Pembagian DMU Decission Making Unit Variabel Produktivitas Proses Pelayanan

Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 4.2. Blok Diagram Alir Penelitian

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan brainstorming dengan pihak perusahaan mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi proses pelayanan TelkomFlexi. Dalam hal ini yang diambil adalah data periode 3 bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2008 sampai dengan Desember 2008 yaitu:

5.1.1. Pembagian DMU Decission Making Unit

DMU Decission Making Unit adalah unit yang akan dianalisis produktivitasnya. Pada penelitian ini, area operasi TELKOMFlexi di Sumatera sebagai DMU. Ada 5 area operasi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Tabel 5.1. Pembagian DMU TELKOMFlexi Sumatera No DMU Decission Making Unit Area Operasi 1 1 NAD 2 2 Medan 3 3 Batam Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 4 4 Pekan Baru 5 5 Palembang Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan

5.1.2. Variabel Produktivitas Proses Pelayanan

Variabel yang mempengaruhi produktivitas proses pelayanan TELKOMFlexi terdapat 6 variabel antara lain: 1. Jumlah Base Tranceiver Station BTS, didefinisikan sebagai banyaknya jumlah BTS yang tersebar dalam satu area operasi. BTS berfungsi sebagai stasiun penerima atau penangkap signal dari ponsel user Flexi. Jumlah Base Tranceiver Station BTS untuk masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.2. dibawah ini Tabel 5.2. Jumlah BTS pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Jumlah BTS 1 NAD 81 2 Medan 179 3 Batam 57 4 Pekan Baru 73 5 Palembang 141 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan 2. Rata–rata waktu perbaikan di setiap 5 area operasi , didefinisikan sebagai lamanya waktu operator dalam melakukan perbaikan terhadap gangguan. Dalam penelitian ini rata–rata waktu perbaikan didefinisikan sebagai kehandalan operator dalam menangani gangguan yang terjadi seperti kegagalan SMS, jaringan, bunyi yang dihasilkan kurang jernih, sambungan telepon tiba-tiba terputus, kegagalan panggilan maupun memerima panggilan. Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 Sebagai contoh untuk menangani claim terhadap ganggung sambungan telepon tiba-tiba terputus customer service harus menyampaikan claim tersebut pada bagian perbaikan. Setalah itu diproses atau dilakukan perbaikan terhadap claim tersebut dengan membutuhkan waktu kira-kira 4,29 jam sampai keluhan tersebut teratasi. Variabel ini akan dinyatakan dalam satuan jam. Rata–rata waktu perbaikan untuk masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini. Tabel 5.3. Rata-rata Waktu Perbaikan jam pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Rata-rata Waktu Perbaikan jam 1 NAD 4,29 2 Medan 6,24 3 Batam 3,56 4 Pekan Baru 6,74 5 Palembang 6,93 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan 3. Kuantitas pelayanan didefinisikan sebagai rasio antara jumlah claim yang dilakukan customer dengan jumlah customer itu sendiri. Sebagai contoh, kemampuan melayani area operasi NAD untuk Flexi Trendy yaitu sebesar 0,39 yang diperoleh dari hasil pembagian jumlah claim di NAD yaitu 127 claim dengan jumlah customer di area operasi NAD yaitu sebesar 32.816 orang. Kemampuan Melayani untuk masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.4. dibawah ini. Tabel 5.4. Kuantitas Pelayanan pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Jumlah Claim claim Jumlah Customer orang Kuantitas Pelayanan Trendy Classy Trendy Classy 1 NAD 127 32.816 7.401 0,39 1,72 Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 2 Medan 1.535 598.761 44.538 0,26 3,45 3 Batam 306 105.871 14.019 0,29 2,18 4 Pekan Baru 396 267.952 29.141 0,15 1,36 5 Palembang 1.535 616.365 30.084 0,25 5,10 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan 4. Customer Satisfication Index CSI merupakan indeks kepuasan yang dirasakan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan. Nilai indeks CSI didapatkan dari Customer Satification Survey yang telah dilakukan oleh perusahaan pada 5 area operasi. Customer Satisfication Index CSI dihitung dengan cara meminta responden untuk memilih salah satu dari lima skala likert yang telah ditentukan terlebih dahulu yang menggambarkan tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan yaitu tarif dan harga murah, jangkauan area yang luas, jaringan yang kuat serta suara yang jernih, pelayanan operator yang ramah. CSI merupakan index kepuasan terboboti karena dilakukan dengan memberikan bobot jumlah respnden dengan angka skala yang dipilihnya yaitu Disini digunakan skala likert yaitu 1 sangat tidak puas, 2 tidak puas, 3 biasa saja, 4 puas, 5 sangat puas. Jadi nilai SI diantaranya menunjukkan derajat kepuasan relatif. Sebagai contoh, Customer Satisfication Survey dari kepuasan customer terhadap pelayanan-pelayanan yang diberikan PT. TELKOMFlexi untuk area operasi NAD yaitu sebesar 55,20 nilai ini diperoleh dari hasil Customer Satisfication Index CSI untuk masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.5. dibawah ini. Tabel 5.5. Customer Satisfication Index CSI pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Customer Satisfication Index CSI Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 1 NAD 55,20 2 Medan 92,30 3 Batam 70,90 4 Pekan Baru 80,60 5 Palembang 82,60 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan 5. Kemampuan Jaringan pada penelitian ini didefinisikan sebagai kenyamanan customer dalam melakukan maupun menerima panggilan tanpa terjadi kegagalan panggilan. Nilai kemampuan jaringan didapatkan dari rasio antara call successs dengan call attempt. Sebagai contoh, kemampuan jaringan untuk area operasi NAD yaitu sebesar 98,92 . Kemampuan jaringan tersebut diperoleh dari call success NAD yaitu 2.211.745 call dibagi dengan call attempt 2.235.932 call di area operasi NAD. Kemampuan jaringan pada masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.6. dibawah ini. Tabel 5.6. Kemampuan Jaringan pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Call Successs call Call Attempt call Kemampuan Jaringan 1 NAD 2.211.745 2.235.932 98,92 2 Medan 5.602.1427 56.820.112 98,59 3 Batam 8.126.325 8.215.640 98,91 4 Pekan Baru 22.619.408 22.887.834 98,83 5 Palembang 557.35.026 57.551.175 96,84 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan 6. Average Revenue Per Unit ARPU sebagai rata–rata pemakaian pulsa oleh setiap customer pada 5 area operasi. Sebagai contoh, Average Revenue Per Unit ARPU atau rata-rata pemakaian pulsa untuk Flexi Trendy di area Elfisa Khazastri : An alis is Produktivit as Pros es Pelayan an Pada Divisi Flexi Dengan Metode Data Envelopment Analysis DEA Di PT. TELKOM Tbk, 2009. USU Repository © 2009 operasi NAD yaitu sebesar Rp. 47.168 setiap bulannya. Average Revenue Per Unit ARPU pada masing-masing DMU atau area operasi dapat dilihat pada tabel 5.7. dibawah ini. Tabel 5.7. Average Revenue Per Unit ARPU pada masing-masing DMU No DMU Decission Making Unit Average Revenue Per Unit ARPU Rupiah Trendy Classy 1 NAD 47.168 134.075 2 Medan 37.102 138.293 3 Batam 53.580 217.109 4 Pekan Baru 45.037 176.171 5 Palembang 32.056 154.709 Sumber : TELKOMFlexi Area Operasi Medan

5.2. Pengolahan Data