78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui kelompok p
engrajin tembaga “Bangun Karya”, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan antara lain:
1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok pengrajin
tembaga “Bangun Karya” di Dusun Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kelompok pengrajin tembaga
“Bangun Karya”. Peningkatan pengetahuan merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu anggota kelompok dalam
meningkatkan perekonomian khususnya dalam hal kerajinan tembaga. Program-program yang dilaksanakan oleh kelompok pengrajin tembaga
“Bangun Karya” yaitu program penyediaan sarana kerajinan, pembuatan kerajinan, kualitas hasil kerajinan, pengembangan skill, menyamakan harga
pasar dan meningkatkan pemasaran, pengembangan model kerajinan, mempertahankan kebudayaan. Kelompok pengrajin tembaga
“Bangun Karya” mampu meningkatkan industri pembuatan kerajinan dengan
memberdayakan masyarakat disekitar produksi kerajinan tembaga agar mampu mendukung program pemerintah dalam hal mensejahterakan
masyarakat.
79
a. Proses pada tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar. Pada pembuatan kerajinan diharapkan kelompok mampu memberdayakan
anggota kelompok pe ngrajin tembaga “Bangun Karya” agar mereka
memanfaatkan skillketerampilan yang mereka miliki dengan efektif dan efisien. Nantinya, dengan mengembangkan skillketerampilan yang dimiliki
para pengrajin dapat meningkatkan penghasilan perekonomiannya. b.
Proses pada tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan. Program menyamakan harga pasar dan meningkatkan pemasaran yang
dilakukan oleh kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” untuk menyamakan harga pasar atau menghilangkan kesenjangan harga dalam
persaingan pasar dalam mencari konsumen atau memperluas pemasaran. Program pengembangan model kerajinan bertujuan untuk meningkatkan
kreatifitas para anggota pengrajin agar semakin berkembang dalam mendesain kerajinan sesuai dengan permintaan pasar serta meningkatkan
skill pengrajin. c.
Proses pada tahap peningkatkan kemampuan keterampilan. Tujuan yang diharapkan dari pemberdayaan ini adalah untuk meningkatkan
perekonomian para anggota dan mengurangi kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan pendidikan. Pada penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
yang sebelumnya tidak memiliki kegiatan, tidak memiliki penghasilan dan minimnya pendidikan kini telah berubah, mereka sekarang telah memiliki
keterampilan, penghasilan dan pendidikan semakin meningkat.
80
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat melalui kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” di Dusun Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Faktor pendukung yaitu adanya partisipasi yang baik dari anggota dan
warga sekitar produksi kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya”,
pemerintah yang mensupport dengan memberikan ijin dalam pengembangan usaha, semangat anggota dan pengurus, motivasi antar anggota dan
pengurus, serta rasa ingin mandiri dan berkembang yang menjadikan faktor pendukung dalam diri anggota kelompok pengrajin tembaga “Bangun
Karya”. Sedangkan faktor penghambat yaitu belum adanya bantuan dana seperti yang diberikan pada kelompok pengrajin lainnya sehingga membuat
anggota dan pengurus harus menggunakan dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan kelompok setiap harinya, tenaga kerja yang kurang memiliki
keterampilan dalam kerajinan tembaga, desain yang belum berkembang, dan peremajaan alat yang masih kurang.
3. Hasil pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok pengrajin
tembaga “Bangun Karya” di Dusun Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
a. Peningkatkan kemampuan individu dalam pembuatan kerajinan.
Hasil merupakan proses akhir dari dalam sebuah kegiatan pelaksanaan program kegiatan. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat
adalah untuk membentuk individu dan masyarakat mandiri. Pemberdayaan
81
masyarakat melalui kelompok tembaga “Bangun Karya” memiliki dampak positif dari segi sosial, ekonomi, dan pendidikan. Pada segi sosial yaitu
diharapkan tercipanya lapangan kerja, mampu berinteraksi dengan baik antar anggota kelompok.
b. Peningkatkan kesadaran dalam pengetahuan keterampilan.
Dalam kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” diharapkan mampu meningkatkan
perekonomian warga,
mengurangi kemiskinan,
pengangguran, dan meningkatkan pendidikan sehingga warga mampu dikatakan sejahtera.
c. Upaya menghadapi hambatan yang dilakukan.
Upaya untuk menghadapi hambatan yang ada yaitu diberikannya pelatihan IT untuk para pengrajin agar mereka dapat lebih memajukan usaha dan
produksi serta
dapat meningkatkan
pemasaran produk.
Dengan meningkatnya pengetahuan IT para pengrajin, dapat meningkatkan
penghasilan para pengrajin, kemiskinan yang tercatat berkurang serta dapat meningkatkan pendidikan. Diberikannya pelatihan keterampilan kepada
para pengrajin agar keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin semakin meningkat, diberikannya pelatihan berbagai macam desain agar desain tidak
monoton dan berkembang, serta dapat mengurangi pengangguran yang ada. Pada hal pendanaan kelompok mengajukan proposal kepada pemerintah
agar pemerintah dapat memfasilitasi kebutuhan kelompok pengrajin tersebut, serta pengumpulan dana dari setiap anggota agar dana yang
dibutuhkan tercukupi. Dalam hal peremajaan alat setiap anggota
82
diberikannya tanggung jawab agar semua alat yang dimiliki kelompok terjaga kebersihannya serta keawetannya.
d. Meningkatkan solidaritas dalam menghadapi hambatan.
Kelompok pengrajin tembaga “Bangun Karya” tetap meningkatkan solidaritas dengan cara memberikan dukungan yang penuh, melakukan
pendampingan anggota, diberikannya pelatihan, serta aktif dalam pencarian info dalam hal pemasaran produk, dan pencarian info dalam penambahan
modal agar usaha yang dilakukan semakin besar.
B. Saran