Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
Literatur psikologi menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan keahlian ashton,
1991. Pendapat ini didukung oleh Mc Daniel 1988 yang memberikan bukti empiris bahwa hubungan antara pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama
pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, penelitian yang dilakukan Bonner 1990 menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat
meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan resiko.
2.1.2 Pengetahuan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per05M.Pan032008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai
pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis dari aparat pengawas intern pemerintah
harus memadai untuk pekerjaan pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib menciptakan kriteria yang
memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi di lingkungan aparat pengawas intern pemerintah.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
Pelaksana pengawasan aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu S-1 atau yang setara. Agar tercipta
kinerja audit yang baik maka aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai kriteria tertentu dari pemeriksa auditor yang diperlukan untuk merencanakan
pemeriksaan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional pemeriksa auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi pemeriksaan audit agar sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan peraturan tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah Nomor: PER05M.PAN032008 yang menyatakan bahwa Latar belakang pendidikan pemeriksa bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus
mempunyai pendidikan formal minimal adalah strata satu atau yang setara. Dengan latar belakang pendidikan sarjana, diharapkan memiliki daya nalar dan logika berpikir
yang lebih baik. Untuk itu aparat pengawas intern pemerintah juga harus mengidentifikasi
keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang
diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib
memiliki keahlian tentang standar pemeriksaan audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik pemeriksaan audit, pemeriksa auditor harus memiliki keahlian
yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah.
Dalam hal aparat pengawas melakukan pemeriksaan terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka aparat pengawas wajib
mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas dari objek pemeriksaan.
Aparat pengawas intern pemerintah pada dasarnya berfungsi melakukan pemeriksaan dan pengawasan di bidang pemerintahan, sehingga aparat pengawas intern
pemerintah harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan.
Bonner 1990 melakukan penelitian untuk mempelajari peran pengetahuan mengenai spesifik tugas dalam studi dampak pengalaman dalam pembuat keputusan
dan cara pengetahuan mengenai spesifik tugas mempengaruhi kinerja pemeriksa auditor berpengalaman pada komponen-komponen tertentu dari pembuatan
keputusan tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas membantu kinerja pemeriksa auditor berpengalaman
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
melalui komponen pemilihan dan pembobotan bukti hanya pada saat penetapan risiko analitis.
Auditor pemeriksa juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi
adanya kecurangan fraud. Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah dan auditor pemeriksa wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan
mampu berkomunikasi secara efektif, terutama dengan objek pemeriksaan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan,
sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya.
Auditor pemeriksa harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor JFA dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan continuing
professional education sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib memfasilitasi pemeriksa auditor untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan aparat pengawas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya,
pimpinan aparat pengawas intern pemerintah mendasarkan keputusannya pada formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan.
Aparat pengawas intern pemerintah wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
audit. Pendidikan profesional berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi, pendidikan sertifikasi jabatan fungsional
auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus, program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang pemeriksaan
dan pengawasan. Ashton 1991, mengemukakan bahwa pengetahuan frekuensi base rate auditor terhadap kekeliruan laporan keuangan sangat tidak teliti dan bahwa
pengetahuan ini tidak menjadi lebih teliti dengan pengalaman. Aparat pengawas intern pemerintah dapat menggunakan tenaga ahli apabila aparat pengawas intern
pemerintah tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan.
Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten, dalam hal aparat pengawas tidak memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan. Tenaga ahli yang dimaksud dapat
merupakan aktuaris, penilai appraiser, pengacara, insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga ahli tersebut dapat berasal dari
dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal penggunaan tenaga ahli, aparat pengawas intern pemerintah harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan
pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga ahli tersebut, sebelum menerima penugasan untuk pemeriksaan audit.
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten
Deli Serdang, 2010.
Informasi yang tak lazim relatif tentang hal-hal baru lebih sulit untuk dipahami dibandingkan informasi yang umumnya biasa terjadi, informasi itu akan
disimpan dalam ingatan kerja untuk waktu yang lama. Selama waktu tersebut, seseorang diasumsikan mengungkapkan tambahan informasi dari ingatan jangka lama
dalam upaya untuk lebih memahami sepenuhnya terhadap informasi tak lazim. Ketika lebih banyak informasi yang tersimpan sebelumnya dipanggil dan berhubungan
dengan informasi tak lazim dalam ingatan kerja, jejak-jejak jalinan hubungan tambahan berkembang. Ketika berlangsung pengolahan kolaboratif internal ini,
informasi tak lazim menjadi semakin terjalin dengan potongan-potongan informasi yang lain, yang membuatnya lebih mudah diungkapkan dan lebih mudah dipanggil
dari pada butir-butir yang lazim. Peningkatan ketelitian penyebutan butir-butir informasi yang tak lazim
dibanding yang lazim seharusnya benar untuk para ahli karena mereka lebih sensitive terhadap ketidakselarasan dan pengetahuan para ahli lebih terorganisasi dari pada
masyarakat umumnya, sehingga para ahli memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menangani informasi relevan. Hal ini memungkinkan para ahli memberikan lebih
banyak perhatian pada butir tak lazim yang memerlukan tambahan pengolahan untuk memadukan pengetahuan dengan informasi yang ada.
Pengetahuan seorang aparat pengawas dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik
Khairuddin Batubara : Pengaruh Pengalaman Dan Pengetahuan Aparat P e n g a w a s I n t e r n P e m e r i n t a h T e r h a d a p Pendeteksian Penyimpangan Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten