71
a. Siklus I
1 Perencanaan Siklus I
a Peneliti dan guru menentukan waktu penelitaian tindakan kelas.
Waktu pelaksanaan penelitian disekapati agar dilakukan sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPS yaitu dilakukan pada
hari Rabu pada pukul 09.15-11.00 WIB dan hari Jumat pada pukul 07.00-09.15 WIB.
b Menentukan SK dan KD sesuai dengan silabus kelas IV.
Berdasarkan silabus kelas IV, guru dan peneliti menentukan SK dan KD untuk penelitian. SK yang digunakan
adalah SK 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten kota dan provinsi
dan KD yang digunakan adalah KD 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
c Menentukan Pembatasan materi pembelajaran yang akan
digunakan. Berdasarkan KD yang telah dipilih, maka materi yang akan
digunakan adalah masalah-masalah sosial di lingkungan. Namun karena masalah sosial terlalu luas maka pada penelitian
siklus I materi dibatasi pada perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan serta membahasan tentang masalah
sosial dalam pendidikan di sekitar.
72
d Menyususun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Peneliti dan guru berkolaborasi dalam penyusunan RPP yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. RPP memuat
tentang materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa yaitu masalah-masalah sosial di lingkungan sekitar serta
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS. Kegiatan yang akan dilakukan disesuaikan pada penerapan
model SAVI dan sesuai tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini. RPP ini disusun untuk dua kali pertemuan. RPP
digunakan sebagai pedoman guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan Model SAVI di kelas IV SD N
Bakulan, Jetis, Bantul. e
Mempersiapkan media dan sumber Pembelajaran yang akan digunakan.
Alat yang akan digunakan adalah berupa Lembar Kerja Siswa LKS yang digunakan sebagai panduan aktifitas siswa
dalam mengukuti pembelaaran. Media yang digunakan dalam penelitian adalah video,gambar,dan artikel tentang masalah-
masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang digunakan siswa untuk membuat hasil karya berupa laporan hasil diskusi.
Sedangkan sumber yang digunakan berupa buku pelajaran serta koran atau sumber berita lain sebagai penunjang siswa dalam
memperoleh informasi.
73
f Menyusun soal tes hasil belajar post-test
Soal tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Tes hasil belajar yang
diberikan kepada siswa berupa 30 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan siswa secara individu setiap akhir pertemuan.
Jadi pada siklus I siswa melakukan post-test sebanyak dua kali. 2
Pelaksanaan tindakan siklus I menggunakan model SAVI. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul pada hari Rabu pada pukul 09.15-11.00
WIB dan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Mei 2015 dimulai dari pukul 07.00-09.15 WIB. Materi yang diberikan pada
pertemuan 1 yaitu terkait perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan pada pertemuan kedua materi yang diberikan adalah
masalah-masalah sosial di lingkungan setempat khusunya pada masalah sosial pada ranah pendidikan. Berikut adalah deskripsi
proses pembelajaran IPS dengan model SAVI pada setiap pertemuan.
a Pertemuan 1 2x35 Menit
Pertemuan 1 Siklus 1 dilakukan pada hari Rabu, tanggal 6 mei 2015. Setelah semua persiapan dilakukan, guru memulai
melaksanakan dengan membuka pelajaran terlebih dahulu, mempersiapkan materi yang akan dipelajari, dan melakukan
74
presensi. dilihat pada lampiaran 12 gambar 3 halaman 128 Setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait
tujuan pembelajaran
beserta prosedur
pelaksanaan pembelajaran dengan model SAVI yang akan dilakukan.
Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model SAVI adalah sebagai berikut.
Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan unsur kegiatan auditori dimana siswa mendengarkan penjelasan dari guru
terkait tujuan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu siswa akan melakukan pembelajaran dengan model SAVI. Guru
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan siswa lakukan serta tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.
Pembelajaran dilanjuatkan dengan unsur kegiatan somatis dan auditori kegiatan apresepsi siswa diajak melakukan
kegiatan tanya jawab tentang masalah-masalah yang pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. pada saat melakukan
tanya jawab guru memancing siswa dengan sedikit contoh cerita yang menarik tetang masalah sosial sehingga siswa
antusias untuk untuk ikut menjawab pertanyaan dari guru. dilihat pada lampiaran 12 gambar 4 halaman 218 Agar proses
pembelajaran tetap kondusif guru menunjuk siswa yang ingin menjawab pertanyaan guru dengan berlomba mengangkat
75
tangan dengan aba-aba ketukan penghapus di meja. Guru memberi 2 pertanyaan agar kegiatan pendahuluan tidak
memakan waktu.
Fase 2: penyampaian kegiatan inti
Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluaan dengan kegiatan tanya jawab guru menjelaskan materi masalah-
masalah sosial yang terjadi di pedesaan dan perkotaan dilanjutkan dengan kegiatan visual dimana guru mengunakan
video agar siswa lebih tertarik dan dapat melihat langsung gambaran masalah yang terjadi di pedesaan dan perkotaan.
Setelah guru selesai memperlihatkan video tentang masalah sosial yang terjadi di perdesaan dan perkotaan guru
melaksanakan unsur somatis dan auditori melalui tanya jawab tentang isi pada video yang ditayangkan
Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti
Kegiatan selanjutnya melibatkan unsur somatis dimana siswa membentuk kelompok menjadi 5 kelompok. Guru
membantu siswa membagi kelompok dengan cara setiap siswa menghitung 1-5. Setelah semua siswa sudah menghitung sesuai
urutan guru memangil satu-per satu kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mengambil LKS. Kelompok yang sudah
mendapatkan LKS duduk pada kursi yang sudah ditentukan oleh guru. Setelah semua kelompok berada pada kursi masing-
76
masing siswa mulai boleh mengerjakan LKS. dilihat pada lampiaran 12 gambar 5 halaman 218 kegiatan selanjunya
merupakan unsur visual dan intelektual dalam mengerjakan LKS siswa diminta untuk mengidentifikasi permasalahan sosial
yang ada dalam foto. Setiap kelompok mendapatkan foto masalah sosial yang berbeda-beda. Didalam mengerjakan LKS
siswa berdiskusi dengan sangat antusias. Keadaan kelas menjadi sangat ramai tetapi proses diskusi masih berjalan
dengan lancar.
Fase 4 : Penampilan hasil penutup
Setelah diskusi selesai dan siswa sudah mengisi lembar tugas. Kegiatan dilanjutkan dengan unsur auditori melalui
kegiatan siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya. Pada saat guru meminta siswa untuk mewakilkan satu orang maju
membacakan tugasnya mereka saling melempar lembar jawaban keteman sekelompok. dilihat pada lampiaran 12
gambar 7 halaman 129 Sehingga guru memutuskan untuk seluruh kelompok maju kedepan kelas dan membacakan hasil
diskusi secara bergantian. Unsur intelektual dilakukan siswa melalui kegiatan membacakan diskusi kelompok, guru sedikit
membahas tentang apa yang dibacakan oleh siswa sehingga seluruh siswa dapat memahami masalah sosial yang dikerjakan
oleh kelompok lain. Pada saat setiap kelompok selesai
77
membacakan lembar tugasnya. Kelompok yang tidak maju boleh bertanya jika ada yang ingin diketahui siswa. Setelah
semua kelompok membacakan hasil pekerjaannya guru menyampaikan inti pembelajaran yang sudah dilakukan pada
pertemuan ini.
Pelaksanaan post-test siklus 1 pertemuan 1
Sebelum kegiatan pembelajaran ditutup siswa diberikan soal post-test untuk dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan
post-test selama 30 menit. Sebelum mengerjakan guru membacakan peraturan terlebih dahulu. Soal post-test kemudian
dikumpulkan Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir pertemuan, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada
aspek kognitif khususnya pada materi perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan dilihat pada lampiaran 12 gambar 8
halaman 218. Sebelum pembelajaran ditutup guru memberi tugas kepada
siswa untuk membaca materi tentang masalah sosial pada lingkup kurangnya pendidikan di lingkungan sekitar. Setelah guru selesai
memberikan tugas kepada guru meminta siswa untuk merapikan dan membereskan meja serta kursi masing-masing. Kemudian
pembelajaran IPS ditutup, siswa kemudian memasukkan buku IPS ke dalam tas masing-masing kemudian menyiapkan untuk
pembelajaran berikutnya.
78
Berdasarkan rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada pertemuan 1 siklus I disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 12. Hasil post-test aspek kognitif siswa kelas IV SDN Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 1 siklus I
No Inisial
hasil post-test Nilai
Keterangan
1 AD
53 Tidak tuntas
2 AP
56 Tidak tuntas
3 HA
73 Tuntas
4 MI
60 Tidak tuntas
5 NF
70 Tidak tuntas
6 NH
73 Tuntas
7 NA
53 Tidak tuntas
8 AN
73 Tuntas
9 AG
76 Tuntas
10 AL
53 Tidak tuntas
11 AA
73 Tuntas
12 AP
80 Tuntas
13 CI
83 Tuntas
14 CA
73 Tuntas
15 DM
56 Tidak tuntas
16 DI
76 Tuntas
17 HH
76 Tuntas
18 HF
80 Tuntas
19 HA
76 Tuntas
20 JG
60 Tidak tuntas
21 MC
76 Tuntas
22 MA
80 Tuntas
23 MRS
73 Tuntas
24 MRB
66 Tidak tuntas
25 NAP
50 Tidak tuntas
26 NE
56 Tidak tuntas
27 RT
50 Tidak tuntas
28 SIP
73 Tuntas
29 SA
76 Tuntas
30 SAS
56 Tidak tuntas
31 SD
63 Tidak tuntas
Sumber:Lampiran 9, Halaman 206
79
b Pertemuan 2
Pertemuan 2 siklus I dilakukan pada hari Jumat, tanggal 8 mei 2015. Setelah semua persiapan telah dilakukan, guru memulai
melaksanakan penelitian dengan membuka pelajaran terlebih dahulu dengan doa dan salam, mempersiapkan alat pembelajaran
dan materi yang dipelajari, serta melakukan presensi. Guru memanggil satu persatu siswanya dan pada hari tersebut semua
siswa hadir. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait tujuan pembelajaran, materi yang dipelajari yaitu masalah
pendidikan di indonesia, beserta kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan Model SAVI yang dilakukan. Tahap-tahap
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model SAVI adalah sebagai berikut.
Fase 1 : Persiapan kegiatan pendahuluan
Sebagai awal pembelajaran, dilakukan melalui unsur kegiatan auditori dimana siswa diingatkan oleh guru tentang
perbedaan masalah sosial di pedesaan dan perkotaan beserta macamnya yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Terlihat beberapa siswa yang unggul di kelas yang dapat menjawab pertanyaan dari guru. Pada pertemuan kali ini permasalahan sosial
lebih di fokuskan pada masalah pendidikan yang terjadi di indonesia. Sebelum memasuki materi bahasan yang lebih luas guru
melakukan apresepsi tentang masalah pendidikan yang ada di
80
sekitar lingkungan siswa. Pada kegiatan apersepsi ini sebagian besar siswa menyimak dan ada beberapa siswa yang memberikan
tanggapannya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait masalah pendidikan yang sering dilihat lingkungan sekitar.
Fase 2: penyampaian kegiatan inti
Setelah siswa melakukan kegiatan pendahuluaan dengan kegiatan tanya jawab guru menjelaskan materi masalah-masalah
sosial dalam pendidikan. Dilanjutkan dengan kegiatan visual dimana guru menggunakan beberapa foto agar siswa lebih tertarik
dan dapat melihat langsung gambaran masalah yang terjadi pada pendidikan di indonesia.
Setelah guru selesai memperlihatkan foto tentang masalah pendidikan yang mengambarkan sekolah yang kurang layak,
dilanjutkan dengan unsur kegiatan somatis,auditori melalui kegiatan tanya jawab mengenai kesan siswa dan apa yang siswa
rasakan setelah melihat foto tersebut. Beberapa siswa saling berebut untuk mengutarakan pendapatnya secara singkat setelah
melihat foto tersebut. Selanjutnya masih dengan unsur kegiatan visual, guru
memperlihatkan contoh artikel tentang masalah pendidikan di indonesia. lampiara 12 gambar 9 pada halaman 219 dilanjutkan
dengan unsur kegiatan somatis dimana salah satu siswa membacakan artikel tersebut di depan kelas tetapi karena ada siswa
81
lain yang ingin membacakannya juga guru memutuskan untuk dibaca secara bergantian. Setelah selesai membaca artikel tersebut
siswa mendengarkan penjelasan guru bagaimana usaha para pelajar di daerah terpencil untuk menuntut ilmu dalam kondisi yang sulit
kegiatan ini merupakan unsur auditori, intelektual.
Fase 3 : Pelatihan kegiatan inti
Kegiatan melibatkan unsur kegiatan somatis yang dimana siswa membagi kelompok menjadi 4 kelompok secara heterogen.
Guru membantu siswa membagi kelompok dengan cara setiap siswa menghitung 1-4. Setelah semua siswa sudah menghitung
sesuai urutan guru memangil satu-per satu kelompok untuk maju kedepan kelas untuk mengambil LKS. Kelompok yang sudah
mendapatkan LKS duduk pada kursi yang sudah ditentukan oleh guru. Setelah semua kelompok berada pada kursi masing-masing
siswa mulai boleh mengerjakan LKS. Dalam kegiatan ini unsur auditori dan intelektual melalui kegiatan mengerjakan LKS siswa
diminta untuk mencermati bacaan mengenai masalah pendidikan lampiaran 12 gambar 10 pada halaman 219. Pada saat siswa
sudah selesai membaca artikel siswa mulai mengerjakan soal yang terdapat pada LKS. Ada satu kelompok sedikit kebingungan untuk
menyimpulkan isi artikel tersebut. Sesekali siswa bertanya kepada guru tentang jawaban yang mereka isikan pada lembar LKS
Didalam mengerjakan LKS siswa berdiskusi dengan sangat
82
antusias keadaan kelas menjadi ramai tetapi proses diskusi masih berjalan dengan lancar.
Fase 4 : Penampilan hasil penutup
Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan LKS, dilanjutkan dengan unsur kegiatan auditori dan intelektual dimana setiap
kelompok diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya. karena kelompok dua sudah selesai lebih dahulu salah satu siswa diminta
membacakan dengan keras hasil pekerjaannya. pada saat kelompok dua membacakan hasil pekerjaannya susana kelas yang ramai
membuat suara siswa yang membaca kurang terdengar. Guru meminta siswa untuk tenang dan menyimak hasil pekerjaan
kelompok yang dibacakan. Setelah kelompok selesai membacakan hasil pekerjaanya kelompok yang mendapatkan artikel sama
diwajibkan memberikan satu pertanyaan. Setelah semua kelompok membacakan tugasnya guru memberi sedikit tambahan tentang
rangkuman tentang tugas yang mereka kerjakan.
Pelaksanaan post-test siklus 1 pertemuan 2
Siswa dan guru kemudian membuat kesimpulan. Kegiatan diakhiri dengan mengerjakan post-test untuk dikerjakan siswa
secara individu.
Setelah selesai
post-test dikumpulkan,
pembelajaran diakhiri dengan doa dan salam. Berdasarkan post-test yang telah dilakukan pada akhir
pertemuan kedua, maka dapat diperoleh hasil belajar IPS pada
83
aspek kognitif khususnya pada materi masalah sosial tindak kejahatan. Rincian hasil belajar IPS aspek kognitif pada
pertemuan 2 siklus I disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 13. Hasil aspek kognitif siswa kelas IV SD N Bakulan, Jetis, Bantul pada pertemuan 2 siklus I
No Inisial
hasil post-test Nilai
Keterangan
1 AD
66 Tidak tuntas
2 AP
76 Tuntas
3 HA
80 Tuntas
4 MI
60 Tidak tuntas
5 NF
76 Tuntas
6 NH
76 Tuntas
7 NA
66 Tidak tuntas
8 AN
80 Tuntas
9 AG
80 Tuntas
10 AL
63 Tidak tuntas
11 AA
76 Tuntas
12 AP
83 Tuntas
13 CI
80 Tuntas
14 CA
76 Tuntas
15 DM
76 Tuntas
16 DI
80 Tuntas
17 HH
70 Tidak tuntas
18 HF
76 Tuntas
19 HA
66 Tidak tuntas
20 JG
76 Tidak tuntas
21 MC
80 Tuntas
22 MA
76 Tuntas
23 MRS
70 Tidak tuntas
24 MRB
70 Tidak tuntas
25 NAP
76 Tuntas
26 NE
80 Tuntas
27 RT
66 Tidak tuntas
28 SIP
80 Tuntas
29 SA
76 Tuntas
30 SAS
73 Tuntas
31 SD
70 Tidak tuntas
Sumber: Lampiran 9, Halaman 207
84
Dari pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan dalam dua kali pertemuan dan dengan diberikannya post-test di akhir pertemuan, maka diperoleh data rata-rata
nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV aspek kognitif pada pertemuan satu dan pertemuan dua materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Hasil
rincian tes pada siklus I disajikan pada tabel berikut.
Tabel 14. Rata-rata Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Pada Siklus I
No Inisial
Nilai Keterangan
1 AD
59,5 Tidak tuntas
2 AP
63 Tidak tuntas
3 HA
76,5 Tuntas
4 MI
68 Tidak tuntas
5 NF
73 Tuntas
6 NH
71,5 Tidak tuntas
7 NA
59,5 Tidak tuntas
8 AN
76,5 Tuntas
9 AG
78 Tuntas
10 AL
61,5 Tidak tuntas
11 AA
74,5 Tuntas
12 AP
81,5 Tuntas
13 CI
81,5 Tuntas
14 CA
74,5 Tuntas
15 DM
61 Tidak tuntas
16 DI
78 Tuntas
17 HH
73 Tuntas
18 HF
78 Tuntas
19 HA
71 Tidak tuntas
20 JG
68 Tidak tuntas
21 MC
78 Tuntas
22 MA
78 Tuntas
23 MRS
71,5 Tidak tuntas
24 MRB
68 Tidak tuntas
25 NAP
63 Tidak tuntas
26 NE
68 Tidak tuntas
27 RT
58 Tidak tuntas
28 SIP
76,5 Tuntas
29 SA
76 Tuntas
30 SAS
64,5 Tidak tuntas
31 SD
66,5 Tidak tuntas
Total Nilai 2196
Sumber: Lampiran 9, Halaman 208
85
Tabel 15. Ringkasan Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif Siklus I
Nilai Tertinggi 81,5
Nilai Terendah 58
Nilai rata-rata 70,83
Jumlah siswa yang mencapai KKM 15
Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM 16
Persentase siswa yang mencapai KKM 48,4
Persentase siswa yang tidak mencapai KKM 51,6 Sumber: Lampiran 9, Halaman 208
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 31 siswa kelas IV SD Negeri Bakulan Jetis Bantul nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 81,5 sedangkan nilai terendah adalah 58 sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 15
siswa atau sebesar 48,4 dan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau sebesar 51,6. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu 75 dari
jumlah siswa mendapat nilai mencapai KKM sebesar 72. Namun hasil belajar IPS siswa aspek kognitif pada siklus I telah
mengalami peningkatan dari hasil belajar IPS aspek kognitif sebelum dilakukannya tindakan pembelajaran menggunakan Model SAVI.
86
3 Observasi Siklus I
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa sekaligus untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada aspek afektif dan
psikomotor serta untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Model SAVI. Pada penelitian
ini peneliti dibantu oleh 2 orang observer. Pelaksanaan observasi berpedoman pada lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya.
Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I dapat dilihat dari beberapa data berikut.
a Data hasil observasi aspek afektif siswa
Data untuk aspek afektif diambil dari lembar observasi yang di dalamnya terdapat pernyataan yang berjumlah 10. Pernyataan-
pernyataan tersebut meliputi sikap-sikap siswa yang perlu dimiliki pada setiap aktivitas saat pembelajaran IPS dengan
Model SAVI berlangsung. Skala penilaian pada lembar obsevasi aspek afektif dibagi menjadi 4 kategori, yaitu
kategori sangat baik skor 4, kategori baik skor 3, kategori cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Data hasil
observasi siswa aspek afektif untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
87
Tabel 16. Hasil Belajar IPS aspek Afektif Siklus I
No Interval Jumlah
Siswa Persent
ase Predikat
1 Skor
≤ 1,33 0,00
Kurang 2
1,33 Skor ≤ 2.33 9
29,03 Cukup 3
2,33 Skor ≤ 3,33 10
32,25 Baik 4
3,33 Skor ≤ 4,00 12
38,70 Sangat Baik Jumlah
31 100
Sumber: Lampiran 9, hal 216 Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa sebanyak 12
siswa masuk dalam kategori sangat baik yaitu dengan persentase 38,70 dari jumlah siswa, sebanyak 10 siswa
masuk dalam kategori baik yaitu dengan persentase 32,25 dari jumlah siswa, sebanyak 9 siswa masuk dalam kategori
cukup dengan persentase 29,03 dari jumlah seluruh siswa, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori kurang.
Melihat data di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada aspek afektif pada kategori baik dan sangat
baik memiliki persentase 70,96 belum mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan, yaitu 75 dari jumlah seluruh
siswa mendapatkan kategori baik dan sangat baik dalam penilaian melalui pengamatan skala afektif yang sudah
dilakukan. b
Data Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siswa Data untuk aspek psikomotor diambil dari lembar pengamatan
yang di dalamnya memuat pernyataan berjumlah 8 yang menunjukkan keterampilan siswa dalam pembentukan dan
88
menjaga kelangsungan kelompok, keterampilan berkontribusi dalam kelompok, dan keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
Teknik penilaian pada pengamatan hasil belajar aspek psikomotor dibagi menjadi 4 kategori dalam setiap pernyataannya, yaitu
kategori sangat baik skor 4, kategori baik skor 3, kategori cukup Skor 2 dan kategori kurang skor 1. Untuk melihat lebih
jelas data yang diperoleh dari pengamatan hasil belajar siswa aspek psikomotor dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Hasil Belajar IPS Aspek Psikomotor Siklus I
No Interval Jumlah
Siswa Persent
ase Predikat
1 Skor
≤ 1,33 0,00
Kurang 2
1,33 Skor ≤ 2.33 10
32,26 Cukup 3
2,33 Skor ≤ 3,33 21
67,74 Baik 4
3,33 Skor ≤ 4,00 0
0,00 Sangat Baik
Jumlah 31
100 Sumber: Lampiran 9, hal 221
Dari tabel di atas maka diperoleh data bahwa tidak terdapat siswa yang mendapatkan hasil belajar aspek psikomotor dengan
kategori sangat baik, sebanyak 21 siswa atau 67,74 mendapatkan kategori baik, sebanyak 10 siswa atau 32,26 mendapatkan
kategori cukup, dan tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada aspek psikomotor pada siklus I masih memiliki persentase 67,74 belum mencapai kriteria keberhasilan yang
ditetapkan yaitu sebesar 75 dari jumlah siswa kelas IV SD
89
Bakulan Jetis Bantul mendapatkan nilai minimal pada kategori baik.
c Data Hasil Observasi Untuk Aktifitas Guru
Selain pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru juga dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran
IPS dengan Model SAVI. Pengamatan aktivitas guru dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran IPS dengan Model SAVI
berlangsung. Data untuk mengamati aktivitas guru diambil dari lembar observasi yang di dalamnya memuat pernyataan-
pernyataan berjumlah 15. Pernyataan-pernyataan tersebut meliputi aktivitas yang dilakukan guru di dalam pembelajaran sesuai
dengan fase-fase model SAVI. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I pertemuan 1,
guru melaksanakan 11 dari 15 aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model SAVI. Pada pertemuan 2 guru
telah melaksanakan 14 dari 15 aktivitas. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat orientasi masalah, guru sudah menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa akan melakukan pembelajaran IPS
dengan model SAVI. Pada fase persiapan pada pertemuan satu dan dua saat kegiatan apresepsi guru sudah memancing rasa ingin tahu
90
siswa dengan mengajukan pertanyaan yang mencakup materi yang akan diajarkan.
Pada fase penyampaian pertemuan satu guru mengunakan media berupa video dan gambar yang yang sesuai dengan materi
masalah sosial di lingkungan sekitar. Saat guru selesai menjelaskan guru sudah memberikan kesempatan bertanya kepada
siswa. Tetapi banyak siswa masih belum percaya diri untuk mengluarkan pendapatnya. Guru tidak mencoba memotivasi siswa
agar berani mengungkapkan pendapatnya. Pertemuan kedua guru mengunakan gambar berupa foto dan artikel tentang masalah
pendidikan yang terjadi di daerah terpencil agar siswa lebih tertarik tentang materi yang sedang diajarkan. Media tersebut
memuat berita dan peristiwa yang tidak asing bagi siswa agar mudah dicerna oleh siswa. Saat selesai menyampaikan materi guru
memberi motivasi agar siswa berani menjawab pertanyaan dari guru.
Pada fase pelatihan sebelum LKS dibagikan guru membantu siswa untuk membagi kelompok dengan cara berhitung. Saat
semua kelompok terbagi beberapa siswa protes dan tidak mau untuk bergabung dengan kelompok yang sudah ditetapkan
sehingga keadaan kelas menjadi kurang kondusif. Guru harus membujuk agar siswa mau bekerjasama dengan kelompoknya.
Pada saat mengerjakan LKS banyak siswa yang bertanya dan
91
kurang percaya diri dengan hasil jawabanya. Saat mengerjakan LKS siswa masih terlihat sedikit kebingungan dan menjawab
dengan jawaban yang kurang tepat. Selain itu kegiatan yang tidak dilakukan guru adalah membimbing siswa untuk berbagi tugas
dengan teman satu kelompok. Jadi saat mengerjakan tugas kelompok hanya terdapat satu atau dua siswa saja yang
mengerjakan, siswa yang kurang aktif hanya terlihat bercanda atau berbincang-bincang sendiri dengan teman satu kelompok yang
tidak ada hubungannya dengan kegiatan. Pada fase penampilan hasil siswa telah menyelesaikan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Saat kegiatan penampilan hasil siswa sudah diminta oleh guru untuk menyiapkan siapa yang
mempresentasikan hasil agar tidak berebut atau saling melempar tangung jawab untuk maju kedepan kelas. Sesuai dengan
pertemuan I dan II guru memberikan motivasi secara verbal agar siswa dalam kegiatan penampilan hasil masing-masing siswa
dalam kelompok yang tidak mempresentasikan diberi kesempatan untuk bertanya dan memberi tanggapan.
Selain itu guru juga membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Berbeda pada
siklus sebelumnya, saat membuat kesimpulan, guru mencatat hal- hal penting terkait materi yang sudah dipelajari di papan tulis,
kemudian guru meminta siswa untuk mencatatnya pada buku
92
masing-masing. Guru memastikan semua siswa telah memahami materi yang sudah dipelajari.
4 Refleksi Siklus I Tahap selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
refleksi. Pada tahap refleksi, guru bersama peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi
dilakukan pada akhir setiap siklus untuk membahas hal-hal yang sudah dilakukan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dari siklus
pertama sebagai rencana tindakan untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Refleksi ini didasarkan pada perolehan hasil belajar
siswa pada aspek kognitif serta berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru saat pembelajaran IPS dengan Model SAVI
berlangsung. Berikut hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Dari perolehan hasil belajar siswa aspek kognitif menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS pada siswa kelas IV yaitu
70,83. Hal tersebut membuktikan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan dengan
hasil rata-rata siswa kelas IV mendapatkan nilai ≥72. Namun
kendala yang diperoleh pada hasil belajar aspek kognitif siklus I yaitu masih 16 siswa yang mendapatkan hasil belajar dibawah nilai
KKM.
93
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada aspek afektif memiliki
persentase 70,96 belum mencapai kriteria keberhasilan yang diinginkan, yaitu 75 dari jumlah seluruh siswa mendapatkan
kategori baik dan sangat baik dalam penilaian melalui pengamatan skala afektif yang sudah dilakukan.
Hasil belajar siswa aspek psikomotor menunjukkan bahwa persentase yang diperoleh adalah pada aspek psikomotor pada siklus
I masih memiliki persentase 67,74 belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 dari jumlah siswa
kelas IV SD Bakulan Jetis Bantul mendapatkan nilai minimal pada kategori baik.
Pada hasil pengamatan aktivitas guru saat pembelajaran IPS dengan Model SAVI, guru belum menerapkan model yang sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model SAVI. Terdapat empat aktivitas yang belum dilaksanakan oleh guru pada
siklus I pertemuan I sedangkan pada pertemuan II guru belum melakukan I aktivitas pada pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan kendala yang muncul pada siklus I yaitu sebagai berikut.
a Orientasi yang dilakukan oleh guru masih kurang menarik
antusias siswa.
94
b Terdapat sembilan siswa yang masih pasif dalam aspek
afektif pebelajaran IPS dengan model SAVI. c
Masih terdapat sepuluh siswa belum mendapatkan kategori baik dalam aspek psikomotor.
d Pembagian anggota kelompok yang kurang merata, siswa
yang memiliki kemampuan kurang berkumpul dalam satu kelompok, sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya
hasil yang diperoleh saat kegiatan kelompok. e
Guru belum membimbing secara maksimal dalam menyajikan hasil karya berupa laporan hasil diskusi sehingga
yang bekerja hanya satu atau dua orang dalam kelompok. f
Guru belum memastikan kepada semua siswa atas pemahaman siswa terkait materi yang dipelajari
g Guru belum memberikan batasan waktu pengerjaan sehingga
proses penyelesaian laporan membutuhkan waktu yang lama. h
Observer yang berjumlah dua orang masih belum ideal mengobservasi siswa bejumlah tiga puluh satu.
Kendala-kendala tersebut
perlu segera
ditangani agar
peningkatan hasil belajar IPS dengan model SAVI pada kelas IV SDN Bakulan Jetis Bantul dapat berjalan sesuai rencana.
Berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan yang telah dilakukan, hasil belajar siswa yang diperoleh dirasa belum
maksimal meskipun rata hasil belajar pada aspek kognitif,
95
afektif, dan psikomotor sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan, namun masih banyak siswa yang mendapatkan
hasil belajar di bawah KKM. Maka untuk itu perlu adanya rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu
siklus II. Berdasarkan refleksi pelaksaan tindakan untuk siklus I, perlu
dilaksanakan tindakan untuk siklus II. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus
II. Rencana pada siklus II diharapkan dapat lebih meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Bakulan Jetis Bantul
dan seluruh siswa mendapatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
sudah ditentukan.
b. Siklus II