Siklus II Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

95 afektif, dan psikomotor sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, namun masih banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar di bawah KKM. Maka untuk itu perlu adanya rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu siklus II. Berdasarkan refleksi pelaksaan tindakan untuk siklus I, perlu dilaksanakan tindakan untuk siklus II. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Rencana pada siklus II diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Bakulan Jetis Bantul dan seluruh siswa mendapatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai dengan kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan.

b. Siklus II

1 Perencanaan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut. a Melakukan koordinasi dengan guru kelas mengenai revisi yang dilaksanakan pada siklus II. Perencanaan awal yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. b Menentukan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Waktu pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I, yaitu pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 13 96 Mei 2015 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 15 2015. c Menentukan SK dan KD yang digunakan. Berdasarkan silabus kelas IV SK KD yang digunakan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. d Menentukan pembatasan materi. Pada siklus II materi yang diberikan adalah masalah sosial kependudukan yang diberikan pada pertemuan pertama dan masalah sosial lingkungan hidup yang diberikan pada pertemuan kedua. e Menentukan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan data yang digunakan pada siklus II adalah soal post-test yang diberikan setiap akhir pertemuan, dan lembar observasi. Lembar observasi memuat pengamatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran. f Guru menyampaikan orientasi masalah seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Namun pada siklus II guru menggunakan media tayangan video foto dan artikel yang berkaitan tentang masalah sosial. Hal ini dilakukan dengan harapan agar siswa lebih tertarik pada pembelajaran yang dilakukan dan dapat memberikan contoh secara kongkret kepada siswa tentang masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. 97 g Guru membimbing secara penuh setiap kegiatan yang dilakukan siswa dari mengorganisasi siswa sampai dengan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. h Guru memberikan pengawasan kepada setiap kelompok dan memantau agar semua anggota berperan aktif pada kelompoknya. Guru memberi apresiasi berupa ketika ada siswa yang tidak turut membantu dalam kegiatan diskusi. i Guru terus memancing siswa untuk percaya diri dalam menyapaikan pendapatnya atau dalam memberikan tanggapan. j Guru mengatur penggunaan waktu saat diskusi, dan memastikan 10 menit sebelum presentasi kepada setiap kelompok untuk segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. k Saat membuat kesimpulan bersama siswa, guru merangkumnya di papan tulis kemudian siswa menulis rangkuman tersebut pada buku catatan masing-masing. l Mempersiapkan alat yang dibutuhkan. Guru dan peneliti berkolaborasi dalam menentukan media pembelajaran yang digunakan selain itu guru juga menyiapkan LKS sebagai alat untuk membimbing kegiatan siswa. 2 Pelaksanaan Tindakan siklus II menggunakan model SAVI. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 98 13 Mei 2015 pukul 09.15-11.00 WIB dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 15 Mei di mulai dari pukul 07.00-09.15 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan 1 yaitu terkait masalah-masalah sosial tentang kemiskinan dan pada pertemuan kedua materi yang diberikan adalah masalah-masalah sosial tentang tindak kejahatan di masyarakat. Berikut adalah deskripsi proses pembelajaran IPS dengan model SAVI pada setiap pertemuan. a Pertemuan 1 Pertemuan I siklus II dilakukan pada hari Rabu, tanggal 13 mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran beserta prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang akan dilakukan. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut. Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan unsur kegiatan visual dan auditori yaitu siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait pembelajaran yang di akan dilakukan yaitu siswa melakukan pembelajaran. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan 99 yang siswa lakukan serta tujuan yang dicapai pada pembelajaran tersebut. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengembangkan unsur intelektual siswa dengan kegiatan aperesepsi. Siswa diajak melakukan kegiatan tanya jawab tentang masalah kemiskinan sering siswa lihat dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat melakukan tanya jawab guru memancing siswa dengan sedikit contoh cerita yang menarik tetang masalah sosial sehingga siswa antusias untuk ikut menjawab pertanyaan dari guru. Agar proses pembelajaran tetap kondusif, guru menunjuk siswa yang ingin menjawab pertanyaandengan berlomba mengangkat tangan dengan aba-aba ketukan penghapus di meja. Guru memberi 2 pertanyaan agar kegiatan pendahuluan tidak memakan waktu. Fase 2: penyampaian kegiatan inti Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluan dengan kegiatan tanya jawab, masuk ke unsur kegiatan visual dan auditori yaitu guru menjelaskan materi masalah kemiskinan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tentang pengertian kemiskinan. dilihat pada lampiran 12 gambar 11 halaman 219 untuk mengembangkan unsur visual, guru megunakan power point dan gambar slide agar siswa lebih tertarik dan dapat melihat langsung gambaran masalah kemiskinan. 100 Tahap ini unsur intelektual diterapkan dengan guru selesai menjelaskan masalah tentang kemiskinan, guru melakukan tanya jawab tentang penjelasan guru pada materi kemiskinan. Siswa dengan antusias saling melempar pertanyaan kepada guru. Saat siswa melempar pertanyaan guru tidak langsung menjawab. Guru menanyakan kepada siswa “Siapa yang bisa membantu menjawab pertanyaan dari teman kalian?”. Beberapa siswa ada yang mau membantu menjawab meskipun jawabanya kurang tepat. Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti Kegiatan selanjutnya unsur visual adalah guru membagikan LKS kepada siswa. Pada LKS tersebut siswa diminta untuk mengidentifikasi foto tentang masalah kemiskinan yang sering dilihat dalam kehidupan sehari-hari. siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman sebangku dan bertanya kepada guru bila ada hal yang belum jelas. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaan mereka untuk mengembangkan unsur somatis serta auditori. Agar pembelajaran lebih menarik siswa diminta membaca pekerjaannya dengan cara melempar bola dan bernyanyi. Siswa yang mendapat bola saat lagu berhenti diminta membacakan pekerjaannya. 101 Fase 4 : Penampilan hasil penutup Setelah para siswa selesai membacakan hasil pekerjaannya guru memberikan sedikit penjelasan tentang tugas yang diberikan. Selanjutnya unsur intelektual dilakukan siswa melalui kegiatan menulis pada sebuah kertas berwarna untuk menuliskan harapan siswa agar terhindar dari kemiskinan dimasa depan dilihat pada lampiaran 12 gambar 12 halaman 219. Siswa sangat senang karena guru memperbolehkan menghias kartu motivasi tersebut. Kemudian siswa dengan tertib menempelkan kartu tersebut pada papan yang sudah di siapkan oleh guru. Setelah semua siswa menempelkan, guru melakukan refeksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, kemudian post-test dikumpulkan. Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir pembelajaran, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada aspek kognitif khususnya pada materi masalah-masalah sosial kependudukan dilihat pada lampiaran 12 gambar 13 halaman 129. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada siswa kelas IV B SD N Bakulan Jetis Bantul pada pertemuan 1 siklus II disajikan pada tabel berikut ini 102 Tabel 18. Hasil aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 1 siklus II No Inisial hasil post-test Nilai Keterangan 1 AD 66 Belum Tuntas 2 AP 76 Tuntas 3 HA 80 Tuntas 4 MI 60 Belum Tuntas 5 NF 76 Tuntas 6 NH 76 Tuntas 7 NA 66 Belum Tuntas 8 AN 80 Tuntas 9 AG 80 Tuntas 10 AL 63 Belum Tuntas 11 AA 76 Tuntas 12 AP 83 Tuntas 13 CI 80 Tuntas 14 CA 76 Tuntas 15 DM 76 Tuntas 16 DI 80 Tuntas 17 HH 73 Tuntas 18 HF 76 Tuntas 19 HA 70 Belum Tuntas 20 JG 76 Tuntas 21 MC 83 Tuntas 22 MA 76 Tuntas 23 MRS 76 Tuntas 24 MRB 80 Tuntas 25 NAP 70 Belum Tuntas 26 NE 80 Tuntas 27 RT 73 Tuntas 28 SIP 76 Tuntas 29 SA 80 Tuntas 30 SAS 76 Tuntas 31 SD 80 Tuntas Sumber: Lampiran 9, Halaman 209 103 Sebelum pembelajaran berakhir guru meminta siswa untuk membaca materi tentang kejahatan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam. c Pertemuan 2 2x35 Menit Pertemuan 2 Siklus II dilakukan pada hari Jumat, tanggal 15 mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran beserta prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang dilakukan. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut. Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan Sebelum memulai memberikan materi guru megecek kesiapan siswa. Sebagai kegiatan awal guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu kepada siswa terkait materi masalah- masalah sosial yang sudah dipelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan apersepsi tentang masalah Kejahatan di masyarakat baik itu kejahatan kecil maupun besar. Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan guru. 104 Fase 2: penyampaian kegiatan inti Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta untuk mengamati gambar contoh tindakan kejahatan yang ditayangkan oleh guru. Saat melihat gambar guru meminta siswa untuk tenang dan mencermati gambar tersebut dengan sungguh-sungguh. Gambar tersebut berisi tentang berita kejahatan korupsi, tawuran,pencurian dll. dilihat pada lampiaran 12 gambar 14 halaman 220. Setelah gambar diperlihatkan, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang makna yang terkandung dalam video dan gambar. Unsur pembelajaran visual dan auditori. Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti Unsur kegiatan somatis dilakukan dengan kegiatan selanjutnya yaitu siswa membentuk menjadi enam kelompok. Pembagian kelompok dengan cara menghitung 1-6. Kemudian guru membagikan LKS kepada siswa. Pada kegiatan ini usur visual dilakukan dengan siswa mengidentifikasi foto tentang masalah kejahatan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. sebelum mengerjakan LKS guru memotivasi siswa agar mengerjakan lembar LKS dengan sunguh-sungguh. Siswa diperbolehkan berdiskusi dengan teman sekelompok dan bertanya kepada guru bila ada hal yang belum jelas. Unsur auditori setelah siswa selesai mengerjakan LKS guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Siswa 105 mewakilkan satu kelompok kedepan untuk membacakan hasil pekerjaanya dilihat pada lampiaran 12 gambar 15 halaman 220. Fase 4 : Penampilan hasil penutup Setelah para siswa selesai membacakan hasil pekerjaannya guru memberikan sedikit penjelasan tentang tugas yang diberikan unsur auditori. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mewakilan satu orang perkelopok untuk maju kedepan kelas. Selanjutnya untuk anggota kelompok yang tidak maju diminta untuk membuat pertanyaan yang akan dilempar pada perwakilan kelompok yang berada didepan kelas. Kegiatan tersebut sangat menarik. Siswa sangat antusias dalam menjawab dan melemparkan pertanyaan. Setelah kegiatan kuis selesai pembelajaran ditutup dengan refeksi kegiatan pembelajajaran yang telah dilakukan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah semua siswa selesai mengerjakan, kemudian post-test dikumpulkan. Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir pembelajaran, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada aspek kognitif khususnya pada materi masalah-masalah sosial kependudukan. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada siswa kelas IV B SD N Bakulan Jetis Bantul pada pertemuan 1 siklus II disajikan pada tabel berikut ini. 106 Tabel 19. Hasil post-test aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 2 siklus II No Inisial hasil post-test nilai Keterangan 1 AD 70 Belum Tuntas 2 AP 83 Tuntas 3 HA 80 Tuntas 4 MI 76 Tuntas 5 NF 80 Tuntas 6 NH 86 Tuntas 7 NA 76 Tuntas 8 AN 83 Tuntas 9 AG 86 Tuntas 10 AL 70 Belum Tuntas 11 AA 80 Tuntas 12 AP 86 Tuntas 13 CI 96 Tuntas 14 CA 76 Tuntas 15 DM 86 Tuntas 16 DI 90 Tuntas 17 HH 80 Tuntas 18 HF 73 Tuntas 19 HA 66 Belum Tuntas 20 JG 80 Tuntas 21 MC 83 Tuntas 22 MA 86 Tuntas 23 MRS 70 Belum Tuntas 24 MRB 96 Tuntas 25 NAP 93 Tuntas 26 NE 86 Tuntas 27 RT 76 Tuntas 28 SIP 86 Tuntas 29 SA 83 Tuntas 30 SAS 80 Tuntas 31 SD 90 Tuntas . Sumber: Lampiran 9, halaman 210 Dari pelaksanaan siklus II yang telah dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dengan diberikannya post-test di akhir pertemuan, maka diperoleh data rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV aspek kognitif pada pertemuan satu dan pertemuan dua 107 materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Hasil rincian tes hasil belajar IPS siswa kelas IV pada siklus II disajikan pada tabel berikut. Tabel 20. Rata-rata Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Pada Siklus II No Inisial Nilai Keterangan 1 AD 68 Tidak tuntas 2 AP 79,5 Tuntas 3 HA 80 Tuntas 4 MI 68 Tidak tuntas 5 NF 78 Tuntas 6 NH 81 Tuntas 7 NA 71 Tidak tuntas 8 AN 81,5 Tuntas 9 AG 83 Tuntas 10 AL 66,5 Tidak tuntas 11 AA 78 Tuntas 12 AP 84,5 Tuntas 13 CI 88 Tuntas 14 CA 76 Tuntas 15 DM 81 Tuntas 16 DI 85 Tuntas 17 HH 76,5 Tuntas 18 HF 74,5 Tuntas 19 HA 68 Tidak tuntas 20 JG 78 Tuntas 21 MC 83 Tuntas 22 MA 81 Tuntas 23 MRS 73 Tuntas 24 MRB 88 Tuntas 25 NAP 81,5 Tuntas 26 NE 83 Tuntas 27 RT 74,5 Tuntas 28 SIP 81 Tuntas 29 SA 81,5 Tuntas 30 SAS 78 Tuntas 31 SD 85 Tuntas Total Nilai 2435,5 Sumber: Lampiran 9, Halaman 211 108 Tabel 21. Ringkasan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Siklus II Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 66,5 Nilai rata-rata 78,6 Jumlah siswa yang mencapai KKM 26 Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 5 Persentase siswa yang mencapai KKM 83,9 Persentase siswa yang tidak mencapai KKM 16,1 Sumber: Lampiran 9, Halaman 211 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa kelas IV SD Negeri Bakulan Jetis Bantul nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 66,5 Sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,9 dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,1. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu 75 dari jumlah siswa mendapat nilai mencapai KKM sebesar ≤72. Hasil belajar IPS kelas IV pada aspek kognitif pada siklus II telah mengalami peningkatan dari hasil belajar aspek kognitif pada siklus I. Data peningkatan hasil belajar aspek kognitif sebelum dilakukan tindakan pembelajaran menggunakan Model SAVI, hasil 109 belajar pada siklus I, dan hasil belajar siklus II ditunjukkan pada gambar histogram di bawah ini. Gambar 3. Histogram Peningkatan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Post-test, Siklus I, dan Siklus II. Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS aspek kognitif mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II. Sebelum dilakukan tindakan 32,2 dari jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 48,4 pada siklus I dan mengalami peningkatan lagi di siklus II menjadi sebesar 83,9 dari jumlah seluruh siswa yang telah mencapai KKM. 3 Observasi Siklus II Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa sekaligus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada aspek afektif dan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pre-test Post-test Siklus I Post-test Siklus II 32,2 48,4 83,9 67,7 51,6 16,1 Siswa Tuntas Siswa tidak Tuntas 110 psikomotor serta untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model SAVI. Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh 3 orang observer. Pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dapat dilihat dari beberapa data berikut. a Data hasil observasi aspek afektif Data untuk aspek afektif diambil dari lembar observasi yang di dalamnya terdapat pernyataan yang berjumlah 10. Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi sikap-sikap siswa yang perlu dimiliki pada setiap aktivitas saat pembelajaran IPS dengan Model SAVI berlangsung. Skala penilaian pada lembar obsevasi aspek afektif dibagi menjadi 4 kategori, yaitu kategori Sangat baik skor 4, kategori Baik skor 3, kategori Cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Data hasil observasi siswa aspek afektif untuk dapat dilihat pada tabel. Tabel 22. Hasil Belajar IPS aspek Afektif Siklus II No Interval Jumlah Siswa Persent ase Predikat 1 Skor ≤ 1,33 Kurang 2 1,33 Skor ≤ 2.33 4 12,90 Cukup 3 2,33 Skor ≤ 3,33 16 51,62 Baik 4 3,33 Skor ≤ 4,00 11 35,48 Sangat Baik Jumlah 31 100 Sumber: Lampiran 10, hal 216 111 Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa sebanyak 11 siswa masuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan persentase 35,48 dari jumlah siswa, sebanyak 16 siswa masuk dalam kategori baik yaitu dengan persentase 51,62 dari jumlah siswa, sebanyak 4 siswa masuk dalam kategori cukup dengan persentase 12,90 dari jumlah seluruh siswa, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori kurang. Melihat data di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek afektif pada kategori baik dan sangat baik memiliki persentase 87,1 sudah mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan, yaitu 75 dari jumlah seluruh siswa mendapatkan kategori baik dan sangat baik dalam penilaian melalui pengamatan skala afektif yang sudah dilakukan. b Data Hasil observasi aspek psikomotor Data untuk aspek psikomotor diambil dari lembar pengamatan yang di dalamnya memuat pernyataan berjumlah 8 yang menunjukkan keterampilan siswa dalam pembentukan dan menjaga kelangsungan kelompok, keterampilan berkontribusi dalam kelompok, dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Teknik penilaian pada pengamatan hasil belajar aspek psikomotor dibagi menjadi 4 kategori dalam setiap pernyataannya, yaitu kategori Sangat baik skor 4, kategori Baik skor 3, kategori 112 Cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Untuk melihat lebih jelas data yang diperoleh dari pengamatan hasil belajar siswa aspek psikomotor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23. Hasil Belajar IPS Aspek Psikomotor Siklus II No Interval Jumlah Siswa Persent ase Predikat 1 Skor ≤ 1,33 0,00 Kurang 2 1,33 Skor ≤ 2.33 3 9,67 Cukup 3 2,33 Skor ≤ 3,33 27 87,09 Baik 4 3,33 Skor ≤ 4,00 1 3,22 Sangat Baik Jumlah 31 100 Sumber: Lampiran 11, hal 221 Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa terdapat 1 siswa atau sebesar 3,22 mendapatkan hasil belajar aspek psikomotor dengan kategori sangat baik, sebanyak 27 siswa atau 87,09 mendapatkan kategori baik, dan terdapat 3 siswa atau 9,67 yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek psikomotor pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 90,33 yang ditetapkan yaitu sebesar ≥75 dari jumlah siswa kelas IV SD Bakulan Jetis Bantul mendapatkan nilai minimal pada kategori baik. c Data hasil observasi aktivitas guru Selain pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru juga dilakukan di siklus II untuk mengetahui keterlaksanaan 113 pembelajaran IPS dengan Model SAVI. Pengamatan aktivitas guru dilakukan selama kegiatan pembelajaran IPS dengan Model SAVI berlangsung. Data untuk mengamati aktivitas guru diambil dari lembar observasi yang di dalamnya memuat pernyataan- pernyataan berjumlah 15. Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi aktivitas yang dilakukan guru di dalam pembelajaran sesuai dengan fase-fase Model SAVI. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II guru sudah melakukan semua aspek yang ada dengan baik. Saat orientasi masalah, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa melakukan pembelajaran IPS dengan model SAVI yang telah dilakukan siswa pada pertemuan sebelumya. Pada fase persiapan pada pertemuan satu dan dua saat kegiatan apresepsi guru sudah memancing rasa ingin tahu siswa dengan cerita sehari-hari yang mencangkup materi yang diajarkan. Pada fase penyampaian pertemuan satu guru mengunakan media berupa power point dan beberapa gambar yang yang sesuai dengan materi. Saat guru selesai menjelaskan guru sudah mendorong siswa untuk aktif bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Guru memberikan apresiasi secara lisan untuk memotivasi siswa agar berani dan tidak malu malu dalam mengeluarkan pendapatnya. Pada pertemuan kedua guru 114 mengunakan video agar siswa lebih tertarik tentang materi kejahatan video tersebut memuat berita dan peristiwa yang tidak asing bagi siswa agar mudah dicerna oleh siswa. Pada fase pelatihan sebelum membagi kelompok siswa diberi pengertian lebih dahulu agar saat pembagian kelompok semua siswa menerima kelompok yang sudah ditetapkan dengan sistem pembagian secara acak. Pada pembagian kelompok saat siswa sudah tidak ada yang protes mengenai pembagian kelompok dan sudah dapat mengerjakan tugas dengan kompak sesuai kelompok yang didapat. Pada fase penampilan hasil siswa telah menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru juga memberikan motivasi dan petunjuk kepada siswa agar dalam mengerjakan LKS. Saat kegiatan penampilan hasil siswa sudah diminta oleh guru untuk menyiapkan siapa yang mempresentasikan hasil agar tidak berebut atau saling melempar. Sesuai dengan pertemuan I dan II guru memberikan motivasi secara verbal agar siswa dalam kegiatan penampilan hasil masing-masing siswa dalam kelompok yang tidak tidak mempresentasikan diberi diberi kesempatan untuk bertanya dan memberi tanggapan. Selain itu guru juga membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Berbeda pada siklus sebelumnya, saat membuat kesimpulan, guru mencatat hal- hal penting terkait materi yang sudah dipelajari di papan tulis, 115 kemudian guru meminta siswa untuk mencatatnya pada buku masing-masing. Guru memastikan semua siswa telah memahami materi yang sudah dipelajari. 4 Refleksi Siklus II Guru bersama peneliti melakukan refleksi di akhir siklus II terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan. Refleksi di dasarkan pada perolehan hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran IPS dengan Model SAVI berlangsung. Berdasarkan hasil diskusi dan hasil post-test, peneliti dan guru menyimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPS dengan Model SAVI telah berlangsung dengan baik sesuai dengan fase-fase yang telah disusun sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru sudah menunjukkan bahwa guru melaksanakan semua aktivitas pada lembar pengamatan siklus II yang menjadi perbaikan dari siklus II. Untuk hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor sudah mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan pada penelitian ini. Pada siklus II hasil belajar aspek kognitif banyak siswa yang sudah mencapai KKM adalah 26 siswa atau dengan persentase 83,9. Hasil ini sudah melebihi kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75 dari jumlah siswa mencapai KKM dengan nilai ≤72. Sedangkan pada hasil belajar aspek afektif, sikap-sikap yang sesuai 116 dengan pernyataan pada lembar pengamatan sudah muncul pada diri setiap siswa. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 4 siswa atau 12,90 siswa mendapatkan jumlah skor dengan kategori cukup, sebanyak 16 siswa atau 51,62 siswa mendapatkan skor dengan kategori baik dan sebanyak 11 siswa atau 35,48 siswa mendapatkan skor dengan kategori sangat baik. Jadi ditotal terdapat 27 siswa atau 87,1 siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada hasil belajar aspek afektif adalah 75 minimal mendapatkan skor dengan kategori baik. Sedangkan untuk hasil belajar aspek psikomotor, keterampilan- keterampilan yang diharapkan sesuai dengan lembar pengamatan juga sudah muncul pada diri siswa. Keterampilan tersebut adalah keterampilan berkonstribusi dengan kelompok, serta keterampilan dalam berkomunikasi. Dari data yang diperoleh dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa 3 siswa atau 9,67 siswa mendapatkan skor dengan kategori cukup, 27 siswa atau 87,09 siswa mendapatkan skor dengan kategori baik dan 1 siswa atau 3,22 siswa mendapatkan skor dengan kategori sangat baik. Maka ditotal terdapat 28 siswa atau sebesar 90,31 siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan tersebut adalah 75 siswa mendapatkan skor dengan kategori baik. Berdasarkan penjelasan di atas terkait aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model SAVI, hasil belajar 117 siswa aspek kognitif, afektif, dan psikomotor telah berhasil dan mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga diputuskan penelitian tindakan dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 14

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

6 13 40

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD SE-GUGUS 1 KECAMATAN SEDAYU, BANTUL.

1 6 221