Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus

40 Ditemukan pula bahwa ada 5 kali peningkatan risiko Diabetes pada perokok lebih dari 20 tahun Venkatachalam, 2012. Sebuah tinjauan sistematis dilakukan terhadap 25 studi menemukan bahwa ada hubungan antara merokok aktif dan peningkatan risiko Diabetes. Risiko yang berhubungan dengan merokok Diabetes meningkat dengan jumlah rokok yang dihisap. The Cancer Prevention Study 1, sebuah studi kohort menemukan bahwa wanita yang merokok lebih dari 40 batang sehari memiliki 74 peningkatan risiko Diabetes, sedangkan risiko pada laki-laki meningkat 45 . Ada juga beberapa bukti, termasuk sebuah studi kohort tahun 2011 lebih dari 10.000 orang, yang menunjukkan bahwa paparan asap rokok dapat menjadi faktor risiko untuk pengembangan Diabetes Mellitus tipe 2 ASH, 2012.

2.7 Pengendalian Penyakit Diabetes Mellitus

Masalah Diabetes Mellitus di Indonesia cukup besar sehingga, Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan pengendalian DM diantara gangguan penyakit metabolik lainnya selain penyakit penyerta seperti hipertensi, jantung korononer dan stroke. Kementerian Kesehatan saat ini fokus pada pengendalian faktor risiko DM melaui upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Saat ini pelayanan DM sudah dilaksanakan di Puskesmas dengan pemberian obat sesuai kemampuan daerah masing-masing, Pada 41 penyandang DM rujuk balik dari Rumah Sakit yang merupakan peserta askes dapat diberikan obat oral maupun suntikan selama 30 hari atau sesuai rekomendasi dokter RS Kemenkes RI, 2013 . Upaya pencegahan Diabetes Mellitus di Indonesia terdiri dari upaya pencegahan prmer, sekunder dan tersier. Upaya tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pencegahan Primer Sasaran dari program pencegahan primer penyakit Diabetes Mellitus adalah kelompok masyarakat sehat. Kegiatan pokoknya berupa penggerakan peran serta masyarakat dalam PHBS mencakup perilaku tidak merokok, meningkatkan aktivitas fisik, serta menerapkan pola konsumsi yang sehat. Selain itu dilakukan deteksi dini faktor risiko DM tipe 2 secara rutin melalui UKBM seperti Posbindu, serta peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi faktor risiko DM Kemenkes RI, 2008. b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap populasi berisiko dan penderita DM. Kegiatan pengendalian meliputi penatalaksanaan faktor risiko bagi populasi berisiko melalui pelayanan kesehatan dasar dan UKBM. Sedangkan untuk penatalaksanaan kasus DM secara efektif leh petugas kesehatan. KIE juga diberikan kepada pasien dan keluarganya untuk perawatan dan pencegahan komplikasi akiat DM. 42 pencegahan sekunder bagi pasien DM bertujuan untuk melindungi pasien dari komplikasi Kemenkes RI, 2008. Penderita Diabetes Mellitus tidak bisa sembuh secara total, sehingga diperlukan upaya perubahan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, serta mengkonsumsi obat secara rutin. Pengaturan pola makan dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah David dan Linda, 2010. c. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dilakukan kepada pasien DM yang telah mengalami komplikasi. Pencegahan berupa perawatan luka dan gangguan fungsi organ tubuh lainnya akibat komplikasi DM. Pencegahan tersier pada pasien DM dilakukan untuk mencegah kecacatan dan kematian Kemenkes RI, 2008. Biasanya komplikasi yang paling sering dialami penderita DM adalah infeksi pada kaki yang bahkan bisa menyebabkan amputasi pada kaki bila sudah memburuk. Oleh karena itu perawatan kaki bagi penderita DM sangat diperlukan. 43

2.8 Konsep Kejadian Penyakit Tidak Menular

Dokumen yang terkait

Efektifitas Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

17 128 175

Prevalensi Anemia Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

2 49 72

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Pengaruh Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi terhadap Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir

3 75 141

Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

7 74 116

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 16

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODININGRATAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodiningratan Surakarta.

0 3 7

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I WANGON

0 0 18