Akindehinde 2014, menyimpulkan bahwa ada kebutuhan untuk menghargai asset manusia dan mencerminkan nilai tersebut dalam laporan keuangan seperti
aktiva tak berwujud lainya.
2.2.3. Faktor-faktor yang memengaruhi Pengungkapan Akuntansi Sumber
Daya Manusia
Ada banyak
faktor yang
mempengaruhi perusahaan
dalam mengungkapkan akuntansi sumber daya perusahaan. Menurut Al Mamun 2009,
faktor yang mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia adalah: 1 ukuran perusahaan; 2 tipe industri; 3 profitabilitas; 4 umur perusahaan.
Menurut Athanasios
et, al.
2013 faktor yang mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia adalah: 1 ukuran perusahaan; 2 tipe industri; 3
profitabilitas; 4 status
listing
perusahaan; 5
GRI Reporting
. Sedangkan menurut Widodo 2014, faktor yang mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya
manusia adalah: 1 ukuran perusahaan; 2 profitabilitas; 3 umur perusahaan; 4 difersifikasi produk. Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa
faktor yang akan diteliti dan diduga dapat mempengaruhi pengungkapan akuntansi sumber daya manusia diantaranya ukuran perusahaan, profitabilitas, umur
listing
, jenis perusahaan, dan penggunaan standar pelaporan GRI.
1. Profitabilitas
Menurut Riyanto 2001, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu. Perusahaan yang mempunyai laba
yang tinggi memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan yang
mempunyai laba rendah. Perusahaan yang memiliki dana internal yang banyak pada dasarnya tidak membutuhkan dana dengan hutang dan akan cenderung lebih
menggunakan dana internalnya tersebut sebelum melakukan hutang. Dalam kegiatan operasional perusahaan laba merupakan elemen penting yang menjamin
kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Kinerja manajerial perusahaan dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan tinggi, dimana
profitabilitas pada umumnya diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan
perusahaan. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan dalam keadaan rugi, maka
akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ada tiga rasio yang dapat
digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu ROA
Return On Asset
, NPM
net profit margin
, dan rasio perputaran aktiva. ROA yaitu rasio profitabilitas yang membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan.
Net profit margin
maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan.
Net profit margin
tidak memperhitungkan penggunaan aktiva, sedangkan rasio perputaran aktiva tidak
memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan, ROA dapat mengatasi kedua kelemahan tersebut Van Horne dan Wachowicz, 2009. Nilai ROA yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan
atau kerugian. Jadi apabila perusahaan memiliki ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan.
2. Ukuran Perusahaan