Siklus II Pembahasan Hasil Penelitian

121 berkomunikasi. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat 21 siswa atau 67,74 dari jumlah siswa masuk dalam kategori baik dan 10 siswa atau 32,26 dari jumlah siswa masuk dalam kategori cukup. hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus I ini belum dapat mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu sebanyak 75 dari jumlah siswa atau lebih mendapatkan skor minimal dengan kategori baik. Berdasarkan hasil yang dipeorleh di atas masih terdapat 10 siswa yang memiliki jumlah skor dengan kategori cukup. Hal ini dikarenakan 9 siswa tersebut disaat pembelajaran masih pasif, ramai sendiri saat kegiatan berkelompok, dan kurang memiliki keterampilan dalam berkomunikasi baik dengan guru, dengan teman sekelompok ataupun dengan teman kelompok lain.

2. Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Adapun materi yang digunakan pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Pada pertemuan pertama membahas tentang masalah kemiskinan dan pada pertemuan kedua membahas tentang masalah kejahatan. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan guru di akhir siklus I ditemukan beberapa faktor penyebab kurang tercapainya indikator keberhasilan untuk hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka di siklus II dilakukan tindakan perbaikan di antaranya adalah guru melakukan seluruh aktivitas sesuai fase pembelajaran dalam model SAVI, pemberian reward secara verbal kepada siswa yang mendapatkan hasil belajar terbaik dengan ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, dan menggunakan 122 sumber belajar berupa video untuk menarik minat siswa dalam menganalisis masalah-masalah sosial yang terjadi disekitarnya serta menambahkan permainan berupa kuis dengan cara mengedarkan tongkat dan siswa yang mendapatkan tongkat tersebut mendapatkan pertanyaan dari guru. Pada pertemuan dua siklus II siswa dituntut untuk aktif secara berkelompok dengan membuat soal yang akan dilempar kepada perwakilan kelompok yang berada di depan. Kegiatan pembelajaran tersebut ditambahkan dalam perbaikan siklus II sehingga siswa aktif. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari model SAVI menurut Dave Maier 2000: 90 menyatakan bahwa pembelajaran dengan model SAVI adalah pembelajaran yang menggabungakan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Dengan adanya perbaikan di siklus II ini, maka hasil belajar IPS yang diperoleh siswa pun bertambah optimal. Berdasarkan hasil post-test pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa atau 83,9 dari jumlah seluruh siswa telah mendapatkan nilai yang mencapai KKM dan terdapat 5 siswa atau 16,1 dari jumlah seluruh siswa belum mencapai KKM. Hasil belajar aspek kognitif tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 75 dari jumlah siswa atau lebih dapat mencapai KKM yaitu dengan nilai ≥72. Sedangkan untuk pengamatan hasil belajar aspek afektif menunjukkan bahwa terdapat 11 siswa atau 35,48 dari jumlah siswa mendapatkan skor hasil belajar afektif dengan kategori sangat baik, 16 siswa atau 51,62 dari 123 jumlah siswa mendapatkan skor dengan kategori baik, hanya terdapat 4 siswa atau 12,90 dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran, terlibat aktif dalam pembelajaran, bertanggung jawab saat melakukan diskusi kelompok, dan sudah memiliki kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan atau mengungkap idenya. Berdasarkan hasil pengamatan pada aspek psikomotor menunjukkan bahwa terdapat 1 siswa atau 3,22 dari jumlah seluruh siswa mendapatkan skor dengan kategori sangat baik, 27 siswa atau 87,09 dari jumlah siswa mendapatkan skor dengan kategori baik, dan masih terdapat 3 siswa atau 9,67 mendapatkan skor dengan kategori cukup. Di dalam pembelajaran IPS di siklus II keterampilan siswa dalam berkonstribusi dengan kelompok, dan keterampilan dalam berkomunikasi sudah diterapkan baik pada siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu hasil belajar IPS pada aspek psikomotor pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini, yaitu sebanyak 75 dari jumlah siswa mendapatkan skor minimal dengan kategori baik. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang diambil dari hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, hasil belajar siklus I, dan hasil belajar pada siklus II. Untuk melihat gambaran lebih jelas peningkatan hasil belajar pada ketiga aspek tersebut telah disajikan pada histogram-histogram berikut ini. 124 Gambar 4. Histogram hasil belajar kognitif pre-test, siklusI, dan siklus II Pada histogram diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar aspek kognitif yaitu saat pre-test sebanyak 10 siswa atau 32,2 meningkat pada pos-test siklus I yaitu sebanyak 15 siswa atau 48,4 siswa dan mengalami peningkatan lagi pada post-test siklus II yaitu sebanyak 26 siswa atau 83,9 siswa yang dapat mencapai KKM. Tindakan penelitian berhenti di siklus II karena sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75 dari jumlah siswa atau lebih dapat mencapai KKM dengan nilai ≤72 Untuk peningkatan hasil belajar pada aspek afektif dapat dilihat pada histogram dibawah ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pre-test Post-test Siklus I Post-test Siklus II 32,2 48,4 83,9 67,7 51,6 16,1 Siswa Tuntas Siswa tidak Tuntas 125 Gambar 5. Histogram hasil belajar afektif pada siklus I dan II Pada histogram diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek afektif pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar aspek afektif menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa atau 38,70 masuk dalam kategori sangat baik, terdapat 10 siswa atau 32,25 masuk dalam kategori baik dan 9 siswa atau 29,03 masuk dalam kategori cukup dan mengalami peningkatan di siklus II yaitu terdapat 11 siswa atau 35,48 masuk dalam kategori sangat baik, 16 siswa atau 51,62 masuk dalam kategori baik dan terdapat 4 siswa atau 12,90 masuk pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa di siklus II hasil belajar aspek afektif sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 dari jumlah siswa atau lebih dapat mencapai skor rata-rata minimal dengan kategori baik. Sedangkan untuk hasil belajar aspek psikomotor dapat dilihat pada histogram berikut ini. 10 20 30 40 50 60 Siklus I Siklus II 38,7 35,48 32,25 51,62 29,03 12,9 Sangat baik Baik Cukup Kurang 126 Gambar 6. Histogram hasil belajar psikomotor pada siklus I dan II Berdasarkan histogram di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar aspek psikomotor pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar aspek psikomotor menunjukkan bahwa terdapat 21 siswa atau 67,74 masuk dalam kategori baik dan terdapat 10 siswa atau 32,26 masuk dalam kategori cukup lalu mengalami peningkatan di siklus II yaitu terdapat 1 siswa atau 3,22 masuk dalam kategori sangat baik, terdapat 27 siswa atau 87,09 masuk dalam kategori baik dan terdapat 3 siswa atau 9,67 masuk dalam katagori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa di siklus II hasil belajar aspek psikomotor sudah mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu sebanyak 75 dari jumlah siswa dapat mencapai skor rata-rata minimal dengan kategori cukup. Namun terdapat temuan dari penelitian ini yaitu ada tiga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, karena ketiga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar yang belum mencapai kriteria keberhasilan dari sebelum 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Siklus I Siklus II 3,22 67,74 87,09 32,26 9,67 Sangat baik Baik Cukup Kurang 127 dilakukan tindakan hingga dilakukan tindakan pada siklus II. Guru melakukan model dan motivasi yang lebih agar ketiga siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran dan menyerap materi yang diberikan oleh guru sehingga akan meningkatkan hasil belajar. Dari data di atas maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar diambil dari hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, hasil belajar siklus I, dan hasil belajar siklus II. Jika dikaitkan dengan penelitian relevan dari Laredo Muliawan 2014: 99 dengan tujuan penelitian meningkatkan hasil belajar IPA dengan menerapkan model SAVI dan penelitian Toni Agus Ardie 2012: 67 dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dengan model SAVI, penelitian ini memiliki kesamaan dari kedua penelitian tersebut yaitu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dengan mengunakan model SAVI. Namun juga terdapat perbedaan, yaitu di dalam penelitian ini hasil belajar yang ditingkatkan berupa hasil belajar pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar yang ditingkatkan meliputi tiga aspek, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan di siklus II karena tidak terlepas dari peran serta guru. Seperti pendapat Dave Meier 2001: 305 kesuksesan guru dalam menerapkan model SAVI dengan mengasah kepedulian, kreativitas, dan keberanian siswa. Melihat hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan 128 model SAVI somatis-auditori-visual-intelektual dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada kelas IV C. Keterbatasan penelitian Penelitian tindakan kelas ini memang jauh dari sempurna dasar penelitian ini karena peneliti menyadari keterbatasan yang ada meskipun sudah diusahakan dengan semaksimal mungkin. Adapun keterbatasan- keterbatasan tersebut antara lain: 1. Pada penyusunan pelaksanaan pembelajaran seharusnya peneliti meminta saran kepada guru tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti namun peteliti kurang melakukan koordinasi, sehingga guru membutuhkan waktu untuk mempelajari RPP. 2. Seharusnya peneliti membuat butir soal sesuai dengan materi bahasan akan tetapi tidak dilakukan karena kurangya saran dari guru dalam penyusunan sehingga terdapat butir soal yang sama, 3. Terdapat siswa yang sulit diatur dan menggangu jalannya pembelajaran sehingga observer harus terus mengawas di samping siswa, sehingga perhatian observer tidak bisa merata ke semua siswa. 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan model somatis-auditori-visual-intelektual SAVI pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SDN Bakulan Jetis Bantul. Peningkatan hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan dengan materi masalah sosial di sekitarnya. Adapun tahapan proses meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui fase pembelajaran berupa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil perolehan pre-test, post-test siklus I, dan post-test siklus II untuk hasil belajar aspek kognitif. Sedangkan untuk hasil belajar aspek afektif dan psikomotor menggunakan hasil pengamatan pada setiap pertemuan. Hasil pre-test menunjukkan terdapat 10 siswa atau 32,2 siswa dapat mencapai KKM, meningkat pada post-test siklus I yaitu terdapat 15 siswa atau 48,4 siswa dapat mencapai KKM, dan mengalami peningkatan lagi pada post-test siklus II yaitu terdapat 26 siswa atau 83,9 siswa yang mencapai KKM. Disamping itu untuk hasil belajar aspek afektif pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa atau 38,70 dengan kategori sangat baik, 10 siswa atau 32,25 dengan kategori baik, dan 9 siswa atau 29,03 dengan kategori kurang. Mengalami peningkatan pada siklus II yaitu terdapat 11 siswa atau 35,48 dengan kategori sangat baik, 16 siswa atau 51,62 dengan kategori baik, dan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 14

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMPETENSI STRATEGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

6 13 40

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD SE-GUGUS 1 KECAMATAN SEDAYU, BANTUL.

1 6 221