Selanjutnya dalam Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1985, ketentuan Pasal 280 KUHAP di atas dirinci menjadi:
1. Pengawasan ditujukan kepada jaksa dan petugas lembaga pemasyarakatan; dan
2. Pengamatan ditujukan kepada masalah pemidanaan yaitu sebagai bahan
penelitian bagi pemidanaan yang akan datang. Berdasarkan wawancara dengan Fitriel Hanif menyatakan bahwa selama ini
hakim wasmat yang ditunjuk selama satu tahun masa jabatan tidak berfungsi terhadap keputusan mahkamah syar’iyah yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Para
hakim sekedar menjalankan tugas pengawas dan pengamat. Kemudian tiap bulan membuat laporan, namun tidak ada sanksi apapun terhadap mereka bila pelaksanaan
hukuman tidak dilaksanakan.
178
Fungsi pengawasan dan pengamatan yang diembannya hanya bentuk formalitas saja, kalau eksekusi tidak dilaksanakan maka
terhadap mereka tidak dilakukan tindakan hukum apapun.
179
B. Solusi Terhadap Hambatan Pelaksanaan Putusan Maisir di Mahkamah
Syar’iyah Lhokseumawe
Lembaga penegakan hukum di Nanggroe Aceh Darussalam umumnya dan di
Kota Lhokseumawe khususnya terus menerus melaksanakan berbagai solusi atau upaya mengatasi hambatan pelaksanaan putusan maisir perjudian di Mahkamah
Syar’iyah Lhokseumawe. Semua komponen sistem peradilan pidana di Kota ____________________
178
Fitriel Hanif, MA., op cit.
179
Drs. Raisul Wadhifuddin, SH., op cit.
Universitas Sumatera Utara
Lhokseumawe memberi masukan kepada Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh DPRA melalui Dewan Perwakilan Rakyat Kota DPRK
Lhokseumawe untuk penyempurnaan qanun tentang maisir perjudian khususnya dan qanun jinayah lainnya pada umumnya agar masalah penahanan terhadap hukuman
cambuk harus dirumuskan dalam Qanun Nomor 13 Tahun 2003 dan unsur-unsur dari jarimah yang terkandung dalam qanun- qanun jinayah lebih dipertegas.
180
Majelis Permusyawaratan Ulama MPU Kota Lhokseumawe juga memberi masukan kepada Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh DPRA
melalui Dewan Perwakilan Rakyat Kota DPRK Lhokseumawe untuk tetap melaksanakan hukuman cambuk terhadap putusan maisir perjudian. Hal ini untuk
mewujudkan komitmen kita terhadap tegaknya Syari’at Islam di Kota Lhokseumawe.
181
____________________
180
Irwansyah, SH., op cit.
181
Drs. Tgk. H. Asnawi Abbdullah, MA., op cit.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Jarimah maisir perjudian di Nanggroe Aceh Darussalam diatur dalam
Qanun Nomor 13 Tahun 2003 yang terdiri dari 10 Bab dan 34 Pasal. Maisir perjudian hukumnya haram, keharaman ini seperti terlihat dalam
Pasal 4, 5, 6, dan 7 Qanun Nomor 13 Tahun 2003 meliputi perbuatan maisir atau judi itu sendiri, kegiatan atau usaha yang secara sengaja dibuat agar dapat
digunakan orang lain untuk melakukan maisir atau perjudian, serta pemberian fasilitas dan perlindungan untuk perbuatan maisir atau perjudian, baik oleh
orang pribadi ataupun badan hukum termasuk pemerintah. Bentuk hukuman dalam Qanun Nomor 13 Tahun 2003 adalah ‘uqubat
cambuk di depan umum maksimal 12 dua belas kali, minimum 6 enam kali dan ‘uqubat denda gharamah paling banyak Rp 35.000.000,- tiga puluh
lima juta rupiah, minimal Rp 15.000.000,- lima belas juta rupiah serta hukuman administratif berupa pencabutan dan pembatalan izin usaha yang
telah diberikan. ‘Uqubat terhadap jarimah maisir adalah hukuman ta’zir yaitu hukuman yang belum ditentukan oleh syara’, melainkan diserahkan kepada
ulil amri, baik penentuannya maupun pelaksanaannya. Qanun Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir perjudian mengandung hukum
materiel dan hukum formiel; sepanjang tidak diatur dalam qanun maka masih
Universitas Sumatera Utara