Penggunaan Biaya Tidak Langsung

5.2.2. Penggunaan Biaya Tidak Langsung

Pengguanaan biaya tidak langsung akan menimbulkan biaya tidak langsung di luar biaya langsung. Biaya tidak langsung sering disebut biaya overhead pabrik BOP, jenis biaya overhead pabrik yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi pada CV.WPIU adalah biaya bahan tambahan, biaya penyusutan mesin dan peralatan, biaya listrik, biaya gas dan biaya overhead bersama. a. Biaya Bahan Tambahan Bahan tambahan additive adalah bahan yang dipergunakan untuk menambah nilai gizi atau cita rasa dari produk olahan Ditjen PPHP, 2006: 7. Tujuan penambahan bahan tambahan pangan ini adalah untuk memperbaiki tekstur, rasa, penampakan, kekentalan dan pengawetan, bahan pembantu yang digunakan dalam memproduksi jus buah belimbing, jus buah jambu dan jus buah wornas wortel dan nanas pada dasarnya sama, yaitu: bahan pemanis gula, bahan penstabil CMC Carboxy Methyl Cellulose, bahan pengawet makanan Natruim Benzoat, bahan pengatur keasaman Citrun, bahan pewarna makanan dan essense bahan untuk citarasa atau aroma buah agar lebih kuat. Perbedaan penggunaan bahan tambahan hanya pada jumlah atau takaran, pewarna makanan dan essense pada setiap kali memproduksi masing- masing jenis jus buah, bahan tambahan seperti Natrium Benzoat, Citrun, Pewarna Makanan dan essense akan disebut sebagai bahan tambahan lain-lain, adapun perhitungannya disajikan pada Tabel 2. 48 Tabel 2: Biaya Bahan Tambahan Masing-Masing Produk Jus Buah Pada CV. WPIU Tahun 2009 Jenis Bahan Tambahan Harga Satuan Rp Produk Belimbing Jambu Wornas Q Rp Q Rp Q Rp Gula kg 10.000. 4680 46.800.000. 312 31.200.000. 1560 15.600.000. CMC kg 50.000. 19,5 975.000. 13 650.000 6,5 325.000. Bahan Tambahan Lain-Lain 10.000. 19,5 195.000. 13 130.000. 6,5 65.000. Total Rp 47.970.000. 31.980.000. 15.990.000 Keterangan: Q = Quantity b. Biaya Pengemasan Bahan kemasan yang digunakan pada setiap jenis produk jus buah yang diproduksi oleh CV.WPIU adalah kemasan botol dan karton. Botol yang digunakan adalah botol plastik dengan label merek dagang CV.WPIU dan nama jenis dari jus buah yang terkandung di dalamnya serta keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan isi dari jus tersebut. Botol yang digunakan berukuran berat bersih 250ml. Karton digunakan sebagai tempat untuk mengepak jus yang sudah dikemas dalam botol, karton yang digunakan berukuran 30cmx25cm dengan kapasitas 24 botol jus per karton dengan merek dagang CV.WPIU. Total biaya kemasan dari masing-masing jenis jus tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Total biaya kemasan botol pada tahun 2009 untuk produk jus belimbing adalah sebesar Rp.157.248.000, untuk jenis produk jus jambu sebasar Rp.104.832.000, dan untuk jenis produk jus wornas sebesar Rp.52.416.000, atau 49 Rp.1.000botol untuk setiap jenis jus dan dialokasikan berdasarkan jumlah volume yang dihasilkan pada setiap masing-masing jenis jus. Biaya karton per satuan buah adalah sebesar Rp.1.500, sehingga total biaya karton yang dikeluarkan pada tahun 2009 untuk masing-masing jenis produk jus buah adalah Rp.9.828.000 untuk jus belimbing, Rp.6.552.000 untuk jus jambu, Rp.3.726.000 untuk jus wornas. Pemakaian karton untuk jenis jus belimbing, jus jambu, jus wornas masing-masing adalah sebanyak 6.552 karton, 4.368 karton, 2.184 karton. c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang bekerja tidak secara langsung menangani proses produksi atau bekerja di luar proses produksi sebagai bagian tenaga administrasi dan lain-lain. Tenaga kerja tidak langsung bekerja selama delapan jam per hari selama 26 hari kerja per bulan, untuk dua orang tenaga kerja selama satu tahun, dengan upah sebesar Rp.650.000.00 bulanorang dengan total biaya Rp.15.600.000. Biaya tenaga kerja tidak langsung untuk masing-masing produk jus dialokasikan berdasarkan persentase jumlah produksinya terhadap total biaya tenaga kerja tidak langsung untuk masing-masing jenis jus. Untuk jenis jus belimbing dibebankan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.7.800.000 dari 50 konsumsi terhadap total biaya tenaga kerja tidak langsung. Untuk jenis jus jambu dibebankan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.5.200.000 dari 33.33 konsumsi terhadap total biaya tenaga kerja tidak langsung. Sedangkan untuk jenis jus wornas dibebankan 50 biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.2.600.000 dari 16,66 konsumsi terhadap total biaya tenaga kerja tidak langsung. d. Biaya Penyusutan Fasilitas dan Peralatan Produksi Fasilitas bangunan serta peralatan produksi dikenakan biaya penyusutan yang disajikan pada Lampiran 3, perhitungan nilai penyusutan diperoleh dengan menggunakan metode garis lurus Straigh- Line methode Simamora, 1999: 307. Metode garis lurus mengalokasikan beban penyusutan yang sama besarnya selama masa manfaat aktiva. Rumus metode garis lurus adalah biaya perolehan dikurangi nilai sisa kemudian dibagi taksiran masa manfaat aktiva atau umur ekonomis dalam tahun. Umur ekonomis untuk penggunaan bangunan diasumsikan selama 20 tahun, untuk mesin dan peralatan selama 5 tahun dan 3 tahun. Nilai sisa bangunan, mesin dan peralatan diasumsikan sebesar 10 dari harga pembeliannya. Total biaya penyusutan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp.5.892.600 yang akan dialokasikan berdasarkan persentase jumlah produksi jenis jus belimbing, jus jambu, jus wornas, yaitu masing-masing sebesar Rp.2.946.300.00, Rp.1.964.183.00 dan Rp.982.107.00 terhadap total biaya penyusutan ketiga jenis jus tersebut. Penyusutan peralatan mesin blender, pengaduk, pisau dan gayung tidak disertakan dalam penyusutan peralatan karena umur ekonomisnya telah habis masa pakai, namun masih dapat digunakan dan tidak mengganggu produktivitas perusahaan, sedangkan untuk saringan dikarenakan setiap bulan diganti sehingga 51 dihitung berdasarkan jumlah pemakaiannya dalam satu tahun atau dalam periode analisis. e. Biaya Listrik dan Gas Sumber daya yang digunakan dalam memproduksi jenis jus buah pada CV.WPIU adalah tenaga listrik dan gas, biaya-biaya akibat penggunaan tenaga listrik dan pemakaian gas terdapat pada Tebel 3. Tabel 3. Biaya Penggunaan Tenaga Listrik dan Gas Pada CV.WPIU Tahun 2009 Jenis Biaya Nilai Rp Pemakain Listrik 2.160.000 Pemakain Gas 4.680.000 Jumlah 6.840.000 Biaya penggunaan listrik dan gas untuk jenis jus belimbing, jambu, dan wornas, didasarkan pada persentase jumlah produksinya. Pada jus belimbing, jus jambu dan jus wornas masing-masing biaya penggunaan listriknya adalah sebesar, Rp.1.080.000, Rp.720.000 dan Rp.360.000, sedangkan untuk penggunaan gas pada masing-masing jenis jus adalah sebesar Rp.2.340.000, Rp.1.560.000 dan Rp.780.000. Biaya penggunaan listrik dan gas untuk masing-masing jenis jus dialokasikan berdasarkan persentase jumlah produksinya terhadap total biaya listrik dan gas pada masing-masing jenis jus. f. Biaya Overhead Bersama Biaya operasional overhead bersama dalam satu tahun tahun mencapai Rp.15.840.000, kebutuhan biaya tersebut digunakan untuk telepon, bensin, sewa motor dan bongkar muat. Biaya operasional overhead barsama disajikan pada Tabel 4 berikut ini. 52 Tabel 4. Biaya Overhead Bersama Produksi Jus Buah Pada CV.WPIU Tahun 2009 Jenis Overhead Biaya Rptahun Telepon 1.200.000 Bensin 6.240.000 Sewa Motor 7.200.000 Bongkar Muat 1.200.000 Jumlah 15.840.000 Biaya penggunaan bensin masing-masing jenis jus dialokasikan berdasarkan persentase jumlah produksinya terhadap total biaya bensin, misalnya untuk produk jus belimbing dengan persentese 50 dibebankan biaya bensin sebesar Rp.3.120.000. Untuk produk jus jambu dengan persentase 33,33 dibebankan biaya bensin sebesar Rp.2.080.116, sedangkan untuk jus wornas dengan persentase 16,66 dibebankan biaya bensin sebesar Rp.1.039.884 dari total biaya bensin ketiga produk jus tersebut. Dengan perhitungan yang sama maka akan diperoleh biaya-biaya overhead bersama lainnya untuk masing-masing jenis produk jus tersebut.

5.3. Penetapan Harga Pokok Produksi HPP

Dokumen yang terkait

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

11 113 94

Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)

2 7 116

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus di Pabrik Moulding & Parket KIPKJ Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 10 219

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus Pabrik Kayu Lapis PT. Wana Rimba Kencana, Samarinda Kal-Tim)

0 10 222

Analisis penetapan harga pokok produksi pepaya (Carica Pepaya) dengan metode activity based costing pada PT Cipta Daya Agri Jaya di Bogor Jawa Barat

5 44 109

Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

6 42 126

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

15 119 162

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. MEBEL MARIE ALBERT INDONESIA SEMARANG.

0 2 18

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

0 3 19

Penentuan Harga Pokok Produksi (Seed Selecta Machine) Di CV. Pijar Kanaan Dengan Pendekatan Konsep Activity Based Costing.

0 10 28