Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Kriteria inklusi untuk kontrol: Kriteria eksklusi untuk kontrol

55

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan disain studi case control. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor- faktor yang berisiko terhadap kejadian Diabetes Mellitus di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Penelitian dengan disain studi case control merupakan penelitian yang bersifat observasional mengikuti perjalanan penyakit ke arah belakang retrospektif untuk menguji hipotesis spesifik tentang adanya hubungan pemaparan terhadap faktor risiko di masa lalu dengan timbulnya penyakit Masriadi, 2012. Sehingga dalam hal ini, faktor-faktor di masa lampau yang berisiko terhadap kejadian Diabetes Mellitus diteliti pada masa sekarang saat penelitian berlangsung. Penelitian dengan disain studi case control ini dilakukan dengan cara membagi sampel penelitian ke dalam dua kelompok kasus dan kontrol. Kelompok kasus yang dimaksud adalah kelompok wanita yang menderita Diabetes Mellitus. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok wanita yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Dengan penelitian ini akan diketahui besar risiko dari faktor-faktor yang menyebabkan kejadian Diabetes Mellitus pada wanita di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun 2014. 56 Bagan 4.1.1 Rancangan Penelitian Case Control

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan tepatnya pada bulan April-Juni tahun 2014.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah target dimana peneliti menghasilkan hasil penelitian Shi, 2008 dalam Swarjana, 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien wanita rawat jalan di puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok kasus dan kontrol dimana kelompok kasus merupakan kelompok wanita yang menderita Diabetes Mellitus sedangkan kelompok kontrol adalah wanita yang tidak menderita penyakit Diabetes Mellitus. + Diabetes Mellitus tipe 2 Kasus - Diabetes Mellitus tipe 2 Kontrol + Faktor Risiko -- Faktor Risiko + Faktor Risiko -- Faktor Risiko 57

4.3.2 Sampel

Pada pengambilan sampel dalam penelitian ini, peneliti menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi baik untuk kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian yang dipakai sehingga mereka yang memenuhi syarat tertentu yang ditetapkan bisa dimasukkan sebagai sampel penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria yang digunakan sehingga mereka yang sudah memenuhi syarat inklusi terpaksa dikeluarkan karena tidak tepat untuk diteliti lebih lanjut Bustan, 2008. Dengan demikian, karena peneliti sudah menetapkan kriteria tersebut, maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik tersebut merupakan teknik pengambilan sampel dimana sampel yang dipilih melalui penetapan kriteria tertentu oleh peneliti Swarjana, 2012. a Kriteria inklusi untuk kasus: 1. Pasien wanita dengan Diabetes Mellitus tipe 2 yang berobat di Puskesmas Pesanggrahan tahun 2014. 2. Berdomisili di wilayah Kecamatan Pesanggrahan. b Kriteria eksklusi untuk kasus 1. Pernah menderita Diabetes Mellitus tipe lain. 2. Pasien meninggal 58

a. Kriteria inklusi untuk kontrol:

1. Pasien wanita yang berobat di Puskesmas Pesanggrahan tahun 2014 dan tidak menderita Diabetes Mellitus tipe 2. 2. Berdomisili di wilayah Kecamatan Pesanggrahan.

b. Kriteria eksklusi untuk kontrol

1. Pernah menderita Diabetes Mellitus tipe lain. Untuk menghitung besar sampel dalam penelitian ini, rumus besar sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : Z 1- α2 : Deviat baku alpha Z 1- β : Deviat baku beta P 2 : Proporsi terpapar pada kelompok kontrol P 1 : Kesalahan tipe I dan tipe II dalam penelitian ini diwakili oleh nilai deviat baku alpha Zα dan deviat baku beta Zβ. Karena hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis dua arah two tail, maka besar nilai Z 1- 59 α2 = 1,96 dan Z 1- β = 0,84. Untuk mengetahui nilai P2 didapatkan dari penelitian sebelumnnya dengan mengetahui proporsi terpapar pada kelompok kontrol Sopiyudin, 2010. Maka berdasarkan proporsi beberapa variabel yang ada pada penelitian sebelumnya, didapatkan jumlah sampel sebagai berikut: Tabel 4.3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan P2 dari Penelitian Sebelumnya Variabel P1 P2 OR n Riwayat Keluarga menderita DM Zahtamal, 2007 39,3 14,7 3,75 37 Riwayat Keluarga menderita DM Valliyot, 55 37,5 2,04 120 Berdasarkan tabel di atas, jumlah sampel minimal yang seharusnya diambil adalah 120 masing-masing untuk kelompok kasus dan kontrol. Namun karena jumlah kelompok kasus yang memenuhi kriteria hanya 112, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 112 kelompok kasus dan 125 kelompok kontrol ditambah 10 untuk dropp out. Total keseluruhan sampel dalam penelitian ini berjumlah 237.

4.4 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Prevalensi Anemia Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

2 49 72

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Pengaruh Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir

3 75 141

Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

7 74 116

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 16

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 7

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I WANGON

0 0 18