95
afektif, dan psikomotor sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, namun masih banyak siswa yang mendapatkan
hasil belajar di bawah KKM. Maka untuk itu perlu adanya rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu
siklus II. Berdasarkan refleksi pelaksaan tindakan untuk siklus I, perlu
dilaksanakan tindakan untuk siklus II. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus
II. Rencana pada siklus II diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Bakulan Jetis Bantul
dan seluruh siswa mendapatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
sudah ditentukan.
b. Siklus II
1 Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut.
a Melakukan koordinasi dengan guru kelas mengenai revisi
yang dilaksanakan pada siklus II. Perencanaan awal yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
b Menentukan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Waktu
pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I, yaitu pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 13
96
Mei 2015 dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 15 2015.
c Menentukan SK dan KD yang digunakan. Berdasarkan
silabus kelas IV SK KD yang digunakan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu tentang masalah-masalah sosial di
lingkungan setempat. d
Menentukan pembatasan materi. Pada siklus II materi yang diberikan adalah masalah sosial kependudukan yang diberikan
pada pertemuan pertama dan masalah sosial lingkungan hidup yang diberikan pada pertemuan kedua.
e Menentukan alat pengumpulan data. Alat pengumpulan
data yang digunakan pada siklus II adalah soal post-test yang diberikan setiap akhir pertemuan, dan lembar observasi. Lembar
observasi memuat pengamatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran.
f Guru menyampaikan orientasi masalah seperti yang telah
dilakukan sebelumnya. Namun pada siklus II guru menggunakan media tayangan video foto dan artikel yang berkaitan tentang
masalah sosial. Hal ini dilakukan dengan harapan agar siswa lebih tertarik pada pembelajaran yang dilakukan dan dapat memberikan
contoh secara kongkret kepada siswa tentang masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.
97
g Guru membimbing secara penuh setiap kegiatan yang
dilakukan siswa dari mengorganisasi siswa sampai dengan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
h Guru memberikan pengawasan kepada setiap kelompok dan
memantau agar semua anggota berperan aktif pada kelompoknya. Guru memberi apresiasi berupa ketika ada siswa
yang tidak turut membantu dalam kegiatan diskusi. i
Guru terus memancing siswa untuk percaya diri dalam menyapaikan pendapatnya atau dalam memberikan tanggapan.
j Guru mengatur penggunaan waktu saat diskusi, dan
memastikan 10 menit sebelum presentasi kepada setiap kelompok untuk segera menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru. k
Saat membuat kesimpulan bersama siswa, guru merangkumnya di papan tulis kemudian siswa menulis
rangkuman tersebut pada buku catatan masing-masing. l
Mempersiapkan alat yang dibutuhkan. Guru dan peneliti berkolaborasi dalam menentukan media pembelajaran yang
digunakan selain itu guru juga menyiapkan LKS sebagai alat untuk membimbing kegiatan siswa.
2 Pelaksanaan Tindakan siklus II menggunakan model SAVI.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu,
98
13 Mei 2015 pukul 09.15-11.00 WIB dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 15 Mei di mulai dari pukul 07.00-09.15 WIB. Materi
yang diberikan pada pertemuan 1 yaitu terkait masalah-masalah sosial tentang kemiskinan dan pada pertemuan kedua materi yang diberikan
adalah masalah-masalah sosial tentang tindak kejahatan di masyarakat. Berikut adalah deskripsi proses pembelajaran IPS dengan
model SAVI pada setiap pertemuan. a
Pertemuan 1 Pertemuan I siklus II dilakukan pada hari Rabu, tanggal
13 mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih
dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan
dari guru terkait tujuan pembelajaran beserta prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang akan
dilakukan. Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut.
Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan unsur kegiatan visual dan auditori yaitu siswa mendengarkan penjelasan
dari guru terkait pembelajaran yang di akan dilakukan yaitu siswa melakukan pembelajaran. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan
99
yang siswa lakukan serta tujuan yang dicapai pada pembelajaran tersebut.
Pembelajaran dilanjutkan dengan mengembangkan unsur intelektual siswa dengan kegiatan aperesepsi. Siswa diajak
melakukan kegiatan tanya jawab tentang masalah kemiskinan sering siswa lihat dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat
melakukan tanya jawab guru memancing siswa dengan sedikit contoh cerita yang menarik tetang masalah sosial sehingga siswa
antusias untuk ikut menjawab pertanyaan dari guru. Agar proses pembelajaran tetap kondusif, guru menunjuk siswa yang ingin
menjawab pertanyaandengan berlomba mengangkat tangan dengan aba-aba ketukan penghapus di meja. Guru memberi 2
pertanyaan agar kegiatan pendahuluan tidak memakan waktu.
Fase 2: penyampaian kegiatan inti
Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluan dengan kegiatan tanya jawab, masuk ke unsur kegiatan visual dan auditori
yaitu guru menjelaskan materi masalah kemiskinan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tentang
pengertian kemiskinan. dilihat pada lampiran 12 gambar 11 halaman 219 untuk mengembangkan unsur visual, guru
megunakan power point dan gambar slide agar siswa lebih tertarik dan dapat melihat langsung gambaran masalah kemiskinan.
100
Tahap ini unsur intelektual diterapkan dengan guru selesai menjelaskan masalah tentang kemiskinan, guru melakukan tanya
jawab tentang penjelasan guru pada materi kemiskinan. Siswa dengan antusias saling melempar pertanyaan kepada guru. Saat
siswa melempar pertanyaan guru tidak langsung menjawab. Guru menanyakan kepada siswa “Siapa yang bisa membantu menjawab
pertanyaan dari teman kalian?”. Beberapa siswa ada yang mau membantu menjawab meskipun jawabanya kurang tepat.
Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti
Kegiatan selanjutnya unsur visual adalah guru membagikan LKS kepada siswa. Pada LKS tersebut siswa
diminta untuk mengidentifikasi foto tentang masalah kemiskinan yang sering dilihat dalam kehidupan sehari-hari. siswa
diperbolehkan berdiskusi dengan teman sebangku dan bertanya kepada guru bila ada hal yang belum jelas.
Setelah siswa selesai mengerjakan LKS guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaan mereka untuk mengembangkan
unsur somatis serta auditori. Agar pembelajaran lebih menarik siswa diminta membaca pekerjaannya dengan cara melempar bola
dan bernyanyi. Siswa yang mendapat bola saat lagu berhenti diminta membacakan pekerjaannya.
101
Fase 4 : Penampilan hasil penutup
Setelah para
siswa selesai
membacakan hasil
pekerjaannya guru memberikan sedikit penjelasan tentang tugas yang diberikan. Selanjutnya unsur intelektual dilakukan siswa
melalui kegiatan menulis pada sebuah kertas berwarna untuk menuliskan harapan siswa agar terhindar dari kemiskinan dimasa
depan dilihat pada lampiaran 12 gambar 12 halaman 219. Siswa sangat senang karena guru memperbolehkan menghias kartu
motivasi tersebut. Kemudian siswa dengan tertib menempelkan kartu tersebut pada papan yang sudah di siapkan oleh guru.
Setelah semua siswa menempelkan, guru melakukan refeksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan,
kemudian post-test
dikumpulkan. Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir
pembelajaran, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada aspek kognitif khususnya pada materi masalah-masalah sosial
kependudukan dilihat pada lampiaran 12 gambar 13 halaman 129. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada siswa kelas IV
B SD N Bakulan Jetis Bantul pada pertemuan 1 siklus II disajikan pada tabel berikut ini
102
Tabel 18. Hasil aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 1 siklus II
No Inisial
hasil post-test Nilai
Keterangan
1 AD
66 Belum Tuntas
2 AP
76 Tuntas
3 HA
80 Tuntas
4 MI
60 Belum Tuntas
5 NF
76 Tuntas
6 NH
76 Tuntas
7 NA
66 Belum Tuntas
8 AN
80 Tuntas
9 AG
80 Tuntas
10 AL
63 Belum Tuntas
11 AA
76 Tuntas
12 AP
83 Tuntas
13 CI
80 Tuntas
14 CA
76 Tuntas
15 DM
76 Tuntas
16 DI
80 Tuntas
17 HH
73 Tuntas
18 HF
76 Tuntas
19 HA
70 Belum Tuntas
20 JG
76 Tuntas
21 MC
83 Tuntas
22 MA
76 Tuntas
23 MRS
76 Tuntas
24 MRB
80 Tuntas
25 NAP
70 Belum Tuntas
26 NE
80 Tuntas
27 RT
73 Tuntas
28 SIP
76 Tuntas
29 SA
80 Tuntas
30 SAS
76 Tuntas
31 SD
80 Tuntas
Sumber: Lampiran 9, Halaman 209
103
Sebelum pembelajaran berakhir guru meminta siswa untuk membaca materi tentang kejahatan. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan doa dan salam. c
Pertemuan 2 2x35 Menit Pertemuan 2 Siklus II dilakukan pada hari Jumat, tanggal 15
mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih
dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan presensi. Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan
dari guru terkait tujuan pembelajaran beserta prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang dilakukan.
Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut.
Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan
Sebelum memulai memberikan materi guru megecek kesiapan siswa. Sebagai kegiatan awal guru melakukan tanya
jawab terlebih dahulu kepada siswa terkait materi masalah- masalah sosial yang sudah dipelajari pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Guru memberikan apersepsi tentang masalah
Kejahatan di masyarakat baik itu kejahatan kecil maupun besar. Siswa mendengarkan apersepsi yang disampaikan guru.
104
Fase 2: penyampaian kegiatan inti
Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta untuk mengamati gambar contoh tindakan kejahatan yang ditayangkan
oleh guru. Saat melihat gambar guru meminta siswa untuk tenang dan mencermati gambar tersebut dengan sungguh-sungguh.
Gambar tersebut berisi tentang berita kejahatan korupsi, tawuran,pencurian dll. dilihat pada lampiaran 12 gambar 14
halaman 220. Setelah gambar diperlihatkan, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang makna yang terkandung dalam
video dan gambar. Unsur pembelajaran visual dan auditori.
Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti
Unsur kegiatan somatis dilakukan dengan kegiatan selanjutnya yaitu siswa membentuk menjadi enam kelompok.
Pembagian kelompok dengan cara menghitung 1-6. Kemudian guru membagikan LKS kepada siswa. Pada kegiatan ini usur
visual dilakukan dengan siswa mengidentifikasi foto tentang masalah kejahatan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
sebelum mengerjakan LKS guru memotivasi siswa agar mengerjakan lembar LKS dengan sunguh-sungguh. Siswa
diperbolehkan berdiskusi dengan teman sekelompok dan bertanya kepada guru bila ada hal yang belum jelas.
Unsur auditori setelah siswa selesai mengerjakan LKS guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Siswa
105
mewakilkan satu kelompok kedepan untuk membacakan hasil pekerjaanya dilihat pada lampiaran 12 gambar 15 halaman 220.
Fase 4 : Penampilan hasil penutup
Setelah para
siswa selesai
membacakan hasil
pekerjaannya guru memberikan sedikit penjelasan tentang tugas yang diberikan unsur auditori. Selanjutnya guru meminta siswa
untuk mewakilan satu orang perkelopok untuk maju kedepan kelas. Selanjutnya untuk anggota kelompok yang tidak maju
diminta untuk membuat pertanyaan yang akan dilempar pada perwakilan kelompok yang berada didepan kelas. Kegiatan
tersebut sangat menarik. Siswa sangat antusias dalam menjawab dan melemparkan pertanyaan. Setelah kegiatan kuis selesai
pembelajaran ditutup dengan refeksi kegiatan pembelajajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan,
kemudian post-test
dikumpulkan. Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir
pembelajaran, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada aspek kognitif khususnya pada materi masalah-masalah sosial
kependudukan. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada siswa kelas IV B SD N Bakulan Jetis Bantul pada pertemuan 1
siklus II disajikan pada tabel berikut ini.
106
Tabel 19. Hasil post-test aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 2 siklus II
No Inisial
hasil post-test nilai
Keterangan
1 AD
70 Belum Tuntas
2 AP
83 Tuntas
3 HA
80 Tuntas
4 MI
76 Tuntas
5 NF
80 Tuntas
6 NH
86 Tuntas
7 NA
76 Tuntas
8 AN
83 Tuntas
9 AG
86 Tuntas
10 AL
70 Belum Tuntas
11 AA
80 Tuntas
12 AP
86 Tuntas
13 CI
96 Tuntas
14 CA
76 Tuntas
15 DM
86 Tuntas
16 DI
90 Tuntas
17 HH
80 Tuntas
18 HF
73 Tuntas
19 HA
66 Belum Tuntas
20 JG
80 Tuntas
21 MC
83 Tuntas
22 MA
86 Tuntas
23 MRS
70 Belum Tuntas
24 MRB
96 Tuntas
25 NAP
93 Tuntas
26 NE
86 Tuntas
27 RT
76 Tuntas
28 SIP
86 Tuntas
29 SA
83 Tuntas
30 SAS
80 Tuntas
31 SD
90 Tuntas
. Sumber: Lampiran 9, halaman 210
Dari pelaksanaan siklus II yang telah dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dengan diberikannya post-test di akhir
pertemuan, maka diperoleh data rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV aspek kognitif pada pertemuan satu dan pertemuan dua
107
materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Hasil rincian tes hasil belajar IPS siswa kelas IV pada siklus II disajikan pada
tabel berikut.
Tabel 20. Rata-rata Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Pada Siklus II
No Inisial
Nilai Keterangan
1
AD
68
Tidak tuntas
2
AP
79,5
Tuntas
3
HA
80
Tuntas
4
MI
68
Tidak tuntas
5
NF
78
Tuntas
6
NH
81
Tuntas
7
NA
71
Tidak tuntas
8
AN
81,5
Tuntas
9
AG
83
Tuntas
10
AL
66,5
Tidak tuntas
11
AA
78
Tuntas
12
AP
84,5
Tuntas
13
CI
88
Tuntas
14
CA
76
Tuntas
15
DM
81
Tuntas
16
DI
85
Tuntas
17
HH
76,5
Tuntas
18
HF
74,5
Tuntas
19
HA
68
Tidak tuntas
20
JG
78
Tuntas
21
MC
83
Tuntas
22
MA
81
Tuntas
23
MRS
73
Tuntas
24
MRB
88
Tuntas
25
NAP
81,5
Tuntas
26
NE
83
Tuntas
27
RT
74,5
Tuntas
28
SIP
81
Tuntas
29
SA
81,5
Tuntas
30
SAS
78
Tuntas
31
SD
85
Tuntas
Total Nilai 2435,5
Sumber: Lampiran 9, Halaman 211
108
Tabel 21. Ringkasan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Siklus II
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 66,5
Nilai rata-rata 78,6
Jumlah siswa yang mencapai KKM 26
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 5
Persentase siswa yang mencapai KKM 83,9
Persentase siswa yang tidak mencapai KKM 16,1
Sumber: Lampiran 9, Halaman 211 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa
kelas IV SD Negeri Bakulan Jetis Bantul nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 88 sedangkan nilai terendah adalah 66,5
Sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 26 siswa atau sebesar 83,9 dan jumlah siswa yang belum mencapai
KKM sebanyak 5 siswa atau sebesar 16,1. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus II sudah
mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu 75 dari jumlah siswa mendapat nilai mencapai KKM sebesar
≤72.
Hasil belajar IPS kelas IV pada aspek kognitif pada siklus II telah mengalami peningkatan dari hasil belajar aspek kognitif pada
siklus I. Data peningkatan hasil belajar aspek kognitif sebelum dilakukan tindakan pembelajaran menggunakan Model SAVI, hasil
109
belajar pada siklus I, dan hasil belajar siklus II ditunjukkan pada gambar histogram di bawah ini.
Gambar 3. Histogram Peningkatan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Post-test, Siklus I, dan Siklus II.
Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS aspek kognitif mengalami peningkatan dari sebelum dilakukan
tindakan dengan setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II. Sebelum dilakukan
tindakan 32,2 dari jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 48,4 pada siklus I dan mengalami peningkatan lagi di
siklus II menjadi sebesar 83,9 dari jumlah seluruh siswa yang telah mencapai KKM.
3 Observasi Siklus II
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa sekaligus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada aspek afektif dan
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pre-test Post-test
Siklus I Post-test
Siklus II 32,2
48,4 83,9
67,7 51,6
16,1 Siswa Tuntas
Siswa tidak Tuntas
110
psikomotor serta untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model SAVI. Pada penelitian
ini peneliti dibantu oleh 3 orang observer. Pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dapat dilihat dari beberapa data berikut.
a Data hasil observasi aspek afektif
Data untuk aspek afektif diambil dari lembar observasi yang di dalamnya terdapat pernyataan yang berjumlah 10.
Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi sikap-sikap siswa yang perlu dimiliki pada setiap aktivitas saat pembelajaran IPS
dengan Model SAVI berlangsung. Skala penilaian pada lembar obsevasi aspek afektif dibagi menjadi 4 kategori, yaitu
kategori Sangat baik skor 4, kategori Baik skor 3, kategori Cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Data hasil
observasi siswa aspek afektif untuk dapat dilihat pada tabel.
Tabel 22. Hasil Belajar IPS aspek Afektif Siklus II
No Interval Jumlah
Siswa Persent
ase Predikat
1 Skor
≤ 1,33 Kurang
2 1,33 Skor
≤ 2.33 4 12,90 Cukup
3 2,33 Skor
≤ 3,33 16 51,62 Baik
4 3,33 Skor
≤ 4,00 11 35,48 Sangat Baik
Jumlah 31
100 Sumber: Lampiran 10, hal 216
111
Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa sebanyak 11 siswa masuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan
persentase 35,48 dari jumlah siswa, sebanyak 16 siswa masuk dalam kategori baik yaitu dengan persentase 51,62
dari jumlah siswa, sebanyak 4 siswa masuk dalam kategori cukup dengan persentase 12,90 dari jumlah seluruh siswa,
dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori kurang. Melihat data di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada aspek afektif pada kategori baik dan sangat baik memiliki persentase 87,1 sudah mencapai kriteria
keberhasilan yang diinginkan, yaitu 75 dari jumlah seluruh siswa mendapatkan kategori baik dan sangat baik dalam
penilaian melalui pengamatan skala afektif yang sudah dilakukan.
b Data Hasil observasi aspek psikomotor
Data untuk aspek psikomotor diambil dari lembar pengamatan yang di dalamnya memuat pernyataan berjumlah 8 yang
menunjukkan keterampilan siswa dalam pembentukan dan menjaga kelangsungan kelompok, keterampilan berkontribusi
dalam kelompok, dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi. Teknik penilaian pada pengamatan hasil belajar aspek psikomotor
dibagi menjadi 4 kategori dalam setiap pernyataannya, yaitu kategori Sangat baik skor 4, kategori Baik skor 3, kategori
112
Cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Untuk melihat lebih jelas data yang diperoleh dari pengamatan hasil belajar siswa
aspek psikomotor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 23. Hasil Belajar IPS Aspek Psikomotor Siklus II
No Interval Jumlah
Siswa Persent
ase Predikat
1 Skor
≤ 1,33 0,00
Kurang 2
1,33 Skor ≤ 2.33 3
9,67 Cukup
3 2,33 Skor
≤ 3,33 27 87,09 Baik
4 3,33 Skor
≤ 4,00 1 3,22
Sangat Baik Jumlah
31 100
Sumber: Lampiran 11, hal 221 Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa terdapat 1
siswa atau sebesar 3,22 mendapatkan hasil belajar aspek psikomotor dengan kategori sangat baik, sebanyak 27 siswa atau
87,09 mendapatkan kategori baik, dan terdapat 3 siswa atau 9,67 yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek psikomotor pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 90,33
yang ditetapkan yaitu sebesar ≥75 dari jumlah siswa kelas IV
SD Bakulan Jetis Bantul mendapatkan nilai minimal pada kategori baik.
c Data hasil observasi aktivitas guru
Selain pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru juga dilakukan di siklus II untuk mengetahui keterlaksanaan
113
pembelajaran IPS dengan Model SAVI. Pengamatan aktivitas guru dilakukan selama kegiatan pembelajaran IPS dengan Model SAVI
berlangsung. Data untuk mengamati aktivitas guru diambil dari lembar observasi yang di dalamnya memuat pernyataan-
pernyataan berjumlah 15. Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi aktivitas yang dilakukan guru di dalam pembelajaran sesuai
dengan fase-fase Model SAVI. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II guru sudah
melakukan semua aspek yang ada dengan baik. Saat orientasi masalah, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang
dilakukan. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa melakukan pembelajaran IPS dengan model SAVI yang telah
dilakukan siswa pada pertemuan sebelumya. Pada fase persiapan pada pertemuan satu dan dua saat kegiatan apresepsi guru sudah
memancing rasa ingin tahu siswa dengan cerita sehari-hari yang mencangkup materi yang diajarkan.
Pada fase penyampaian pertemuan satu guru mengunakan media berupa power point dan beberapa gambar yang yang sesuai
dengan materi. Saat guru selesai menjelaskan guru sudah mendorong siswa untuk aktif bertanya dan mengeluarkan
pendapatnya. Guru memberikan apresiasi secara lisan untuk memotivasi siswa agar berani dan tidak malu malu dalam
mengeluarkan pendapatnya. Pada pertemuan kedua guru
114
mengunakan video agar siswa lebih tertarik tentang materi kejahatan video tersebut memuat berita dan peristiwa yang tidak
asing bagi siswa agar mudah dicerna oleh siswa. Pada fase pelatihan sebelum membagi kelompok siswa diberi
pengertian lebih dahulu agar saat pembagian kelompok semua siswa menerima kelompok yang sudah ditetapkan dengan sistem
pembagian secara acak. Pada pembagian kelompok saat siswa sudah tidak ada yang protes mengenai pembagian kelompok dan
sudah dapat mengerjakan tugas dengan kompak sesuai kelompok yang didapat.
Pada fase penampilan hasil siswa telah menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. Guru juga memberikan
motivasi dan petunjuk kepada siswa agar dalam mengerjakan LKS. Saat kegiatan penampilan hasil siswa sudah diminta oleh
guru untuk menyiapkan siapa yang mempresentasikan hasil agar tidak berebut atau saling melempar. Sesuai dengan pertemuan I
dan II guru memberikan motivasi secara verbal agar siswa dalam kegiatan penampilan hasil masing-masing siswa dalam kelompok
yang tidak tidak mempresentasikan diberi diberi kesempatan untuk bertanya dan memberi tanggapan.
Selain itu guru juga membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Berbeda pada
siklus sebelumnya, saat membuat kesimpulan, guru mencatat hal- hal penting terkait materi yang sudah dipelajari di papan tulis,
115
kemudian guru meminta siswa untuk mencatatnya pada buku masing-masing. Guru memastikan semua siswa telah memahami
materi yang sudah dipelajari. 4
Refleksi Siklus II
Guru bersama peneliti melakukan refleksi di akhir siklus II terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan. Refleksi di dasarkan pada
perolehan hasil belajar siswa pada aspek kognitif serta berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran
IPS dengan Model SAVI berlangsung. Berdasarkan hasil diskusi dan hasil post-test, peneliti dan guru menyimpulkan bahwa keterlaksanaan
pembelajaran IPS dengan Model SAVI telah berlangsung dengan baik sesuai dengan fase-fase yang telah disusun sebelumnya. Hasil
observasi aktivitas
guru sudah
menunjukkan bahwa
guru melaksanakan semua aktivitas pada lembar pengamatan siklus II yang
menjadi perbaikan dari siklus II. Untuk hasil belajar aspek kognitif, afektif dan psikomotor
sudah mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan pada penelitian ini. Pada siklus II hasil belajar aspek kognitif banyak siswa
yang sudah mencapai KKM adalah 26 siswa atau dengan persentase 83,9. Hasil ini sudah melebihi kriteria keberhasilan yang ditentukan
yaitu 75 dari jumlah siswa mencapai KKM dengan nilai ≤72.
Sedangkan pada hasil belajar aspek afektif, sikap-sikap yang sesuai
116
dengan pernyataan pada lembar pengamatan sudah muncul pada diri setiap siswa. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 4 siswa atau
12,90 siswa mendapatkan jumlah skor dengan kategori cukup, sebanyak 16 siswa atau 51,62 siswa mendapatkan skor dengan
kategori baik dan sebanyak 11 siswa atau 35,48 siswa mendapatkan skor dengan kategori sangat baik. Jadi ditotal terdapat 27 siswa atau
87,1 siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada hasil belajar aspek afektif
adalah 75 minimal mendapatkan skor dengan kategori baik. Sedangkan untuk hasil belajar aspek psikomotor, keterampilan-
keterampilan yang diharapkan sesuai dengan lembar pengamatan juga sudah muncul pada diri siswa. Keterampilan tersebut adalah
keterampilan berkonstribusi dengan kelompok, serta keterampilan dalam berkomunikasi. Dari data yang diperoleh dari hasil pengamatan
menunjukkan bahwa 3 siswa atau 9,67 siswa mendapatkan skor dengan kategori cukup, 27 siswa atau 87,09 siswa mendapatkan
skor dengan kategori baik dan 1 siswa atau 3,22 siswa mendapatkan skor dengan kategori sangat baik. Maka ditotal terdapat 28 siswa atau
sebesar 90,31 siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan tersebut adalah 75 siswa
mendapatkan skor dengan kategori baik. Berdasarkan penjelasan di atas terkait aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model SAVI, hasil belajar
117
siswa aspek kognitif, afektif, dan psikomotor telah berhasil dan mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga
diputuskan penelitian tindakan dihentikan pada siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian