Uji Asumsi Klasik Analisis Data

Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x pe c te d C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan intuisi aparat pengawas intern pemerintah dimana koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan semua realibel.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : 5.2.2.1 Uji Normalitas Data Uji Normalitas dilakuka n untuk mengetahui data berdistribusi normal. Pengujian tentang normal tidaknya data dilakukan dengan normal P – Plot. Jika titik – titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik – titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010. Gambar 5.1. Normal P – P Plot lampiran 6 Gambar P- Plot dapat dilihat bahwa titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik –titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dari gambar 5.1. dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. 5.2.2.2 Uji Multikolonieritas Data Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF, jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1, maka variabel independen terbebas dari persoalan multikolinearitas. Tabel 5.11. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010. Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 -1 -2 Regressi on St udent iz ed Resi dual 3 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ,899 1,324 Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah ,875 1,271 Sumber: Data Penelitian 2009 lampiran 7 dan 8 Pada tabel diatas semua angka VIF dan tolerance menunjukkan terbebas dari multikolinearitas. 5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas Data Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas Sumber : Data Penelitian 2009 lampiran 9 Cara memprediksinya adalah : Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 2010. e. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0. f. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja. g. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. h. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola Dari Gambar 5.2. diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada data penelitian ini.

5.3 Hasil Analisis Data

Dokumen yang terkait

Implementasi Fungsi Pengawasan DPRD Deli Serdang Tahun 2009-2014

0 54 64

Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Dengan Sikap Aparat Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Nias)

0 42 126

Pengaruh Pengalaman Terhadap Kemampuan Mendeteksi Kekeliruan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening

2 51 99

PENGARUH PDRB DAN UKURAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH DENGAN PAD SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

1 7 117

Pengaruh kompetensi, independensi, integritas, objektivitas, dan persepsi pengalaman kerja aparat pengawas intern pemerintah terhadap kualitas hasil audit di pemerintah daerah: studi kasus pada Kantor Inspektorat Kabupaten Manggarai.

2 7 116

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Pada Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Pada Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan Reward sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 18

PENGARUH PENGALAMAN AUDIT, KEPUASAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KINERJA APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (Studi pada Inspektorat Aceh)

0 0 7

PERAN INSPEKTORAT DAERAH SEBAGAI APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH DI PROVINSI LAMPUNG

1 0 13