Patogenesis dan Patofisiologi TINJAUAN PUSTAKA

18 macam keluhan dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan sampai ketika seseorang pergi ke pelayanan kesehatan dan diperiksa kadar glukosa darahnya. Terkadang gambaran klinik dari Diabetes Mellitus tidak jelas dan baru ditemukan pada saat pemeriksaan skrining atau pemeriksaan untuk penyakit lain Misnadiarly, 2006.

2.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Apabila jumlah atau dalam fungsi insulin mengalami defisiensi, hiperglikemia akan timbul sehingga menyebabkan Diabetes. Kekurangan insulin bisa absolut apabila pancreas tidak menghasilkan sama sekali insulin atau menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup, misalnya yang terjadi pada DM tipe 1. Kekurangan insulin dikatakan relatif apabila pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal, tetapi insulinnya tidak bekerja secara efektif. Hal ini terjadi pada penderita DM tipe 2, dimana telah terjadi resistensi insulin. Baik kekurangan insulin absolut maupun relatif akan mengakibatkan gangguan metabolism bahan bakar, untuk melangsungkan fungsinya, membangun jaringan baru, dan memperbaiki jaringan Baradero dkk, 2005. Hormon insulin adalah hormon anabolik yang mendorong penyimpanan zat gizi: penyimpanan glukosa sebagai glikogen di hati dan otot, perubahan glukosa menjadi triasigliserol di hati dan penyimpanannya 19 di jaringan adipose, serta penyerapan asam amino dan sintesis protein di otot rangka. Hormon ini juga meningkatkan sintesis albumin dan protein darah lainnya oleh hati. Insulin meningkatkn penggunaan glukosa sebagai bahan bakar dengan merangsang transport glukosa ke dalam otot dan jaringan adipose. Pada saat yang sama, insulin bekerja menghambat mobilisasi bahan bakar . Hormon insulin merupakan hormon polipeptida yang disintesis oleh sel beta pankreas endokrin yang terdiri dari kelompok mikroskopis kelenjar kecil atau pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas eksokrin Marks dkk, 2000. Insulin bekerja pada hidratarang, lemak, serta protein, dan kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik sehingga gula, lemak, dan asam amino dapat disimpan serta tidak terbakar habis. Jika tidak ada insulin, lemak, gula, dan asam-asam amino tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga unsur-unsur gizi tersebut tetap berada di dalam plasma. Sebagai akibatnya, sel-sel tubuh mengalami starvasi dan terjadi peningkatan kadar glukosa, kolesterol, serta lemak Jordan, 2002. Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak. 20

2.5 Diabetes Mellitus Pada Wanita

Dokumen yang terkait

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Prevalensi Anemia Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

2 49 72

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Pengaruh Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir

3 75 141

Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

7 74 116

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 16

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 7

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I WANGON

0 0 18