118
satu  model  yang  dapat  digunakan  untuk  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  dalam pembelajaran  adalah  model  SAVI  Somatis-Auditori-Visual-Intelektual  Dave
Maier  2000:  90.  Keunggulan  dari  Model  SAVI  sudah  sesuai  dengan  tujuan pembelajaran IPS sehingga diharapkan dengan Model SAVI dapat meningkatkan
hasil belajar siswa tidak hanya pada hasil belajar aspek kognitif saja, namun juga pada  hasil  belajar  aspek  afektif  dan  psikomotor.  Berikut  ini    dibahas  hasil
pelaksanaan  tindakan  dengan  Model  SAVI  pada  siswa  kelas  IV    SDN  Bakulan Jetis Bantul pada materi masalah-masalah sosial di sekitarnya  yang dilaksanakan
melalui dua siklus.
1. Siklus I
Siklus  I  terdiri  dari  dua  kali  pertemuan  dengan  materi  masalah  sosial  di pedesaaan  dan  perkotaan  pada  pertemuan  pertama  serta  masalah  pendidikan
pada pertemuan kedua. Pada setiap akhir pertemuan siswa diberikan post-test yang  berupa  30  soal  pilihan  ganda  tentang  materi  masalah  sosial  yang
dipelajari  untuk  mengetahui  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  kognitif  setelah dilakukan tindakan.
Hasil post-test pada siklus I mengalami peningkatan dari hasil pre-test yang diberikan sebelum dilakukan tindakan di kelas IV  Bakulan Jetis Bantul.
Pada  post-test  siklus  I  menunjukkan  bahwa  terdapat  15  dari  31  siswa  atau dengan  persentase  48,4  dari  jumlah  seluruh  siswa  yang  dapat  mencapai
KKM.  Meskipun  sudah  mengalami  peningkatan  dari  hasil  belajar  sebelum dilakukan  tindakan,  namun  hasil  belajar  aspek  kognitif  pada  siklus  I  belum
mencapai  kriteria  keberhasilan  yang  ditetapkan  pada  penelitian  ini  yaitu
119
sebesar  75  dari  jumlah  seluruh  siswa  dapat  mencapai  KKM  dengan  nilai ≥72.
Sedangkan  kegiatan  observasi  digunakan  untuk  mengamati  aktivitas siswa  sebagai  penilaian  hasil  belajar  siswa  pada  aspek  afektif  dan  aspek
psikomotor.  Pada  hasil  pengamatan  aspek  afektif  menunjukkan  bahwa terdapat  12  siswa  atau  38.70  dari  jumlah  siswa  masuk  dalam  kategori
sangat  baik,  10  siswa  atau  32.25  dari  jumlah  siswa  masuk  dalam  kategori Baik,  dan  terdapat  9  siswa  atau  29.03  dari  jumlah  siswa  masuk  dalam
kategori cukup. Berdasarkan data diatas hasil belajar aspek afektif mengalami peningkatan  pada  siklus  I  dibandingkan  pada  pembelajaran  sebelum
dilakukannya  tindakan  yaitu  pembelajaran  yang  masih  bersifat  teacher centered.  Terdapat  62,95  dari  jumlah  siswa  sudah  terlihat  antuasias
menerima  pembelajaran  IPS  dengan  model  SAVI  dan  siswa  tersebut  sudah mulai  aktif  di  dalam  kegiatan  pembelajaran.    Namun  hasil  ini  belum  dapat
mencapai  kriteria keberhasilan  yang ditetapkan  yaitu 75 dari jumlah siswa dapat  mencapai  skor  dengan  kategori  minimal  baik.  Masih  terdapat  9  siswa
yang  terlihat  kurang  antusias  terhadap  pembelajaran  yang  diberikan. Sedangkan  pada  saat  kegiatan  secara  berkelompok  9  siswa  tersebut  tidak
bersikap  aktif  dalam  membantu  kegiatan  kelompok.  Siswa  hanya  ramai sendiri  atau  mengganggu  temannya  yang  lain.  Hal  ini  dikarenakan  siswa-
siswa  yang  memiliki  kemampuan  kurang  berkumpul  dalam  satu  kelompok dan  kurangnya  bimbingan  serta  pengawasan  dari  guru  sehingga  selama
kegiatan kelompok menjadi kurang terkontrol. Disamping itu disaat kegiatan
120
tanya jawab ada beberapa siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri untuk menyampaikan pendapatnya.
Pada  pengamatan  aspek  psikomotor  digunakan  peneliti  untuk mendapatkan  hasil  belajar  siswa  yang  berupa  keterampilan  siswa  dalam
pembentukan  dan  menjaga  kelompok  investigasi,  keterampilan  siswa  dalam berkonstribusi  dalam  kelompok  investigasi,  dan  keterampilan  siswa  dalam
berkomunikasi.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa terdapat 1 siswa atau 3,57 dari jumlah siswa masuk dalam kategori baik, 18
siswa atau 64,29 dari jumlah siswa masuk dalam kategori cukup, dan masih terdapat    9  siswa  atau  32,14  dari  jumlah  siswa  masuk  dalam  kategori
kurang.  Meskipun  mengalami  peningkatan  dari  sebelum  dilakukan  tindakan, namun  hasil  belajar  siswa  aspek  psikomotor  pada  siklus  I  ini  belum  dapat
mencapai  kriteria  keberhasilan  yang  ditentukan  yaitu  sebanyak  75  dari jumlah  siswa  atau  lebih  mendapatkan  skor  minimal  dengan  kategori  cukup.
Berdasarkan  hasil  yang  dipeorleh  di  atas  masih  terdapat  9  siswa  yang memiliki  jumlah  skor  dengan  kategori  kurang.  Hal  ini  dikarenakan  9  siswa
tersebut  disaat  pembelajaran  masih  pasif,  ramai  sendiri  saat  kegiatan berkelompok,  dan  kurang  memiliki  keterampilan  dalam  berkomunikasi  baik
dengan  guru,  dengan  teman  sekelompok  ataupun  dengan  teman  kelompok lain.
Pada  pengamatan  aspek  psikomotor  digunakan  peneliti  untuk mendapatkan  hasil  belajar  siswa  yang  berupa  keterampilan  siswa  dalam
berkonstribusi dalam
kelompok, dan
keterampilan siswa
dalam
121
berkomunikasi.  Berdasarkan  data  yang  diperoleh  menunjukkan  bahwa terdapat 21 siswa atau 67,74 dari jumlah siswa masuk dalam kategori baik
dan  10  siswa  atau  32,26  dari  jumlah  siswa  masuk  dalam  kategori  cukup. hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus I ini belum dapat mencapai
kriteria keberhasilan  yang ditentukan  yaitu sebanyak 75 dari jumlah siswa atau  lebih  mendapatkan  skor  minimal  dengan  kategori  baik.  Berdasarkan
hasil  yang  dipeorleh  di  atas  masih  terdapat  10  siswa  yang  memiliki  jumlah skor  dengan  kategori  cukup.  Hal  ini  dikarenakan  9  siswa  tersebut  disaat
pembelajaran  masih  pasif,  ramai  sendiri  saat  kegiatan  berkelompok,  dan kurang  memiliki  keterampilan  dalam  berkomunikasi  baik  dengan  guru,
dengan teman sekelompok ataupun dengan teman kelompok lain.
2. Siklus II