jenis Mahang Macaranga sp. merupakan jenis dominan. C.2. Keanekaragaman Fauna Kawasan HLGL memiliki keanekaragaman satwaliar yang cukup tinggi, diantaranya dari kelompok mamalia adalah Babi jenggot Sus barbatus, Kijang kuning Muntiacus atherodes, Beruang madu Helarctos malayanus, Pelanduk napu Tragulus napu, Rusa sambar Cervus unicolor, Tenggalung malaya Viverra tangalunga, Landak raya Hystrix brachyura, Sero ambrang Aonys cinerea, Tupai tanah Tupaia tana, Bajing kecil telinga-hitam Nannosciurus melanotis dan Bajing tanah ekor-tegak Rheithrosciurus macrotis. Untuk jenis primata antara lain Lutung dahi-putih Presbytis frontata, Lutung merah Presbytis rubicunda, Monyet ekor panjang Macaca fascicularis, Beruk Macaca nemestrina, Kukang Nycticebus coucang, Bekantan Nasalis larvatus dan Owa kelawat Hylobates muelleri. Menurut PPLH Universitas Mulawarman 1999 dalam Aipassa 2004, Owa kelawat ditemukan pada komunitas hutan primer dan merupakan jenis yang peka terhadap gangguan berupa perubahan struktur dan komposisi hutan dan sekaligus merupakan indikator masih utuhnya kawasan hutan di daerah tersebut. Untuk kelompok burung aves, banyak sekali jenis-jenis yang terdapat dalam kawasan HLGL diantaranya jenis yang endemik Kalimantan; Bondol kalimantan Lonchura fuscans, Tiong batu kalimantan Pityriasis gymnocephala, Sikatan kalimantan Cyornis superbus dan Pentis kalimantan Prionochilos xanthopyangius. Jenis-jenis Enggang; Julang emas Aceros undulatus, Rangkong badak Buceros rhinoceros, Enggang jambul Aceros comatus, Enggang klihingan Anorrhinus galeritus, Julang jambul hitam Aceros corrugatus dan Rangkong gading Buceros vigil, Kacembang gading Irena puella, Luntur diard Harpactes diardii, Kucica hutan Copsychus malabaricus, Tukik tikus Sasia abnormis, Sempur hujan sungai Cymbirhynchus macrorhynchos, Paok delima Pitta granatina, Kuau raja Argusianus argus, Elang ular Spilornis cheela palidus, Seriwang asia Tersiphone paradisi dan lain sebagainya. Sedangkan dari kelompok reptilia dan amphibi jenis yang terdapat di kawasan HLGL diantaranya Ular cincin emas Boiga dendrophilia dan Katak tanduk Megophrys nasuta.

D. Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat