Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

SKRIPSI

RIZKI AMALIA H34052283

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

RIZKI AMALIA. Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar, kemudian meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Perkembangan industri minuman di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an y1960-ang dit1960-andai deng1960-an mulai dipasark1960-an jenis minum1960-an berkarbonat. Pada periode 1990 – 1995, kemudian di Indonesia mulai dikenal minuman sari buah. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman. Potensi pertumbuhan tersebut tidak epas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Pengembangan pertanian di kota Depok kemudian difokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan, diantaranya komoditas hortikultura yaitu : belimbing manis, tanaman hias, dan jambu Biji. Pengembangan komoditas unggulan tersebut sejalan dengan visi Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2007-2011, yaitu Mewujudkan Pertanian Perkotaan yang Menyejahterakan Petani dan masyarakat.

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU pada awalnya mencoba memanfaatkan belimbing grade C yang tidak berhasil masuk ke pasar swalayan untuk dijadikan sebagai produk minuman sari buah, yaitu fruit juice dan sirup. Produk tersebut kemudian mendapat respon yang baik dari konsumen hingga kapasitas produksi dengan memanfaatkan 120 kg input buah-buahan per hari. Permintaan yang tinggi dari konsumen menyebakan perusahaan tidak mampu memenuhi seluruh permintaan. Oleh karena itu perlu dilakukan perumusan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha; (2) merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU; dan (3) merancang formulasi arsitektur strategik bagi pengembangan usaha CV WPIU.

Penelitian ini dilakukan di CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV.WPIU) yang berlokasi di Jalan Sawangan Raya No. 16 Perumahan Sawangan Permai, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan


(3)

selama bulan Februari sampai dengan April 2009. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks faktor internal-eksternal, matriks SWOT, dan rancangan arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis terhadap matriks EFE dan IFE, maka dapat diidentifikasi faktor strategis eksternal dan internal perusahaan. Identifikasi faktor strategis eksternal perusahaan menghasilkan delapan peluang dan enam ancaman yang dihadapi perusahaan. Identifikasi faktor strategis internal perusahaan menghasilkan sembilan kekuatan dan enam kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Hasil pemetaan total rata-rata tertimbang diperoleh (skor) IFE sebesar 2,7453 (kondisi rata-rata) dan total skor EFE sebesar 2,6096 (menengah) telah memposisikan CV WPIU pada sel ke V dengan koordinat (2,7453; 2,6096). Posisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi hold and maintain

(pertahankan dan pelihara).

Pencocokan faktor strategis eksternal dan internal pada matriks SWOT menghasilkan delapan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Adapun strategi yang direkomendasikan antara lain : (1) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan; (2) Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen; (3)Memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; (4)Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ;(5)Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan; (6) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dan kualitas produk; (7) mengoptimalkan kegiatan promosi secara aktif melalui media massa dan pameran; dan (8) Memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas dalam mengembangkan produk baru .

Rancangan arsitektur strategik menghasilkan strategi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu strategi yang dilakukan secara terus menerus, sedangkan bagian kedua yaitu strategi yang dilakukan secara bertahap. Strategi yang dilakukan secara terus menerus meliputi: (1) strategi memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; serta (2) Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja perusahaan; dan (3) meningkatkan kerjasama dengan stakeholder

yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan. Sedangkan strategi yang dilaksanakan secara bertahap terdiri dari lima strategi yang dibagi menurut tiga tahapan waktu. Pemilihan strategi dan tahapan waktu disusun berdaarkan diskusi mendalam dengan pemilik perusahaan dengan memperhatikan nilai tertimbang faktor strategis eksternal dan internal yang didapat dari analisis matriks IFE dan EFE Untuk tahap satu, strategi yang dilakukan adalah : (1) Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ; (2) Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan ; dan (3) memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas untuk mengembangkan produk baru. Untuk tahap dua, strategi yang dilakukan yaitu Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen. Pada tahap tiga, strategi yang dilakukan yaitu mengoptimalkan promosi dengan memanfaatkan media massa dan pameran.


(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

RIZKI AMALIA H34052283

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(5)

Judul skripsi : Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

Nama : Rizki Amalia

NRP : H34052283

Disetujui, Pembimbing

Dra. Yusalina, M.Si

NIP. 19650115 199003 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19650155 198403 1 002


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

Rizki Amalia H34052283


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1987. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) Ir. Sjukri Hamid dan Ibu Azwita Aziz.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Taman Asuhan Pematangsiantar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Taman Asuhan Pematangsiantar. Tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan menegah atas di SMA Negeri 7 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertaian Bogor dengan sistem mayor-minor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai kegiatan dan keorganisasian mahasiswa. Organisasi yang pernah diikuti oleh penulis antara lain IAAS LC IPB sebagai staf Divisi Exchange Project periode 2006 – 2008, sebagai staf divisi Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) periode 2007 - 2008, dan sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) periode 2008 - 2009.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat”.

Penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen strategi pada umumnya dan khususnya strategi pengembangan usaha kecil menengah yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan untuk selanjutnya memformulasikan strategi pengembangan usaha terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi tidak lepas dari peran berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2009


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT tidak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. (Alm) Ir. Sjukri Hamid, Azwita Aziz, dan Papa Albert Bachtiar selaku orangtua, serta Kakak dan adik-adikku atas cinta dan do’a yang selalu diberikan kepada penulis hingga penulis menjadi seperti sekarang.

2. (Alm) Syekh Amir Damsyar Syarif Alam dan keluarga, atas segala bimbingan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dan keluarga.

3. Dra. Yusalina, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan substansi skripsi ini.

5. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji dari wakil departemen dan dan dosen pembimbing akademik atas masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Maria Gigih Sandy sebagai pemilik CV Winner Perkasa Indonesia Unggul dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok atas informasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Mbak Dian, Mas Hamid, Pak Yusuf, dan mas Pian) atas bantuan kepada penulis. 8. Grace Maharani sebagai pembahas seminar yang telah memberi saran dan

masukan bagi perbaikan skripsi ini.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Debie, Bayu, Uty) atas support dan kerja sama selama menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman gladikarya desa Kancana ( Aqsa, Neina, Echa, Nawi) atas satu setengah bulan yang menyenangkan.

11. Sahabat - sahabat (Hepi, Rani, Sari, Rina-Hary,Cila-Sule, Ayu, Tiara, Yusda, Gito, Faisal, Teguh, Najmi, Fery, Isnur, Mada) terima kasih atas kasih


(10)

sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Agribisnis 42 (Cici “Abel”, Meno, Ana, Ika, Agnes, DL, Ncep, Siti, Devie, Lisda, Ria, Tia, Dauz, Noel, Wening, dan semuanya yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis ).

13. Kakak – kakak Agribisnis 41 ( Teh Uut, Teh Mita, A’ Ragil, A’ Aliy, A’ Nunu) terima kasih atas masukan dan dukungan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak menghilangkan rasa terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada penulis.


(11)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

SKRIPSI

RIZKI AMALIA H34052283

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

RIZKI AMALIA. Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA).

Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar, kemudian meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Perkembangan industri minuman di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an y1960-ang dit1960-andai deng1960-an mulai dipasark1960-an jenis minum1960-an berkarbonat. Pada periode 1990 – 1995, kemudian di Indonesia mulai dikenal minuman sari buah. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman. Potensi pertumbuhan tersebut tidak epas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Pengembangan pertanian di kota Depok kemudian difokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan, diantaranya komoditas hortikultura yaitu : belimbing manis, tanaman hias, dan jambu Biji. Pengembangan komoditas unggulan tersebut sejalan dengan visi Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2007-2011, yaitu Mewujudkan Pertanian Perkotaan yang Menyejahterakan Petani dan masyarakat.

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU pada awalnya mencoba memanfaatkan belimbing grade C yang tidak berhasil masuk ke pasar swalayan untuk dijadikan sebagai produk minuman sari buah, yaitu fruit juice dan sirup. Produk tersebut kemudian mendapat respon yang baik dari konsumen hingga kapasitas produksi dengan memanfaatkan 120 kg input buah-buahan per hari. Permintaan yang tinggi dari konsumen menyebakan perusahaan tidak mampu memenuhi seluruh permintaan. Oleh karena itu perlu dilakukan perumusan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha; (2) merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU; dan (3) merancang formulasi arsitektur strategik bagi pengembangan usaha CV WPIU.

Penelitian ini dilakukan di CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV.WPIU) yang berlokasi di Jalan Sawangan Raya No. 16 Perumahan Sawangan Permai, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan


(13)

selama bulan Februari sampai dengan April 2009. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan.Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks faktor internal-eksternal, matriks SWOT, dan rancangan arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis terhadap matriks EFE dan IFE, maka dapat diidentifikasi faktor strategis eksternal dan internal perusahaan. Identifikasi faktor strategis eksternal perusahaan menghasilkan delapan peluang dan enam ancaman yang dihadapi perusahaan. Identifikasi faktor strategis internal perusahaan menghasilkan sembilan kekuatan dan enam kelemahan yang dimiliki perusahaan.

Hasil pemetaan total rata-rata tertimbang diperoleh (skor) IFE sebesar 2,7453 (kondisi rata-rata) dan total skor EFE sebesar 2,6096 (menengah) telah memposisikan CV WPIU pada sel ke V dengan koordinat (2,7453; 2,6096). Posisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi hold and maintain

(pertahankan dan pelihara).

Pencocokan faktor strategis eksternal dan internal pada matriks SWOT menghasilkan delapan strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Adapun strategi yang direkomendasikan antara lain : (1) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan; (2) Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen; (3)Memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; (4)Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ;(5)Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan; (6) Mempertahankan dan meningkatkan mutu dan kualitas produk; (7) mengoptimalkan kegiatan promosi secara aktif melalui media massa dan pameran; dan (8) Memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas dalam mengembangkan produk baru .

Rancangan arsitektur strategik menghasilkan strategi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu strategi yang dilakukan secara terus menerus, sedangkan bagian kedua yaitu strategi yang dilakukan secara bertahap. Strategi yang dilakukan secara terus menerus meliputi: (1) strategi memperbaiki kinerja manajemen dan kualitas SDM perusahaan ; serta (2) Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja perusahaan; dan (3) meningkatkan kerjasama dengan stakeholder

yang terlibat dalam pengembangan industri berbasis komoditas unggulan. Sedangkan strategi yang dilaksanakan secara bertahap terdiri dari lima strategi yang dibagi menurut tiga tahapan waktu. Pemilihan strategi dan tahapan waktu disusun berdaarkan diskusi mendalam dengan pemilik perusahaan dengan memperhatikan nilai tertimbang faktor strategis eksternal dan internal yang didapat dari analisis matriks IFE dan EFE Untuk tahap satu, strategi yang dilakukan adalah : (1) Meningkatkan modal kerja dengan memanfaatkan jasa lembaga keuangan ; (2) Meningkatkan penggunaan teknologi yang efisien bagi pengolahan ; dan (3) memaksimalkan peran tim kreatif dan universitas untuk mengembangkan produk baru. Untuk tahap dua, strategi yang dilakukan yaitu Pengembangan jaringan pemasaran dengan melakukan promosi dan kerjasama dengan pasar moderen. Pada tahap tiga, strategi yang dilakukan yaitu mengoptimalkan promosi dengan memanfaatkan media massa dan pameran.


(14)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JUS BUAH

PADA CV WINNER PERKASA INDONESIA UNGGUL,

KOTA DEPOK, JAWA BARAT

RIZKI AMALIA H34052283

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(15)

Judul skripsi : Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

Nama : Rizki Amalia

NRP : H34052283

Disetujui, Pembimbing

Dra. Yusalina, M.Si

NIP. 19650115 199003 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19650155 198403 1 002


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

Rizki Amalia H34052283


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 23 September 1987. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) Ir. Sjukri Hamid dan Ibu Azwita Aziz.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Taman Asuhan Pematangsiantar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Taman Asuhan Pematangsiantar. Tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan menegah atas di SMA Negeri 7 Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertaian Bogor dengan sistem mayor-minor melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai kegiatan dan keorganisasian mahasiswa. Organisasi yang pernah diikuti oleh penulis antara lain IAAS LC IPB sebagai staf Divisi Exchange Project periode 2006 – 2008, sebagai staf divisi Pengabdian Masyarakat Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) periode 2007 - 2008, dan sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) periode 2008 - 2009.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi Pengembangan Usaha Jus Buah pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat”.

Penelitian ini didasarkan atas rasa ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang manajemen strategi pada umumnya dan khususnya strategi pengembangan usaha kecil menengah yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal perusahaan untuk selanjutnya memformulasikan strategi pengembangan usaha terbaik yang dapat diterapkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi tidak lepas dari peran berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan do’a yang sangat berharga bagi penulis.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2009


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kepada Allah SWT tidak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dari lubuk hati yang teramat dalam, perkenankanlah Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. (Alm) Ir. Sjukri Hamid, Azwita Aziz, dan Papa Albert Bachtiar selaku orangtua, serta Kakak dan adik-adikku atas cinta dan do’a yang selalu diberikan kepada penulis hingga penulis menjadi seperti sekarang.

2. (Alm) Syekh Amir Damsyar Syarif Alam dan keluarga, atas segala bimbingan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dan keluarga.

3. Dra. Yusalina, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan substansi skripsi ini.

5. Ir. Popong Nurhayati, MM sebagai dosen penguji dari wakil departemen dan dan dosen pembimbing akademik atas masukan dan bimbingan kepada penulis.

6. Maria Gigih Sandy sebagai pemilik CV Winner Perkasa Indonesia Unggul dan Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok atas informasi yang telah diberikan kepada penulis.

7. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Ibu Ida, Ibu Yoyoh, Mbak Dian, Mas Hamid, Pak Yusuf, dan mas Pian) atas bantuan kepada penulis. 8. Grace Maharani sebagai pembahas seminar yang telah memberi saran dan

masukan bagi perbaikan skripsi ini.

9. Teman-teman satu bimbingan skripsi (Debie, Bayu, Uty) atas support dan kerja sama selama menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman-teman gladikarya desa Kancana ( Aqsa, Neina, Echa, Nawi) atas satu setengah bulan yang menyenangkan.

11. Sahabat - sahabat (Hepi, Rani, Sari, Rina-Hary,Cila-Sule, Ayu, Tiara, Yusda, Gito, Faisal, Teguh, Najmi, Fery, Isnur, Mada) terima kasih atas kasih


(20)

sayang dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga besar Agribisnis 42 (Cici “Abel”, Meno, Ana, Ika, Agnes, DL, Ncep, Siti, Devie, Lisda, Ria, Tia, Dauz, Noel, Wening, dan semuanya yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis ).

13. Kakak – kakak Agribisnis 41 ( Teh Uut, Teh Mita, A’ Ragil, A’ Aliy, A’ Nunu) terima kasih atas masukan dan dukungan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak menghilangkan rasa terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada penulis.


(21)

(22)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I . PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Kegunaan Penelitian ... 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1 Belimbing Manis ... 9 2.2 Jambu Biji ... 10 2.3 Wortel ... 11 2.4 Nanas ... 12 2.5 Minuman Ringan ... 12 2.6 Minuman Sari Buah ... 13 2.7 Kajian Penelitian Terdahulu ... 15

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 18

3.1 Konsep Strategi ... 18 3.2 Konsep Manajemen Strategi ... 19 3.3 Jenis-jenis Strategi ... 21 3.4 Proses Manajemen Strategis ... 24 3.4.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 26 3.4.2 Analisis Lingkungan Bisnis Perusahaan ... 26 3.4.2.1 Lingkungan Eksternal (Umum) ... 26 3.4.2.2 Lingkungan Industri ... 29 3.4.2.3 Lingkungan Internal ... 33 3.4.3 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 34 3.4.4 Matriks IE ... 34 3.4.5 Analisis SWOT ... 35 3.5 Arsitektur Strategik ... 36 3.6 Kerangka Pemikiran Operasional... 39 IV. METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42 4.2 Data dan Instrumentasi ... 42 4.3 Metode Pengumpulan Data ... 43 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 45 4.4.1 Analisis Deskriptif ... 45


(23)

xii 4.4.2 Analisis Tahap Formulasi Strategi ... 46 4.4.2.1 Tahap Input ... 46 4.4.2.2 Tahap Pencocokan ... 50 4.4.3 Arsitektur Strategik ... 52

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 54

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 54 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan... 55 5.3 Struktur Organisasi Perusahaan... 56 5.4 Aktivitas Perusahaan ... 58 5.4.1 Pengadaan Bahan Baku ... 58 5.4.2 Produksi... 59 5.4.3 Pemasaran... 62 5.4.4 Sumberdaya Manusia ... 63 5.5 Fasilitas Usaha... 63 5.6 Karakteristik Produk... 64

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ... 66

6.1 Gambaran Umum Konsumen Jus Buah Winner ... 66 6.1.1 Karakteristik Konsumen Jus Buah Winner... 66 6.1.2 Penilaian Konsumen Terhadap Jus Buah Kemasan

Winner ... 68 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Makro... 72 6.2.1 Ekonomi ... 72 6.2.2 Politik dan Kebijakan Pemerintah ... 75 6.2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ... 76 6.2.4 Teknologi ... 79 6.3. Analisis Lingkungan Industri ... 80 6.3.1 Persaingan di antara Para Anggota Industri ... 80 6.3.2 Ancaman Masuknya Pendatang Baru ... 81 6.3.3 Bargaining Position Pemasok ... 83 6.2.4 Bargaining Position Pembeli ... 84 6.2.5 Ancaman Produk Substitusi ... 84 6.4 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan ... 84 6.4.1 Analisis Manajemen ... 85 6.4.2 Analisis Pemasaran... 86 6. 4.3 Analisis Keuangan dan Akuntansi... 90 6.4.4 Analisis Produksi... 91 6.4.5 Analisis Penelitian dan Pengembangan... 91 6.5 Identifikasi Peluang dan Ancaman serta Kekuatan dan

Kelemahan... 92 6.5.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan... 92 6.5.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan ... 94

VII. FORMULASI STRATEGI... 95 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE ... 95 7.1.1 Analisis Matriks EFE ... 95 7.1.2 Analisis Matriks IFE ... 97


(24)

xiii 7.2 Analisis Matriks IE ... 99 7.3 Analisis Matriks SWOT ... 102 7.4 Tahapan Pendekatan Arsitektur Strategik ... 107 7.5 Program Pengembangan Usaha CV WPIU ... 112 7.6 Rancangan Arsitektur Strategik CV WPIU ... 116

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan ... 119 8.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN ... 123


(25)

xiv DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi Industri Pengolahan Bukan Migas Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2005-2007 ... 1 2. Perumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia tahun 2003-2005 ... 2 3. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun

4. Kelembagaan Usaha Pengolahan Belimbing Depok Tahun 2007 .... 4 5. Jumlah Produksi dan Permintaan CV. WPIU Tahun 2008 ... 5 6. Kandungan Gizi dalam 100 gr Buah Belimbing ... 9 7. Kandungan Gizi dalam 100 gr Daging Buah Jambu Biji ... 10 8. Komposisi Zat Gizi Minuman Ringan, Sari Buah (juice), dan sirup

(per 100 ml) ... 14 9. Sumber dan Jenis Informasi Melalui Wawancara Langsung... 44 10. Alat Bantu Untuk Analisis PEST ... 46 11. Alat Bantu untuk Analisis Lima Kekuatan Porter ... 46 12. Alat bantu untuk Analisis Fungsional ... 47 13. Matriks IFE ... 47 14. Matriks EFE ... 48 15. Penilaian Bobot Faktor Internal/Eksternal Perusahaan ... 49 16. Peralatan dan Perlengkapan yang dimiliki CV WPIU ... 64 17. Karakteristik Produk Minuman Sari Buah pada CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 65 18. Sebaran Karakteristik Konsumen Jus Buah Winner Tahun 2009 ... 68 19. Penilaian Responden Terhadap Jus Buah Winner Tahun 2009 ... 71 20. Tabel Indikator Perekonomian Indonesia Tahun 2006 – 2009 ... 75 21. Hasil Penilaian Konsumen Terhadap Pengenalan Kebutuhan

Konsumsi Jus Buah Kemasan ... 78 22. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2005 – 2008 ... 79 23. Perusahaan Besar yang Mendominasi Pasar Jus Buah ... 81 24. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 93


(26)

25. Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan... 94 26. Hasil Analisis Matriks EFE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul 96 27. Hasil Analisis Matriks IFE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul . 98 28.Tabel Matriks SWOT CV Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 102

29. Program Pengembangan Usaha CV Winner Perkasa Indonesia


(27)

xvi DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kontribusi Bidang Usaha Terhadap PDRB Kota Depok Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 – 2007... 3 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis ... 20 3. Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 30 4. Perencanaan Strategi dengan Pendekatan Arsitektur Strategik ... 37 5. Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha dengan

Pedekatan Arsitektur Strategik CV Winner Perkasa Indonesia

Unggul ... 41 6. Matriks IE ... 51 7. Matriks SWOT ... 52 8. Struktur Organisasi CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul Tahun 2009.. 56

9. Proses Produksi Jus Buah CV Winner Perkasa Indonesia Unggul .. 62 10. Indeks Kepercayaan Konsumen Tahun 2002-2008 ... 73 11. Tingkat Inflasi Indonesia May 2008 – Januari 2009... 74 12. Aliran Distribusi Produk Minuman Sari Buah CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 89 13.Matriks IE CV Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 100

14.Peta Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 118 15. Kemasan Botol yang Digunakan CV Winner Perkasa Indonesia Unggul .. 130 16. Filler Sari Buah yang Digunakan Oleh Cv Winner Perkasa Indonesia

Unggul ... 130 17. Alat Penutup Botol yang digunakan oleh CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul ... 130

18. Panci Besar yang digunakan oleh CV Winner Perkasa Indonesia

Unggul... 131 19. Lemari Pendingin yang Digunakan Oleh CV Winner Perkasa


(28)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Karakteristik dan Penilaian Konsumen CV Winner

Perkasa Indonesia Unggul... 123 2. Pembobotan terhadap Faktor Strategis Eksternal dan Internal CV

3. Winner Perkasa Indonesia Unggul... 128 4. Peratingan dan Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal ... 132 5. Gambar Peralatan yang Digunakan pada Proses Produksi Jus Buah CV Winner Perkasa Indonesia Unggul ... 134


(29)

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam mendukung perekonomian Indonesia. Industri makanan minuman berperan dalam pembentukan struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Tahun 2005 hingga tahun 2008, kontribusi subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan yang terbesar terhadap PDB diantara sektor industri pengolahan (manufacturing industry) lainnya (Tabel 1). Pada tahun 2005, subsektor makanan, minuman, dan tembakau menyumbangkan PDB sebesar Rp 177.753,1 milyar dan meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp 212.752,3 milyar, pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 264.080,3 milyar (Badan Pusat Statistik,2008). Hal ini menunjukkan bahwa subsektor makanan dan minuman memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Tabel 1. Kontribusi Industri Pengolahan Bukan Migas Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Tahun 2005-2007

Lapangan Usaha 2005 2006* 2007**

Makanan,Minuman, dan Tembakau 177.753,1 212.725,5 264.080,3

Tekstil, Barang kulit, dan Kaus Kaki 77.087,2 90.119,3 93.605,5

Barang Kayu dan Hasil Hutan Lain 35.247,2 44.605,4 54.884,6

Kertas dan Barang Cetakan 33.898,8 39.637,5 48,35.404,2

Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet 76.213,6 94.078,8 110.769,3 Semen dan Barang Galian bukan Logam 24.589,1 29.014,1 32.816,6

Logam Dasar Besi dan Baja 18.382,7 20.687,0 22.907,9

Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatan 172.957,1 209.460,5 254.468,3

Barang Lainnya 5.791,3 7.109,7 7.573,4

Total Kontribusi Terhadap PDB 621.920,4 747.437,8 1.068.806,4 Keterangan :

(*) : Angka sementara (**) : Angka sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik (2008)


(30)

2 Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sub sektor industri yang potensial untuk dikembangkan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami peningkatan dari tahun 2003-2004 sebesar 29,2 persen menjadi 39,6 persen pada tahun 2004-2005. Secara rinci, pertumbuhan industri minuman lebih tinggi daripada pertumbuhan industri makanan (Tabel 2).

Tabel 2. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman di Indonesia Tahun 2003-2005 (Persen)

Produk 2003-2004 2004-2005

Makanan 37,2 23,9

Minuman 22,5 54,2

Total 29,2 39,6

Sumber : Nielsen Media Research (2005)

Pertumbuhan industri minuman ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya produk minuman yang beredar di masyarakat. Hal ini disebabkan masih adanya pasar potensial bagi produk-produk tersebut seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Bisnis minuman di Indonesia sendiri telah mengalami beberapa periode perkembangan, yaitu periode pertama sekitar tahun 60-an ditandai dengan mulai dipasarkannya jenis minuman ringan berkarbonat. Pada tahun 70-an mulai dikenal minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti teh dalam botol. Produk tersebut kemudian digantikan oleh air mineral pada tahun 90-an, setelah itu periode 1990-1995 dikenal minuman sari buah (fruit juice) (Afriyanto,1997).

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat, industri minuman sari buah (fruit juice) menjadi industri yang menjanjikan. Data Asosiasi Industri Minuman Ringan menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan industri minuman sari buah diperkirakan mencapai 15 persen hingga 20 persen dengan pasar minuman sari buah sebesar lima persen dari total pasar minuman1. Pertumbuhan industri minuman sari buah tersebut tidak lepas dari potensi Indonesia sebagai negara tropis yang merupakan produsen berbagai jenis buah-buahan eksotis, antara lain

1


(31)

3 belimbing, nanas, jambu biji, dan berbagai jenis buah-buahan lain yang dapat diolah menjadi berbagai jenis minuman sari buah .

Salah satu sentra penghasil buah-buahan di Indonesia adalah Kota Depok. Kota Depok dikenal sebagai daerah buffer (penyangga) Ibukota yang merupakan kota perdagangan. Sebelum menjadi wilayah pemerintahan kotamadya, sebagian besar masyarakat Depok bermata pencarian sebagai petani. Salah satu tanaman unggulan di Kota Depok saat itu ialah Belimbing varietas Dewa-Dewi. Sektor pertanian di Kota Depok saat ini memiliki peran yang sangat kecil bagi PDRB Kota Depok, yaitu hanya sekitar 2,65 persen ( BPS Depok, 2007). Sektor pertanian ini terdiri dari empat bidang usaha yaitu pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, dan perikanan. Walaupun secara ekonomis sektor pertanian tidak memberikan kontribusi terhadap PDRB secara signifikan, tidak berarti pertanian di Kota Depok tidak perlu ataupun tidak potensial untuk dikembangkan. Kontribusi bidang usaha terhadap PDRB Kota Depok lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kontribusi Bidang Usaha Terhadap PDRB Kota Depok Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003 – 2007

Sumber : www.depok.go.id [20 Maret 2009]

Pengembangan pertanian di kota Depok kemudian difokuskan kepada pengembangan komoditas unggulan, diantaranya komoditas hortikultura yaitu : belimbing manis, tanaman hias, dan jambu Biji (Dinas Pertanian Depok,2008). Pengembangan komoditas unggulan tersebut sejalan dengan visi Dinas Pertanian Kota Depok tahun 2007-2011, yaitu Mewujudkan Pertanian Perkotaan yang Menyejahterakan Petani dan masyarakat. Saat ini pemerintah Kota Depok


(32)

4 berupaya untuk mengembangkan komoditas buah-buahan ke dalam sektor industri pengolahan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Adapun perkembangan produksi buah unggulan kota Depok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perkembangan Produksi Buah Unggulan Kota Depok Tahun 2000-2006 Tahun (kw)

No. Komoditi

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1. Belimbing 8.250 5.945 5.945 6.062 6.962 50.514

2. Jambu biji merah 1.776 10.264 10.264 11.053 11.053 35.795

3. Pisang 3.660 17.184 17.184 17.064 20.778 37.546

4. Pepaya 5.545 15.047 15.047 15.580 21.683 33.570

5. Rambutan - 12.763 12.763 28.028 12.762 25.883

6. Mangga 1.225 2.290 2.290 2.290 2.291 4.342

7. Nangka/cempedak 2.075 16.502 16.502 16.525 22.637 17.980

Sumber : Dinas Pertanian kota Depok (2006)

Tabel 3 menunjukkan bahwa komoditas belimbing dan jambu merah menempati dua urutan teratas sebagai komoditas buah unggulan di Kota Depok, yaitu sebesar 50.514 kw dan 35.795 kw pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa kedua komoditi tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.

Secara umum, usaha pengolahan terhadap komoditas buah unggulan Kota Depok mulai dikembangkan oleh beberapa industri kecil yang tersebar di sekitar wilayah Depok. Usaha pengolahan tersebut umumnya mengolah belimbing menjadi berbagai produk seperti jus buah, sirup, dodol, dan keripik buah. Industri kecil tersebut berupa perusahaan perorangan, CV, maupun Kelompok Usaha Bersama yang tergabung ke dalam Koperasi maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Jumlah kelembagaan usaha pengolahan komoditas buah unggulan Kota Depok, khususnya belimbing dapat dilihat pada Tabel 4.


(33)

5

Tabel 4. Kelembagaan Usaha Pengolahan Belimbing Depok Tahun 2007

No Kecamatan Asosiasi/

Gapoktan

Koptan/Kop/Cv Jenis Usaha

1. Sawangan 1 1 Belimbing

2. Pancoran Mas 1 1 Belimbing

3. Sukmajaya 1

-4. Cimanggis 1 - Belimbing

5. Limo 1

-6. Beji 1 1 Aneka

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2007)

CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (CV WPIU) merupakan industri kecil pertama yang melakukan pengolahan terhadap buah unggulan Kota Depok. CV WPIU memanfaatkan belimbing grade C, yaitu belimbing dengan kualitas rendah, untuk diolah menjadi jus buah kemasan dan sirup. Selain belimbing, perusahaan juga melakukan pengolahan terhadap jambu biji, serta melakukan inovasi yaitu minuman sari buah wortel-nanas. Saat ini CV WPIU berencana untuk menambah kapasitas produknya untuk memperluas jangkauan pasar produk yang dihasilkan. Serangkaian inovasi dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan bahwa perlu dilakukan analisis terhadap strategi pengembangan usaha yang terbaik bagi perusahaan agar dapat bersaing dalam industri.

1.2. Perumusan Masalah

CV WPIU berdiri sejak tahun 2007 dan merupakan industri kecil yang bergerak dalam bidang pengolahan buah-buhan menjadi minuman sari buah kemasan yaitu jus buah dan sirup dengan merek Winner. CV WPIU pada awalnya mencoba memanfaatkan belimbing grade C yang tidak berhasil masuk ke pasar swalayan untuk dijadikan sebagai produk minuman sari buah, yaitu fruit juice dan sirup. Produk tersebut kemudian mendapat respon yang baik dari konsumen hingga kapasitas produksi dengan memanfaatkan 120 kg input buah-buahan per hari. Sambutan baik masyarakat terhadap produk CV WPIU salah satunya karena


(34)

6 target pasar minuman jus buah kemasan Winner menjangkau semua kalangan dengan harga eceran Rp 3.500,00 hingga Rp 5.000,00 per botol.

Produk CV WPIU antara lain jus buah dan sirup yang terdiri dari belimbing, jambu biji, dan campuran wortel-nanas (wornas). Setiap hari CV WPIU mengolah 120 kg input buah-buahan yang menghasilkan 121 botol sirup dan 562 botol jus buah, dengan proporsi 60 persen untuk belimbing, 25 persen untuk jambu biji, dan 15 persen wornas. Pemilihan proporsi tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa belimbing merupakan icon Kota Depok, ketersediaan input belimbing dan jambu biji yang melimpah di sekitar Kota Depok, serta berdasarkan pada permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Jumlah produksi dan permintaan produk CV WPIU dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Jumlah Produksi dan Permintaan CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul Tahun 2008

Jenis Produk Produksi Per Tahun (Botol)

Permintaan Per Tahun (Botol)

Permintaan yang tidak dapat

dipenuhi

Jus Belimbing Manis 86.400 222.172 135.772 Jus Jambu Biji

Merah

36.000 92572

56.572 Jus Wornas 21.600 55542 33.942 Jumlah 144.000 370.286 226.286

Sumber: CV WPIU (2008)

Tabel 5 menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga terdapat peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini sejalan dengan target perusahaan tahun 2009 yaitu melakukan perluasan pasar untuk menembus pasar supermarket. Setiap tahun CV WPIU menerapkan target yang harus dicapai perusahaan. Pada tahun pertama berdirinya CV WPIU, perusahaan memiliki tujuan untuk memanfaatkan belimbing grade C agar tidak terbuang pada saat panen raya. Tahun kedua berjalannya perusahaan, CV WPIU bertujuan untuk bagaimana menularkan ilmu dari perusahaan untuk ditularkan kepada kelompok tani yang terdapat di sekitar wilayah lokasi usaha. Kemudian perusahaan memiliki target untuk membuat industri-industri sejenis sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk pemberdayaan masyarakat.


(35)

7 Dalam menjalankan usahanya, CV WPIU menghadapi berbagai kendala, baik dari segi produksi, maupun sumberdaya manusia. Kendala sumberdaya manusia yaitu kualitas karyawan yang merupakan penduduk sekitar yang belum maksimal, sehingga pengambilan keputusan masih terpusat kepada pimpinan. Sedangkan kendala produksi dan operasi yang dihadapi yaitu kapasitas mesin yang tidak memadai karena berproduksi hingga over capacity yang menyebabkan mesin mudah rusak. Selain itu, perusahaan juga menghadapi kendala dalam segi keuangan, dimana perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk memasuki pasar supermarket. Perusahaan juga menghadapi kendala persaingan dengan adanya peniruan produk yang dilakukan pesaing yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi perusahaan, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang mempengaruhi pengembangan usaha ?

2. Strategi pengembangan usaha apa yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU ?

3. Bagaimana formulasi arsitektur strategik terbaik yang dapat diterapkan bagi pengembangan usaha CV WPIU ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi lingkungan perusahaan berupa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha.

2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha CV WPIU.

3. Merancang formulasi arsitektur strategik bagi pengembangan usaha CV WPIU.


(36)

8

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut ini :

1. Perusahaan sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam merumuskan strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan usaha.

2. Pemerintah sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan agribisnis minuman sari buah.

3. Kepentingan umum, khususnya kalangan akademis sebagai tambahan informasi dan penambah wawasan yang terkait dengan pengembangan usaha agribisnis pengolahan minuman sari buah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup analisis strategi pengembangan usaha minuman jus buah (fruit juice) yaitu jus belimbing, jambu biji, dan wornas. Tulisan ini tidak membahas pengembangan produk sirup yang dihasilkan perusahaan. Penelitian terdiri dari identifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, perumusan strategi, serta merancang desain arsitektur strategi terbaik bagi pengembangan usaha CV WPIU.


(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belimbing Manis

Belimbing manis (Averrhoa carambola L) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Meskipun belimbing bukan tanaman asli Indonesia, belimbing sudah sangat lama berkembang di Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (Sunarjono, 2004). Secara tradisional belimbing memang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan gizi belimbing dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kandungan Gizi dalam 100 gr Buah Belimbing

No. Kandungan Jumlah Satuan

1. Kalori 35 kal

2. Protein 0,5 gr

3. Lemak 0,5 gr

4. Karbohidrat 0,7 mg

5. Kalsium 8 mg

6. Fosfor 22 mg

7. Besi 0,8 mg

8. Vitamin A 18 SI

9. Vitamin B1 0,03 mg

10. Vitamin C 33 mg

11. Kadar Air 91 %

12. Bagian yang dimakan 86 %

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2007)

Pertumbuhan belimbing manis dipengaruhi jenis tanah, sinar matahari dan pemupukan. Pada dasarnya belimbing dapat tumbuh pada semua jenis tanah, baik tanah berpasir, pasir berlempung, lempung, maupun lempung berpasir. Namun jika tanahnya tidak sesuai maka tanaman belimbing tidak tumbuh optimal atau tidak berbuah lebat. Tanaman belimbing dapat tumbuh optimal pada tanah


(38)

10 lempung dengan curah hujan sedang, yaitu 1.500-2.500 milimeter per tahun dan memiliki pH tanah 5,5-6 (Sunarjono, 2004).

Varietas belimbing unggul adalah varietas belimbing yang memiliki produktivitas tinggi, resisten terhadap hama dan penyakit, berkualitas tinggi serta dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan baru. Di Indonesia dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing manis, diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi murni, Dewa murni, Wulan, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok dan varietas Malaysia.

2.2 Jambu Biji

Jambu biji (Psiduium guajava L) sudah lama mendapat penghargaan dan merupakan jenis buah-buahan yang ikut serta dalam peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan penghasilan petani dan membangun agroindustri yang modern. Buahnya mengandung vitamin A dan C yang tinggi. Kandungan gizi dalam 100 gr daging buah jambu biji dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.Kandungan Gizi dalam 100 gr Daging Buah Jambu Biji

No. Kandungan Jumlah Satuan

1. Kalori 49 kal

2. Protein 0,9 gr

3. Lemak 12,2 gr

4. Hidrat Arang 0,7 gr

5. Kalsium 14 mg

6. Fosfor 28 mg

7. Besi 1,1 mg

8. Vitamin A 25 IU

9. Vitamin B 0,002 mg

10. Vitamin C 37 mg

Sumber : Dinas Pertanian Depok (2008)

Buah jambu biji yang masih muda, hijau tua warnanya dan berubah menjadi hijau muda hingga kekuning-kuningan bila sudah mendekati masaknya. Buah yang sudah masak lunak dagingnya, mudah rusak dan membusuk. Buah


(39)

11 yang sudah tua atau masak jika jatuh, dari luarnya nampak benar, maka kerusakan tadi nampak sebagai pembusukan. Buah jambu biji yang masih muda dipetik tidak dapat ditingkatkan kematangannya dengan pemeraman. Walaupun ada perubahan warna, rasanya tetap tidak enak dan daging luarnya kasar.

Selain berguna untuk penderita demam berdarah, jambu biji juga mampu menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh. Hal ini karena jambu biji mengandung zat likopeten yang mampu mengendalikan produksi kolestrol jahat. Daunnya juga dapat digunakan untuk obat diare, pewarnaan, dan penyamakan kulit binatang (Dinas Pertanian Kota Depok, 2008).

2.3 Wortel

Wortel (Daucus carota L.) telah dikenal sebagai sayuran yang banyak mengandung vitamin A. Hal ini karena kandungan karotan (provitamin A) merupakan bahan pembentuk vitamin A yang sangat tinggi terdapat di wortel. Selain sebagai sumber vitamin A serta nutrisi, wortel juga berkhasiat untuk penyembuhan penyakit dan memelihara kecantikan.

Tanaman ini berupa rumput yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di dalam tanah. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi umbi bulat memanjang. Wortel merupakan tanaman khas dataran tinggi dengan ketinggian 1200-1500 m dpl untuk pertumbuhan terbaiknya. Suhu yang cocok untuk tanaman ini sekitar 22-240 C dengan kelembapan dan sinar matahari yang cukup. Persyaratan tanah sesuai yang untuk tanaman ini yaitu subur, gembur dan banyak mengandung humus,tata udara dan tata airnya ber jalan baik.

Keunggulan dari tanaman ini adalah dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Namun, suhu udara tetap perlu diperhatikan karena jika suhu udara terlalu tinggi seringkali menyebabkan umbi kecil-kecil dan berwarna pucat atau kusam, sedangkan jika suhu terlalu rendah maka umbi yang terbentuk adalah terlau kecil (Mulyahati, 2005).


(40)

12

2.4 Nanas

Tanaman nanas merupakan rumput yang batangnya pendek sekali. Daunnya berurat sejajar dan pada tepinya tumbuh duri yang menghadap ke atas. Duri pada beberapa varietas nanas mulai lenyap, tetapi pada ujung daunnya sering masih dapat dilihat. Tanaman nanas berbunga pada ujung batang dan hanya sekali berbunga yang arahnya tegak ke atas. Nanas merupakan tanaman monokotil, bersifat merumpun dan pada batangnya atau tangkai bunga sering tumbuh nanas pula (Sunarjono, 1998).

Tanaman nanas menghendaki dataran rendah sampai dataran tinggi 1200 m dpl dan tumbuh di sekitar katulistiwa antara 250 LU/LS. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur dingin, tetapi tahan sekali terhadap kekeringan karena nanas mempunyai sel penyimpan air yang efektif. Buahnya peka terhadap sinar matahari terik. Walaupun demikian, tanaman ini lebih senang terhadap tanah yang subur dan daerah yang beriklim basah (Sunarjono, 1998).

2.5 Minuman Ringan

Minuman ringan pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Priestly dari Inggris pada tahun 1772 dengan nama sparkling water, kemudian dengan berbagai penelitian lanjutan muncul minuman berkarbonat. Bisnis minuman ringan dimulai pada tahun 1806 oleh Benjamin Sillomon, seorang profesor kimia di Sekolah tinggi Yale di kota Connecticut yang memperkenalkan minuman berkarbonat dalam kemasan botol. Tahun 1830-1866 minuman soda dengan berbagai macam rasa menjadi populer, dan jenis flavor yang digunakan adalah cola, lemon-lime, ginger ale, root beer dan anggur. Pada tahun 1886 seorang apoteker dan pendiri

confederate soldier, John Syth Pemberton menjadikan minuman tersebut menjadi favorit dengan menambahkan ekstrak dan cocoa. Minuman cola adalah minuman yang populer sampai sekarang (Ensminger,Konlade &Robson,1994).

Minuman ringan (soft drink) adalah minuman penyegar yang dihasilkan oleh suatu industri. Jenis minuman ringan dikelompokkan atas dua kelompok utama yaitu minuman carbonated dan minuman noncarbonated. Minuman bergas (carbonated) merupakan minuman yang mengandung CO2 umumnya dibuat dari bahan non alami, jenis minuman ini mengandung gula, asam, flavor, dan konsentrat. Minuman tidak bergas (noncarbonated) merupakan minuman yang


(41)

13 tidak mengandung CO2 biasanya mempunyai flavor alami seperti jus buah dan teh kemasan (Winarno,1997).

Menurut keputusan Ditjen POM No. 02240/B/SK/ 91 yang dimaksud minuman ringan adalah produk yang diperoleh tanpa melalui proses fermentasi dengan atau tanpa penambahan CO2, dapat langsung diminum atau diminum setelah diencerkan, tidak termasuk susu, susu cokelat, sari buah, teh, kopi, cikori, coklat dan hasil olahannya, minuman beralkohol dan tidak boleh ditambahkan alkohol. Termasuk dalam kategori minuman ringan adalah sirup, sirup buah, sirup aroma, minuman sari buah, minuman buah, minuman beraroma, minuman botanikal, susu kedelai, air soda, air minum dan air minum teh dalam kemasan.

2.6. Minuman Sari Buah

Menurut Codex Alimentarus, yang dimaksud dengan produk minuman sari buah (fruit juice) adalah cairan jenuh atau keruh yag tidak difermentasi, yang diperoleh dari buah-buahan yang telah masak dan masih segar. Buah yang digunakan sebagai sari buah harus dalam keadaan matang dan mempunyai cita rasa yang menyenangkan dan mengandung banyak asam. Dalam buah, vitamin C terdapat pada konsentrasi tinggi yang didapat pada bagian kulit, agak lebih rendah di dalam daging buah dan lebih rendah lagi pada bagiam bijinya (Sdiaoetama, 1991).

Dalam perdagangan internasional, minuman sari buah dibedakan dalam empat jenis (Wijaya, 2004), yaitu :

1) Fruit juice, yaitu 100 persen buah tanpa pengawet. Biasanya sari buah ini perlu ditambah air dalam ukuran tertentu untuk bisa dikonsumsi. Jenis sari buah ini biasanya diimpor oleh industri minuman untuk selanjutnya diolah menjadi sari buah (fruit juice drinks).

2) Fruit juice drinks, yaitu jenis minuman yang memiliki kadar sari buahnya antara 10 sampai 12 persen. Kadang-kadang minuman ini ditambahkan asam citrid, asam ascorbic, essential oil, aroma dan zat pengawet. Diantaranya yang paling populer adalah carbonated orange juice yang mengandung 10 sampai 12 persen sari buah.


(42)

14 3) Fruit juice nectar, yaitu sari buah dengan kadar 25 hingga 30 persen

ditambah gula dan air. Jenis minuman ini biasanya mengandung 50 persen sari buah untuk sari buah jeruk dan apel, 40 persen untuk buah aprikot dan 25 persen untuk buah markisa dan jambu.

4) Multi fruit dan multi vitamin beverage, yaitu jenis minuman sari buah yang dicampur dari berbagai jenis sari buah seperti buah jeruk, apel, nenas, dan aprikot.

Komposisi minuman ringan sebagian besar mengandung air, gula (pemanis lain), perasa yang berasal dari buah, sari buah atau essen, pewarna, stimulan seperti kafein, asam (ciltric, phosporic, tartaric), soda, dan zat aditif. Komposisi minuman teh dan sari buah meliputi bahan pengawet, bahan pemanis, perasa dan aroma, serta gula yang erat hubungannya dengan selera konsumen. Komposisi zat gizi minuman ringan, sari buah (juice), dan sirup (per 100 mL) dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Komposisi Zat Gizi Minuman Ringan, sari buah (juice), dan sirup (per 100 mL) Nama Bahan Energi (Kkal) Protein (gr) Karbohidrat (gr) Serat (gr) Vit.C (gr) Lemak (gr) Na (gr) Coca cola

33 0 8,09 0 0 0 12

Sprite 47 0 11,7 0 0 0 13

Fanta Merah

52 0 13,14 0 0 0 10

Pepsi 35 0 8,78 0 0 0 12

A&W 40 0,35 9,52 0 0 0 12

Juice jeruk

48 0,55 11,49 2,34 5,59 0,16 11

Juice Shake

113 4,15 18,74 4,19 4,49 2,42 27

Sirup jeruk

38 0,15 9,36 0 3,03 0 14

Sirup Orange

39 0,10 9,74 0 1,98 0 15

Sirup Apel

41 0 10,14 0 1,56 0 12


(43)

15

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Rahma (1995) melakukan penelitian tentang analisis bauran pemasaran dan strategi bersaing produk minuman sari buah PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company. Alat analisis yag digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bauran pemasaran, matriks pertumbuhan pangsa pasar BCG, daur hidup produk, SWOT, dan peramalan penjualan menggunakan pemulusan eksponensial tripel tiga parameter. Hasil analisis posisi produk minuman sari buah produk minuman sari buah untuk pasar sasaran konsumen dewasa berada pada kuadran tipe “bintang”, dengan laju pertumbuhan penjualan 13,03 persen dan menguasai pangsa pasar sebesar 63,78 persen. Untuk pasar sasaran anak-anak berada pada kuadran tipe “sapi perah” dengan laju pertumbuhan penjualan 5,36 persen dan menguasai pangsa pangsar sebesar 64,58 persen. Berdasarkan hasil analisis daur hidup produk minuman PT Ultrajaya berada pada tahap dewasa. Strategi bersaing yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan, posisi produk dan peramalan penjualan adalah strategi diferensiasi.

Fitriati (2004) mengkaji tentang strategi pengembangan usaha kecil minuman Barokah Tirta Unggul (BTU) di Desa Ngampel, Kediri. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan serta merumuskan strategi pengembangan usaha. Hasil kajian menunjukkan faktor-faktor kekuatan internal yang paling mempengaruhi adalah kondisi keuangan yang baik, bahan baku mudah didapatkan, jangkauan pemasaran luas, serta produk sudah dilabelisasi. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi adalah adanya perhatian pemerintah terhadap usaha kecil melalui berbagai pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pemasaran Kediri, kondisi perekonomian yang semakin membaik, kondisi sosial yang menunjukkan adanya peningkatan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi minuman jadi, perkembangan teknologi informasi, ancaman masuknya pendatang baru dan produk substitusi.

Berdasarkan hasil yang diperoleh matriks IE, maka alternatif strategi yang dihasilkan ada dua yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Menurut matriks QSP maka diperoleh jumlah total nilai daya tarik dari alternatif strategi penetrasi pasar lebih tinggi pada pengembangan produk, yaitu 5,326 untuk penetrasi pasar dan 4,002 untuk pengembangan produk sehingga strategi yang


(44)

16 dipilih adalah penetrasi pasar yang dilakukan dengan mempertahankan pasar sasarannya, mempertahankan pangsa pasar yang telah ada, mencari celah psar baru terutama untuk minuman kunyit asam dengan memanfaatkan riset pasar yang disediakan oleh Dinas Pemasaran Kediri, memberikan hadiah langsung kepada konsumen yang beruntung serta memasang iklan pada toko-toko penyalur minuman perusahaan BTU.

Okta (2004) melakukan analisis formulasi strategi bersaing Minuman Sari Buah Sirsak PT Minuman SAP dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, kemudian merumuskan strategi bersaing yang tepat bagi produk minuman sari buah sirsak dalam menghadapi persaingan industri minuman ringan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, didapat total skor 3,02 dan hasil analisis mstriks EFE didapat total skor sebesar 2,063. Hasil analisis IFE dan EFE membentuk posisi matriks IE PT Minuman SAP berada pada sel IV, yaitu tumbuh dan bina. Setelah dirumuskan ke dalam matriks IE, maka peneliti kemudian melanjutkan dengan perumusan strategi melalui analisis SWOT berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Setelah perumusan strategi melalui SWOT, maka dilakukan pemeringkatan prioritas strategi melalui matriks QSP. Hasil matriks QSP menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dilaksanakan terlebih dahulu adalah memanfaatkan kemajuan teknologi pengemasan untuk meningkatkan keunggulan bersaing dan memperluas jaringan distribusi.

Apriani (2007) melakukan analisis strategi pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka pada home industri Lisna Agung (LA), Kabupaten Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh pada aktivitas LA, mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan LA dalam mencapai tujuannnya, menganalisis alternatif strategi, serta menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat diterapkan LA dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka.


(45)

17 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis internal dalam matriks IFE menunjukkan bahwa kemampuan internal dari LA berada dalam kondisi menengah. Analisis matriks IE menempatkan LA berada pada kuadran V, kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan hold and maintain. Strategi yang dapat diterapkan dalam kuadran ini ialah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Setelah dilakukan analisis dalam matriks IE, kemudian melakukan perumusan strategi melalui matriks SWOT yang selanjutnya diberi prioritas melalui matriks QSP. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah memperluas jaringan distribusi pemasaran.

Penelitian mengenai analisis strategi pengembangan usaha melalui perencanaan arsitektur strategik pada CV WPIU ini berupaya untuk merumuskan strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan daya saing produknya dalam meraih peluang pasar, sehingga mampu bertahan di tengah industri minuman sari buah melalui analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menganalisis mengenai manajemen strategis perusahaan dalam meningkatkan daya saing produknya. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah bahwa penelitian ini tidak menggunakan matrikss QSP, akan tetapi menggunakan desain arsitektur strategik yang menyusun implementasi strategi menurut rentang waktu tertentu.

Penelitian ini menggunakan perencanaan arsitektur strategik yang memperhatikan komponen inti dan pendamping perusahaan. Alternatif strategi perusahaan yang dihasilkan oleh matriks SWOT kemudian diformulasikan dalam perencanaan arsitektur strategik dalam rentang waktu tiga tahun melalui rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat mengimplementasikan strateginya dengan perencanaan yang memperhatikan sasaran dan tantangan perusahaan. Perbedaan lainnya ialah pada objek kajian penelitian. Penelitian sebelumnya belum pernah mengkaji mengenai industri kecil pengolahan sari buah belimbing manis, jambu biji, maupun wortel-nanas yang dihasilkan oleh CV Winner Perkasa Indonesia Unggul.


(46)

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Chandler (1962) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya. Selanjutnya Learned et al (1965) mengemukakan strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian, salah satu fokus fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.

Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan untuk oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir. Argrys (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) dalam Rangkuti (2008) kemudian menyatakan strategi merupakan respon, baik secara terus-menerus maupun adaptif, terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Hamel dan Prahalad (1995), yaitu strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan (Rangkuti, 2008).

Definisi strategi yang pertama oleh Chandler (1965) menyebutkan bahwa “strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menetukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut (Chandler dalam Rangkuti,2008) :


(47)

19 1) Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar

dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2) Competitive advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

perusahaan agar ebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

3.2 Konsep Manajemen Strategi

Menurut David (2006), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dansistem komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Drucker dalam David (2006) menyatakan bahwa pekerjaan utama dalam manajemen strategis adalah berpikir melalui keseluruhan misi perusahaan. Misi tersebut akan mengantarkan perusahaan menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan membuat keputusan hari ini untuk esok hari.

Manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi. Manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Gambar 2 menunjukkan model komprehensif manajemen strategi menurut David (2006).


(48)

20

Gambar 2. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2006)

Model Komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.

Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas, penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang didapat adalah meningkatnya kesadaran akan ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David, 2006).

Menjalankan Audit Internal Mengembang-kan Pernyataan

Visi dan Misi

Menjalankan Audit Eksternal Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Merumus-kan, Menge-valuasi dan Memilih Strategi Implemen-tasi Strategi Mangukur dan Mengevaluasi Kinerja

Formulasi Strategi Implementasi Strategi Evaluasi Strategi Implementasi Strategi Isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen


(49)

21

3.3 Jenis-jenis Strategi

Menurut David (2006), strategi alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan dapat dikelompokkan melalui 12 tindakan, yaitu integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, diversifikasi horisontal, retrenchment, divestasi, dan likuidasi.

1) Strategi Integrasi

Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama yang dijelaskan di bawah ini :

a) Strategi integrasi ke depan, adalah strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer b) Strategi integrasi ke belakang, adalah strategi untuk mencoba mencari

kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan.

c) Strategi integrasi horizontal, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan.

2) Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama, yaitu :

a) Strategi penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat diimplementasikan secara sendiri-sendiri atau bersama dengan strategi lain untuk menambah jumlah tenaga penjual, biaya iklan, dll.


(50)

22 b) Strategi pengembangan pasar, yaitu melibatkan perkenalan produk yang

ada saat ini ke area geografi yang baru. Strategi ini bertujuan untuk memperbesar pangsa pasar.

c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini.

3) Strategi Diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini kurang begitu populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkatan kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda. Strategi diversifikasi dibagi menjadi tiga strategi utama seperti yang dijelaskan di bawah ini :

a) Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Tujuan strategi ini ialah untuk membuat produk baru yang berhubungan dengan pasar yang sama.

b) Strategi diverisfikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan pada pasar yang berbeda.

c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak berhubungan dengan tujuan memuaskan pelanggan yang sama.

4) Strategi Defensif

Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang besar, yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Strategi ini dapat dibagi menjadi tiga strategi utama, antara lain :

a) Strategi retrenchment, yaitu ketika organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun.


(51)

23 b) Strategi divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu

organisasi. Strategi ini sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal dan tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c) Strategi likuidasi, yaitu menjual semua aset perusahaan, secara

terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai riilnya. Strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan.

5) Strategi Umum Michael Porter

Menurut Porter (1993), terdapat tiga strategi yang dapat membantu organisasi dalam memperoleh keunggulan komparatif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Ketiga jenis strategi tersebut dinamakan Strategi Umum Porter (Porter Generic Strategies). Strategi Porter mensyaratkan adanya penataan organisasi, prosedur pengendalian, dan sistem insentif yang berbeda. Perusahaan dengan akses sumberdaya yang besar umumnya bersaing dengan landasan keunggulan biaya atau diferensiasi, sedangkan perusahaan kecil dapat bersaing dengan landasan fokus. Porter menekankan pentingnya perencana strategis melakukan analisis biaya manfaat untuk mengevaluasi berbagai peluang diantara unit-unit bisnis yang sudah ada dan bisnis potensial dalam perusahaan.

a) Strategi Keunggulan Biaya

Strategi keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang sangat peka terhadap perubahan harga. Dalam penerapannya, strategi keunggulan biaya umumnya harus dilakukan bersamaan dengan difrensiasi. Sejumlah elemen biaya mempengaruhi penggunaan strategi umum, termasuk skala ekonomis yang dicapai, persentase pemanfaatan kapasitas yang dicapai, serta hubungan dengan pemasok dan distributor.


(52)

24 b) Strategi Diferensiasi

Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik diseluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Berbagai strategi memberikan tingkat diferensiasi yang berbeda. Melakukan diferensiasi tidak menjamin munculnya keunggulan kompetitif, terutama bila produk standar cukup memenuhi kebutuhan pelanggan atau apabila pesaing dapat dengan cepat meniru.

c) Strategi Fokus

Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi kebutuhan sejumlah kelompok kecil konsumen. Organisasi yang menerapkan strategi ini dapat memusatkan perhatian pada kelompok pelanggan, pasar geografis atau segmen lini produk tertentu agar dapat melayani pasar sempit namun jelas secara lebih baik daripada para pesaing yang melayani pasar yang lebih luas.

3.4 Proses Manajemen Strategis

Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

1) Formulasi Strategi

Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan.

Formulasi strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan (Rangkuti, 2008). Tahap formulasi strategi pengambilan keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumberdaya organisasi, apakah akan melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambil-alihan secara paksa.


(1)

Pakar 3 : Maruloh, Divisi Pemasaran Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok

Keterangan:

Kekuatan :

A = Pengalaman dan kecakapan pemilik perusahaan

B = Penerapan GMP pada proses produksi

C = UKM pelopor yang mengolah Belimbing Dewa di Depok

D = Atribut kemasan lengkap

E = Telah memiliki

outlet

sendiri dan agen yang tersebar

F = Tidak memiliki beban hutang

G = Perusahaan memiliki tim kreatif dalam melakukan inovasi

H = Lokasi perusahaan dekat dengan bahan baku

I = Kegiatan penelitian dan pengembangan berjalan dengan baik

Kelemahan :

Faktor

Strategis

Internal

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

N

O

Total

Bobot

1 3 1 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1

25

0,0595

3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2

36

0,0857

1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1

19

0,0452

3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 1

29

0,0690

1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1

20

0,0476

1 1 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2

24

0,0571

3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2

33

0,0786

3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2

34

0,0810

3 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 3

27

0,0643

2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1

20

0,0476

3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 2

33

0,0786

3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2

35

0,0833

1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2

32

0,0762

1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2

21

0,0500

3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2

32

0,0762

420

1,0000

J = Seluruh pengambilan keputusan masih terpusat pada pimpinan

K = kondisi pabrik yang tidak memadai

L = kualitas SDM karyawan perusahaan yang kurang memadai

M = Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha

N = Belum melakukan pembukuan usaha yang sistematis

O = Kapasitas mesin yang digunakan belum optimal


(2)

Lampiran 3.

Peratingan dan Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Strategis Eksternal

Bobot Rating

Peluang Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

Bobot

Rata-rata

Pakar1 Pakar2 Pakar 3

Rating

Rata-Rata

Skor

Membaiknya Indikator perekonomian nasional 0,0907 0,0934 0,0495 0,0778 2 3 2 2,3 0,1816

Kenaikan tarif bea masuk produk minuman impor 0,0604 0,0714 0,0824 0,0714 3 2 4 3,0 0,2143

Dijadikannya belimbing sebagai ikon Kota Depok 0,0467 0,0742 0,0495 0,0568 3 4 3 3,3 0,1893

Produk yang dapat dikonsumsi berbagai kalangan 0,0687 0,0797 0,0742 0,0742 3 3 3 3,0 0,2225

Pertumbuhan pangsa pasar jus cukup tinggi 0,0742 0,0852 0,0852 0,0815 3 2 3 2,7 0,2173

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi buah 0,0797 0,0714 0,0632 0,0714 4 2 3 3,0 0,2143

Perkembangan teknologi proses pengolahan , komunikasi, dan komputerisasi 0,0659 0,0742 0,0549 0,0650 3 3 2 2,7 0,1734

Jalinan kemitraan yang baik dengan pemasok (kelompok tani) 0,0797 0,0632 0,0687 0,0705 3 3 3 3 0,2115

Total 0,5659 0,6126 0,5275 0,5687 1,6242

Ancaman

Pertumbuhan Ekonomi melambat 0,0385 0,0467 0,0549 0,0467 2 3 2 2,3 0,1090

Dominasi oleh perusahaan besar 0,0769 0,0714 0,0769 0,0751 2 3 2 2,3 0,1752

Hambatan masuk industri rendah 0,0797 0,0632 0,0989 0,0806 2 2 2 2,0 0,1612

Munculnya pendatang baru dengan konsep bisnis yang sama 0,0769 0,0549 0,0907 0,0742 2 4 2 2,7 0,1978

Pembeli memiliki kekuatan untuk memilih produk yang diinginkan 0,0852 0,0632 0,0824 0,0769 3 3 2 2,7 0,2051


(3)

Faktor Strategis Internal Bobot Rating

Kekuatan Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

Bobot

Rata-Rata

Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

Rating

Rata-Rata Skor

Pengalaman dan kecakapan pemilik perusahaan 0,0667 0,0829 0,0595 0,0697 4 4 4 4,0 0,2788

Penerapan GMP pada proses produksi 0,0714 0,0711 0,0857 0,0761 4 3 4 3,7 0,2790

UKM pelopor yang mengolah Belimbing Dewa di Depok 0,0429 0,0640 0,0452 0,0507 4 4 4 4,0 0,2028

Memiliki label kemasan lengkap 0,0714 0,0640 0,0690 0,0682 4 4 4 4,0 0,2726

Telah memiliki outlet sendiri dan agen yang tersebar 0,0738 0,0687 0,0476 0,0634 4 3 4 3,7 0,2324

Modal sendiri 0,0476 0,0829 0,0571 0,0626 3 3 4 3,3 0,2086

Perusahaan memiliki tim kreatif dalam melakukan inovasi 0,0738 0,0758 0,0786 0,0761 4 3 4 3,7 0,2789

Lokasi perusahaan dekat dengan sumber bahan baku 0,0714 0,0735 0,0810 0,0753 4 3 4 3,7 0,2760

Mendapatkan binaan dari Universitas 0,0524 0,0569 0,0643 0,0578 4 3 4 3,7 0,2121

Total 0,5714 0,6398 0,5881 0,5998 2,2412

Kelemahan

Seluruh pengambilan keputusan masih terpusat pada pimpinan 0,0690 0,0521 0,0476 0,0563 1 1 1 1,0 0,0563

kondisi pabrik yang tidak memadai 0,0714 0,0640 0,0786 0,0713 1 2 1 1,3 0,0951

SDM perusahaan yang kurang memadai 0,0738 0,0569 0,0833 0,0713 1 2 1 1,3 0,0951

Keterbatasan modal untuk pengembangan usaha 0,0714 0,0735 0,0762 0,0737 1 1 1 1,0 0,0737

Belum melakukan pembukuan usaha yang sistematis 0,0690 0,0474 0,0500 0,0555 1 2 1 1,3 0,0740

Kapasitas mesin yang digunakan belum optimal 0,0738 0,0664 0,0762 0,0721 1 2 1 1,3 0,0962


(4)

Lampiran 4

. Gambar Peralatan yang Digunakan pada Proses Produksi Jus Buah CV Winner Perkasa

Indonesia Unggul

Gambar 15.

Kemasan Botol yang digunakan oleh CV Winner Perkasa Indonesia Unggul

Gambar 16.

Boks

filler

Sari Buah yang digunakan oleh CV Winner Perkasa Indonesia Unggul


(5)

Gambar 18.

Panci Besar yang digunakan oleh CV Winner Perkasa Indonesia Unggul


(6)