Strategi ini dapat diterapkan oleh kandidat yang dipersepsikan memiliki citra tertentu tapi juga memiliki kinerja atau atribut-atribut yang cocok
dengan citra lainnya. 4.
Confrontasi strategy strategi konfrontasi Stregi ini diterapkan kepada para pemilih yang telah memilih kontestan
dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok dengan citra tertentu yang dianggap tidak cocok oleh pemilih dan kemudian kontestan tersebut tidak
menghasilkan kinerja yang memuaskan pemilih.
5. 5. Political Branding
Kebijakan dan isu politik adalah produk yang tidak bertujuan meskipun dipelopori oleh pihak tertentu. Pihak lain bias saja meniru atau mengambil alih
kebijakan dan isu tersebut seolah-olah temuannya sendiri. Akan tetapi, sebuah kontestan politik dapat membangun halangan bagi pihak-pihak lain yang ingin
mengusung policy atau isu tertentu yang dipelopori oleh partai tertentu. Caranya, kata Butler dan Collins, pengatur strategi harus mem-brand-kan kebijakan dan
gagasan untuk membangun hambatan masuk. Dengan demikian, policy atau isu tertentu seolah-olah milik sendiri.
Dalam branding produk politik yang ditawarkan harus sama dan sebangun dengan positioning. Bagian-bagian yang terdapat dalam bauran produk politik
merupakan pilar-pilar yang mendukung positioning. Akan tetapi tidak semua bagian harus disampaikan dalam kampanye. Analisi kekuatan dan kelemahan
dapat menjadi acuan untuk menetapkan focus kampanye. Sebuah kontestan dapat
Universitas Sumatera Utara
memilih beberapa bagian dari satu atau dua atau ketiga substansi produk poltik sebagai fokus yang akan ditawarkan dalam kampanye.
5. 6. Segmentasi Pemilih
Segmentasi pada dasarnya bertujuan untuk mengenal lebih jauh kelompok- kelompok pasar. Hal ini berguna untuk mencari peluang., menggerogoti segmen
pemimpin pasar, merumuskan pesan-pesan komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk, dan lain sebagainya.
Bainess juga mencatat, ada empat factor yang mempengaruhi perkembangan penerapan konsep segmentasi dan positioning dalam dunia
politik
9
1. Hanya terdapat sedikit informasi dari para pemilih dibandingkan para
konsumen produk bisnis karena kuatnya ikatan stigma social terhadap politik dibandingkan dengan produk konsumsi
:
2. Dana yang tersedia untuk riset politik umumnya sangat terbatas
dibandingkan dana untuk riset pemasaran dalam dunia batas. 3.
Positioning produk dan positioning untuk kontestan politik adalah dua hal dengan proses berbeda. Sebuah merek produk politik bisa sukses dengan
mem-positioning-kan citra dengan jelas, konsisten, kredibel, dan kompetitif. Political branding lebih sulit karena para politisi berhadapan
dengan tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi.
9
Bainess, P.R. et al. 1999. Operationalising Political Marketing: A Comparison of US and Western European Consultans and Managers. Middlesex University Discussion Paper Series
Universitas Sumatera Utara
4. Proses political marketing bisa bersifat intangible tidak dapat diraba dan
pilihan politik para pemilih sangat bersifat emosional. Hal ini menyebabkan besarnya masalah yang harus diatasi untuk menciptakan
citra baru dari seorang kandidat atau partai politik. Segmentasi pada pemasaran politik mempunyai lima tujuan yang identik
dengan pemasaran produk komersial sebagaimana yang dikemukakan Rhenald Kasali
10
1. Mendesain substansi tawaran partai terhadap partai atau kandidat secara
lebih responsive terhadap segmen yang berbeda. Ini tak lain karena melakukan segmentasi berarti juga mendalami kepentingan, apresiasi, dan
persoalan-persoalan politik yang menjadi perhatian setiap segmen. :
2. Menganalisis preferensi pemilih karena dengan pemahaman karakter
setiap segmen pemilih memungkinkan pemasar mengetahui kecenderungan pilihan politik setiap segmen.
3. Menemukan peluang perolehan suara. Mengetahui preferensi pilihan
setiap segmen dan kekuatan pesaing akan menghantarkan pemasar untuk menemukan suatu peluang yang dapat diaraih secara lebih efektif dan
efisien. 4.
menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Agar efektif dan efisien, perlu diterapkan pendekatan komunikasi yang berbeda untuk
setiap segmen. Berikut disajikan beberapa pendekatan untuk memasarkan partai politik:
10
Kasali, R. 1998. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Universitas Sumatera Utara
a. Segmentasi Demografis
Segementasi demiografis ialah pemilahan para pemilih berdasarkan karakteristik demografis seperti usia, gender, agama, pendidikan,
pekerjaan, kelas social-ekonomi, dan sebagainya. Untuk pemasaran partai politik, pemahaman memdalam tentang segmentasi demografis dapat
memberi kontribusi berharga untuk kesuksesan pemasaran, walaupun tetap dianjurkan untuk menggunakan pendekatan lainnya.
b. Segmentasi Agama
Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih
Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih non- Islam tidak memilih partaipartai Islam atau partai-partai yang
dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih yang tidak beragama Islam akan melirik partai yang memiliki landas
imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama masing-masing segmen.
c. Segmentasi Gender
Hingga saat ini, segmentasi berdasarkan agama meruapakan salah satau pendekatan segmentasi yang penting untuk memahami karakter pemilih
Indonesia. Beberapa studi menunjukkan, umumnya para pemilih non- Islam tidak memilih partaipartai Islam atau partai-partai yang
dipersepsikan sebagai partai Islam. Dengan demikian, segmen pemilih yang tidak beragama Islam akan melirik partai yang memiliki landas
Universitas Sumatera Utara
imklusif dan pluralis atau partai ekslusif sesuai dengan agama-agama masing-masing segmen.
d. Segmentasi Usia
e. Segmentasi Kelas Sosial
f. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi-membagi para pemilih berdasarkan wilayah tempat tinggal
g. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup, yakni bagaimana sesorang menghabiskan waktu dan uangnya. Dalam pemasaran
politik, segmentasi psikografis berguna untuk mensosialisasikan atau mengomunikasikan tawaran partai kepada khalayak pemilih.
5. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat