Perumusan Masalah Tujuan masalah Mamfaat Penelitian Kerangka Teori 1. Marketing Politik

2. Perumusan Masalah

Yang menjadi masalah penelitian ini adalah: Bagaimanakah Marketing Politik berperan untuk memenangkan Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemiihan VIII Sumatera Utara.

3. Tujuan masalah

Atas dasar perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Marketing Politik dalam Pemenangan Pemilu Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui pengaruh Marketing Politik dalam Pemenangan Pemilu Oloan Simbolon dalam Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan VIII Sumatera Utara.

4. Mamfaat Penelitian

Mamfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik dan sangat erat dengan partai politik dan diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran konsep-konsep dalam pengembangan marketing politik. Universitas Sumatera Utara 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi para individu yang berkeinginan sebagai kontestan atau tim sukses kontestan. 3. bagi penulis, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah dalam penelitian ini, serta melihat penerapan konsep-konsep ilmu politik dalam kehidupan praktis masyarakat. 5. Kerangka Teori 5. 1. Marketing Politik Sejak Konsep marketing diutarakan Kotler ditahun 1972 mengemukakan bahwa marketing berlaku baik pada sektor publik dan non-komersial. Cakupan dari marketing ini sangatlah luas. Diungkapakan oleh Firmanzah 2004 bahwa pertukaran yang terjadi tidak saja pertukaran ekonomi, pertukaran ini juga dapat terjadi dalam konteks sosial secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan swasta, tetapi juga pada organisasi sosial non frofit, museum, rumah sakit pemerintah, dalam bentuk pertukaran ide, norma dan symbol. Dalam hal ini, konteks politik pun dalam mengaplikasikan konsep dan teori marketing. Firmanzah meyakini bahwa marketing politik merupakan metode dan konsep aplikasimarketing dalam konteks politik, marketing dilihat sebagai seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan individu atau partai politik dalam memasarkan insiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi partai, karakteristik pemimpin partai dan program kerja partai kepada masyarakat atau kontestan. Universitas Sumatera Utara Dalam penggunaan metode marketing dalam bidang politk dikenal sebagai marketing politik marketing politik. Levi dan Kotler, 1997 menganggap bahwa marketing berperan dalam memebangun tatana sosial, dan berargumen bahwa penggunaan konsep marketing tidak hanya terbatas pada bisins saja. Kenyatan ini lebih menarik perhatian banyak pihak untuk menerapkan ilmu marketing diluar konteks organisaasi bisnis. Marketing dapat diaplikasikan kedalam bentuk organisasi, yang tidak hanya berorientasi kepada keuntungan ekonomi semata dan lebih menitik beratkan aktifitasnya kepada hubungan jangka panjang dengan konsumen dan stakeholder. Adnan Nursal memiliki konsep seperti konsep marketing politiknya Firmanzah. Adnan Nursal memandang political marketing adalah strategi kampaye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu didalam pikiran para pemilih. Maka polits ini inilah yang menjadi output penting marketing politk yang menentukan, pihak mana yang akan dicoblos dalam pemilih. Produk poltik yang dimaksud oleh Adnan dapat diartikan sebagai figure, gagasan politik dan visi misi. Yang terangkum dalam identitas khas dan konsisten berupa nama, logo. Push marketing pada dasarnya adalah usaha agar produk politik dapat menyentuh para pemilih secara langsung atau dengan cara yang lebih costumized personal. Pull marketing adalah penggunaan media dengan dua cara yaitu dengan membayar atau tidak membayar. Pas marketing ialah pihak-pihak, baik perorangan maupun kelompok yang bepengaruh besar terhadap pemilih yang dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu infulencer aktif dan infulencer pasif. Universitas Sumatera Utara Paid marketing adalah penggunaan media yang lazim digunakan untuk memasang iklan adalah televisi, radio, media cetak, website dan media luar ruang. Dalam tujuannya untuk mempengaaruhi kosnstituen agar dapat berpihak kepaa seseorang kontestan diperlukanlah seperangkat instrument fasilitas yang dapat mendekatkan seseorang kontestan kepada konstituen tersebit dipilih oleh konstituen, pemahaman markrting politik oleh Firmanzah maupun Adnan Nursal adalah merupakan dua konsep yang sama, yang berbicara tentang perjuangan untuk menjadikan seseorang kontestang dapat dipilih melalui pemilihan umum kepada konstituen. Tapi ini bukanlah sebuah garansi yang menghasilkan sebuah kemenangan akan tetapi apabila konsep marketing politik yang dibentuk serta diaplikasikan secara trampil akan dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. Pemaksimalan kemenangan pada pemilihan umum bergantung pada efektifitas dan efisiensi pengaplikasian marketing politik tersebut sehingga sampai pada tujuannya. Pada konteksnya pemilihan umum legislatif bapak Oloan Simbolon, ST mengaplikasikan marketing politik tersebut menjadi sebuah bentuk kelompok-kelompok tim yang nota benenya berfungsi sebagai tim pemenangan di daerah pemilihan VIII Sumatera Utara, penggunaan seperti posko pendukung, posko simpatisan Oloan Simbolon, ST mulai bertebaran disaan pra pemilihan calon legislatif, kelompok yang seperti inilah yang menjembatani dan memfasilitasi bertemunya bapak Oloan Simbolon, ST dengan masyarakat guna bertatap muka serta berinteraksi dengan masyarakat, yang akhirnya secara politis juga memberikan sinyal yang mengisyaratkan bahwa bapak Oloan Simbolon, ST Universitas Sumatera Utara bersedia untuk maju pada pemilihan umum legislative daerah pemilihan VIII Sumatera Utara 2009. Wring 1996 menunjukkan bahwa aktifitas marketing politik telah lama dilakukan oleh partai politik di Inggris, dinyatakan bahwa semasa periode pemilu di Inggris tahun 1929, partai konservatif menjadi partai pertama menggunakan biro iklan Halford-Bottomley Advertising Service dalam membantu mendesain dan mendistribusikan poster dan pamphlet. Sementara Partai Buruh memulai penggunaan marketing dalam dunia politik ketika diresmikannya publiksai di tahun 1917, dibantu oleh agen publikasi Egerton Wake yang kemudian berperan aktif dalam kampanye buruh.

5. 2. Komunikasi Politik