Lokasi Penelitian Analisis Data

tentang Otonomi Khusus, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP, Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Qanun Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan Syari’at Islam, Qanun Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir, Peraturan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan ‘Uqubat Cambuk, dan Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Wilayatul Hisbah.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti yaitu literatur di mahkamah syar’iyah khususnya tentang pelaksanaan putusan di mahkamah syar’iyah tentang pelanggaran jarimah maisir perjudian. c. Bahan hukum tersier, yaitu dokumen-dokumen tentang putusan Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe terhadap pelanggaran jarimah maisir perjudian.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Polres Kota Lhokseumawe, Kejaksaan Negeri Lhokseumawe, Mahkamah Syar’iyah Lhokseumawe, Dinas Syari’at Islam Lhokseumawe, dan Majelis Permusyawaratan Ulama MPU Lhokseumawe karena Universitas Sumatera Utara berdasarkan penelitian pendahuluan terdapat 5 lima kasus yang belum dilaksanakan putusan hakim terhadap tindak pidana maisir.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data dan informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode penelitian.

a. Penelitian Kepustakaan Library Research

Penelitian kepustakaan ini dimaksud untuk memperoleh data sekunder dengan mempelajari literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, teori-teori, pendapat para sarjana dan hal-hal lain yang berkaitan dengan peradilan Syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam.

b. Penelitian Lapangan Field Research

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer. Data ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara interview guide. Wawancara dilakukan terhadap responden dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara ini dilakukan dengan cara terarah maupun wawancara bebas dan mendalam depth interview, baik dengan penyidik, jaksa, pihak dinas syari’at Islam, hakim mahkamah syari’ah, hakim pengawas dan pengamat wasmat, dan Majelis Permusyawaratan Ulama MPU yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

5. Analisis Data

Universitas Sumatera Utara Data yang diperoleh melalui suatu teknik wawancara ataupun melalui kajian kepustakaan yang kesemuanya itu bertujuan untuk memperoleh suatu karangan ilmiah yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kepada siapapun. Oleh karena itu untuk menganalisis suatu data terlebih dahulu ditentukan metode apa yang digunakan agar sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan metode kualitatif, yaitu menginterpretasikan secara kualitas tentang pendapat atau tanggapan responden, kemudian menjelaskannya secara lengkap dan konprehensif mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan pokok persoalan. 40 ____________________ 40 Ronny Hanitjo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 93. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN TENTANG

MAISIR PERJUDIAN DALAM QANUN NOMOR 13 TAHUN 2003

A. Peradilan Syari’at di Nanggroe Aceh Darussalam

Berpijak pada Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dapat dipelajari mengenai kewenangan yang diperoleh keempat lingkungan peradilan. Pada prinsipnya kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya, dan oleh Mahkamah Konstitusi. Sementara itu, peradilan syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang putusannya ditentukan pada Mahkamah Syar’iyah Kota atau Kabupaten untuk tingkat pertama dan Mahkamah Syar’iyah Propinsi untuk tingkat banding, jika dilihat berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama, mempunyai keunikan yang berbeda dengan badan peradilan khusus lainnya karena ia merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenanganya menyangkut kewenangan peradilan umum. Mahkamah syar’iyah propinsi bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara yang menjadi kewenangan mahkamah syar’iyah dalam tingkat banding. Mahkamah Syar’iyah Propinsi juga bertugas dan berwenang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Pelaksanaan Pengangkatan Anak Melalui Penetapan Hakim Mahkamah Syar’iyah Di Banda Aceh

1 39 138

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122