Gambar 3.1. Alur Penelitian F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa yang berupa tes pencapaian achievement test terdiri dari tes obyektif bentuk
pilihan ganda sebanyak 40 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama
dengan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan C
1
, pemahaman C
2
, aplikasi atau penerapan C
3
, dan analisis C
4
.
Tabel 3.2 kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Fisika
Standar kompetensi
SK Kompetensi
Dasar Tingkat Kognitif
Jumla h
C
1
C
2
C
3
C
4
6. Memahami konsep dan
getaran, gelombang dan
6.2 mendeskripsikan
konsep bunyi
dalam kehidupan 1
5 2
26 7
11 4
28 20
optika dalam produk
teknologi sehari-hari
sehari-hari 9
13 17
21 37
27 12
19 20
23 24
32
Jumlah 7
3 8
2 20
Keterangan : soal valid Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 40
soal terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan
reabilitas.
1. Pegujian Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat
mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji coba ini
dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian digunakan rumus ”point
biserial”. yaitu :
68
q P
SD M
M r
t t
p pbi
Keterangan :
68
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, h.79.
r
pbi
: Koefisien korelasi poin biserial M
p
: Mean skor pada tes yang memiliki jawaban benar M
t
: Mean skor total Sd
t
: Standar deviasi dari skor total p
i
: Proporsi peserta tes yang menjawab benar q
i
: Proporsi peserta tes yang menjawab salah, q = 1 – p Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka harga
koefisien korelasi untuk n=30 dan α=5 adalah 0.349. Soal dikatakan valid jika r
hitung
≥ r
tabel
yaitu jika r
hitung
≥ 0.349. Dari uji coba tes sebanyak 40 soal dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, diperoleh soal yang valid sebanyak 20 soal.
69
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Spearman-brown, yaitu :
70
2 1
2 1
2 1
2 1
11
1 2
r r
r
Keterangan : r
11
: Koefisien realibilitas instrument r
1212
: r
xy
yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes
pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
71
69
Lihat Lampiran, h.93-95
70
Ibid., h.93
a. Apabila r
11
sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes yang sedang diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable
b. Apabila r
11
lebih kecil dari 0.70 berarti bahwa tes yang sedang diuji belum memiliki reliabilitas yang tinggi unreliable
Hasil analisis instrumen diperoleh reliabilitas tes sebesar 0.72. Hal ini berarti bahwa tes memiliki reliabilitas yang tinggi sebab r
11
lebih kecil dari 0.70.
72
3. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran
soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal.
73
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran yaitu :
N B
P Keterangan :
P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : Jumlah peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang
Keterangan
71
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 209
72
Lihat Lampiran,h.96
73
Suharsimi Arikunto., Op cit, h.208
0.75 Mudah
0.25 – 0.75 Cukupsedang
0.25 Sukarsulit
Dari uji coba tes sebanyak 20 soal, diperoleh 16 soal bersifat sedangcukup, 1 soal bersifat mudah dan 3 soal bersifat sulit.
74
4. Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dan membedakan siswa yang pandai tinggi prestasinya dengan siswa yang
kurang pandai rendah prestasinya.
75
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal yaitu :
N B
B D
B A
5 .
Keterangan : D
: Daya pembeda B
A
: Jumlah skor benar dari kelompok atas B
B
: Jumlah skor benar dari kelompok bawah N : Jumlah responden jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Beda
76
74
Lihat lampiran, h.97
75
Suharsimi Arikunto., Op cit, h.213
76
Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218
Rentang Keterangan
0.00 DP ≤ 0.20 Jelek poor
0.20 DP ≤0.40 Cukup satisfactory
0.41 DP ≤ 0.70 Baik good
0.71 DP ≤ 1.00 Baik sekali excellent
-negatif Semuanya tidak baik
Dari uji coba tes sebanyak 20 soal diperoleh 4 soal bersifat baik sekali, 7 soal bersifat baik, 8 soal bersifat cukup, 1 soal bersifat jelek.
77
G. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan penelitian. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan tujuan supaya
hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan dan penganalisasian data penelitian menggunakan statistik.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors
78
dengan rumus:
Zi S
Zi F
L
Keterangan :
L = Harga mutlak terbesar
77
Lihat Lampiran, h.98
78
Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2001, hal. 466
FZi = Peluang angka baku SZi = Proporsi angka baku
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus: SD
X Xi
Zi
Keterangan :
Zi = skor baku Xi = data yang diperoleh
X = nilai rata-rata SD = standar deviasi
c. Tentukan nilai Z
tabel
berdasarkan nilai Zi. d. Tentukan nilai FZi berdasarkan Z
tabel
. Jika Zi negatif -, maka 0,5 – Z
tabel
Jika Zi positif +, maka 0,5 + Z
tabel
e. Tentukan nilai SZi dengan rumus : n
Zn Z
Z BanyaknyaZ
Zi S
... 3
, 2
, 1
f.
Hitung selisih FZi – SZi kemudian tentukan harga mutlaknya. g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L
h. Memberikan interpretasi L , dengan membantingkan dengan L
t
. L
t
adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
i. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L
dan L
t
yang telah didapat. apabila L
hitung
L
tabel
, maka H diterima atau data berdistribusi normal. Dan
apabila L
hitung
L
tabel
, maka H ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan
kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher
79
, dengan rumus:
2 2
2 1
S S
F
Dimana : F
= Uji Fisher S
1
= Varian terbesar S
2
= Varian terkecil Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H diterima, berarti data berasal dari data
yang homogen. Dan apabila F
hitung
F
tabel
, maka H diterima, berarti data tidak
berasal dari data yang homogenya .
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis ini
dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Karena data homogen dan berdistribusi normal maka uji yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. ”t” test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis
79
Sudjana, Op cit, h. 249
nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
80
Adapun rumus dari ”t” test adalah:
2 1
2 1
1 1
n n
dsg X
X t
,
dengan 2
1 1
2 1
2 2
2 2
1 1
n n
S n
S n
dsg
Keterangan: X
1
: Rata-rata kelompok eksperimen X
2
: Rata-rata kelompok kontrol n
1
: Jumlah sampel pada kelompok eksperimen n
2
: Jumlah sampel pada kelompok kontrol S
1 2
: Varians kelompok eksperimen S
2 2
: Varians kelompok Nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 = 0,05, dengan derajat kebebasan sebesar n
1
+ n
2
– 2. Apabila harga t hasil perhitungan lebih kecil dari harga t
tabel
, maka H diterima. Sebaliknya jika harga
perhitungan lebih besar atau sama dengan harga t
tabel
, berarti H ditolak.
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru
81
.
etest Skor
Skorideal etest
Skor st
skorPostte Gain
N Pr
Pr
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
80
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007, h.278.
81
Yanti Herlanti, “Science education Research”. 2006 all right reserved, h.70.
Tabel 3.7. Kategori N-Gain Nilai N-Gain
Kategori
g 0.7 Tinggi
0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang
g 0.3 Rendah
H. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: H
: µ
1
= µ
2
H
a
: µ
1
µ
2
Keterangan : H
= Hipotesis nihil atau hipotesis nol H
a
= Hipotesis alternatif µ
1
= Hasil belajar siswa kelompok eksperimen µ
2
=Hasil belajar siswa kelompok kontrol
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, interpretasi data dan pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini ialah data yang terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa-siswi SMPN 48 Jakarta berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
A. Deskripsi Data 1. Hasil
Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil pretest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata mean
sebesar 44.10, dan standar deviasi SD sebesar 10.02. Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata mean sebesar 42.40, dan standar deviasi SD sebesar 9.81. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran
Data Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah
28 28
Nilai Tertinggi
64 68
Rata-rata Mean
44.10 42.40
Standar Deviasi SD 10.02
9.81
Adapun hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram batang berikut:
Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen
Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai antara 42-48 sebanyak 8 siswa atau sebesar
26.67, sedangkan yang terletak pada interval antara 56-62 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33. Siswa yang
mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau 43.33. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa atau sebesar 56.67.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 42-48 sebanyak 9 siswa atau sebesar 30, sedangkan yang terletak pada interval
antara 63-69 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau
46.67. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa atau sebesar 53.33.
2. Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Hasil posttest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 46, nilai rata-rata mean
sebesar 66.70, dan standar deviasi SD sebesar 11.29. Sedangkan hasil posttest kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh
nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata mean sebesar 75.40, dan standar deviasi SD sebesar 12.59. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok
Kontrol dan Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran
Data Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Nilai Terendah 46
50
Nilai Tertinggi 82
93
Rata-rata Mean
66.70 75.40
Standar Deviasi SD 11.29
12.59
Adapun hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram batang berikut:
Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai antara 67-73 sebanyak 7 siswa atau sebesar
23.33, dan tidak ada satupun siswa kelompok kontrol yang mendapat nilai pada interval antara 88-94. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16
siswa atau 53.33. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14 siswa atau sebesar 46.67.
Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 74-80 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26.67, sedangkan yang terletak pada
interval antara 60-66 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16
siswa atau 53.33. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14 siswa atau sebesar 46.67.
3. Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan perbandingan hasil
pretest dan
posttest dari kedua kelompok serta