BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan telah banyak dilakukan seperti yang dikemukakan beberapa peneliti
berikut: Pertama, Abdul Aziz 1998, dengan judul Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Ethos Kerja terhadap Produktivitas Karyawan yang telah Mendapatkan
PelatihanMenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM Studi Kasus di Unit Kerja Bakri PT Perkebunan Nusantara VII Lampung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis
korelasi ganda untuk melihat hubungan antara variabel motivasi, disiplin dan ethos kerja dengan variabel produktivitas kerja karyawan. Analisa regresi ganda digunakan
untuk mendapatkan korelasi bersama r dari tiga variabel bebas independen yaitu motivasi, disiplin dan ethos kerja terhadap variabel terikat yaitu produktivitas
karyawan serta untuk mendapatkan koefisien determinasi ganda R
2
. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan pelaksana yang telah mendapatkan
pelatihanmenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM yang bekerja di Pabrik Kelapa Sawit I dan II. Jumlah sampel sebanyak 30 orang.
Produktivitas kerja karyawan yang telah mendapatkan pelatihanmenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM Unit Usaha Bekri PT Perkebunan Nusantara VII
Persero adalah baik dilihat dari reratanya adalah sebesar 0,97 sedangkan
produktivitas standarnya adalah sebesar 0,80. Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa karyawan yang produktivitasnya Rendah R Nihil, Sedang S sebanyak 5
orang 20 dari sampel dan karyawan yang produktivitasnya Tinggi T sebanyak 25 orang 80 dari sampel. Faktor yang menentukan perubahan produktivitas kerja
adalah variabel motivasi, disiplin dan ethos kerja karyawan yang telah mendapatkan pelatihanmenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM. Variabel produktivitas kerja
sebesar 0,6104 atau 61,04 ditentukan oleh variabel motivasi, disiplin dan ethos kerja, sedangkan sisanya sebesar 38,96 ditentukan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini. Besarnya sumbangan masing-masing variabel adalah: variabel motivasi sebesar 0,008331 dengan taraf signifikan sebesar 0,2737,
variabel disiplin sebesar 0,01259 dengan taraf signifikan sebesar 00,0751 dan variabel ethos kerja sebesar 0,008161 dengan taraf signifikan sebesar 0,00255.
Berdasarkan kesimpulan di atas terungkap bahwa motivasi, disiplin kerja dan ethos kerja yang telah mendapatkan pelatihanmenerapkan GKM secara bersama-
sama mempunyai kontribusi terhadap perubahan pproduktivitas kerjanya. Hasil penelitian ini mendukung kerangka berfikir yang menyatakan bahwa produktivitas
akan baik apabila motivasi, disiplin dan ethos kerja karyawan yang bersangkutan baik. Hasil penelititan ini juga terungkap bahwa secara parsial sendiri-sendiri
variabel disiplin dan ethos kerja karyawan yang telah mendapatkan pelatihanmenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM memberikan kontribusi terhadap
perubahan produktivitas kerja, sedangkan untuk variabel motivasi tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja karyawan yang telah
mendapatkan pelatihanmenerapkan Gugus Kendali Mutu GKM. Berdasarkan penelitian tersebut untuk meningkatkan produktivitas karyawan di unit usaha Bakri
adalah dengan meningkatkan disiplin kerja dan ethos kerja melalui pelatihanmenerapkan GKM.
Persamaan penelitian Abdul Aziz 1998 dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penggunaan variabel motivasi untuk mengukur produktivitas
karyawan yang telah mendapatkan pelatihan. Kinerja karyawan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas karyawan tersebut dan sebaliknya, produktivitas
karyawan yang tinggi akan meningkatkan kinerja. Teknik analisa data yang digunakan sama, yaitu korelasi dan regresi linier
berganda untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja karyawan dan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel
bebas pelatihan dan motivasi kerja karyawan dengan variabel terikat kinerja karyawan, selain itu, persamaan lainnya adalah populasi pada penelitian Abdul Aziz
juga karyawan pelaksana yang telah mendapatkan pelatihan, dengan kata lain, Abdul Aziz meneliti tentang pengaruh motivasi pada karyawan yang telah mendapatkan
pelatihan terhadap produktivitas sama dengan penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja karyawan, akan tetapi variabel bebas lainnya
yang penulis teliti adalah pelatihan yang juga dihubungkan atau dicari pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Kedua, adalah penelitian yang dilakukan oleh Syafrizal Helmi 2003, dengan judul Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan serta Prestasi Kerja terhadap
Pengembangan Karir Karyawan pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Spearman Rank Correlation,
terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan dan pengembangan dengan prestasi kerja karyawan sebesar 0,719. Hal ini berarti korelasi pelatihan dan
pengembangan terhadap prestasi kerja erat. Terdapat pengaruh yang signifikan antara prestasi kerja dengan pengembangan karir karyawan sebesar 0,764. Hal ini berarti
korelasi antara prestasi kerja dan pengembangan karir erat. Persamaan penelitian Helmi dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
variabel bebas yang digunakan yaitu pelatihan. Pengembangan karir terkait dengan prestasi kerja, prestasi kerja yang baik mencerminkan kinerja yang baik juga
sehingga pengembangan karyawan juga terkait dengan kinerja karyawan tersebut. Perbedaannya adalah, pada penelitian yang penulis lakukan, teknik analisis data yang
penulis gunakan adalah korelasi dan regresi linier berganda karena untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja karyawan serta
untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama simultan.
II.2. Teori Tentang Pelatihan II.2.1. Pengertian Pelatihan