Mengidentifikasi Aktivitas HASIL DAN PEMBAHASAN

58

5.5.1. Penetapan Harga Pokok Produksi HPP Jenis Produk Jus Belimbing

Perhitungan HPP untuk jenis produk jus belimbing dengan metode ABC dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan perhitungan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi aktivitas. b. Menggolongkan jenis biaya atas aktivitas. c. Menentukan cost drivers dan nilainya. d. Menghitung nilai tarifaktivitas. e. Menghitung nilai biayaaktivitasproduk . f. Perhitungan HPP. Adapun perincian tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Aktivitas

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan metode HPP dengan ABC adalah proses mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan dalam produksi jus belimbing, ketelitian dalam menentukan konsumsi aktivitas akan sangat berpengaruh terhadap perhitungan harga pokok produksi. Adapun aktivitas produksi jus belimbing terdiri dari aktivitas penimbangan, pencucian dan pengupasan atau pemotongan, blancing, penirisan, penghancuran, filtrasi, pemasakan, filtrasi kedua, dan pengemasan. b. Menggolongkan Jenis Biaya atas Aktivitasnya Langkah ke dua adalah menggolongkan jenis biaya atas aktivitasnya, biaya atas aktivitas adalah aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya produksi. Biaya atas aktivitas diperoleh dengan cara penelusuran secara langsung atau estimasi, penelusuran secara langsung mensyaratkan untuk mengukur pemakaian sumberdaya yang sesungguhnya digunakan dalam aktivitas. Jika pengukuran secara langsung tidak dapat dilakukan maka langkah estimasi berdasarkan persentase penggunaan untuk jenis biaya pada setiap aktivitas yang diidentifikasi. Selain itu perusahaan harus secara jeli memperhatikan mana aktivitas penambah nilai dan mana aktivitas yang bukan penambah nilai agar biaya yang dikeluarkan tidak sia-sia. Jenis biaya atas aktivitas yang dihitung adalah biaya listrik mesin, gas, bahan tambahan, penyusutan peralatan, penggunaan air dan penyusutan bangunan, biaya atas aktivitas dihitung menggunakan data produksi jenis produk jus belimbing tahun 2009, seperti yang tertera pada Lampiran 5. Persentase pemakaian listrik pada produksi jenis jus belimbing sebesar 0.90 yang diperoleh dari persentase pemakaian listrik selama 0,5jamhari dari total penggunaan listrik selama 55,33 jamhari, yang terdiri dari penggunaan listrik untuk dua buah kulkas selama 48 jamhari, listrik penerangan kantor selama 3 jamhari, listrik untuk blender jus belimbing dan jus jambu masing selama 0,5 jamhari, sedangkan listrik untuk blender jus wornas selama 0,33 jamhari, listrik air selama 3 jamhari. Total biaya listrik ketiga jenis produk jus sebesar Rp.1.160.000tahun, dan 0,90 dari total biaya listrik akan dialokasikan pada jenis produk jus belimbing yaitu sebesar Rp.19.512tahun untuk biaya listrik blender. Penggunaan listrik untuk kulkas dan penerangan tidak dibebani dalam perhitungan HPP, disebabkan penggunaannya di luar proses produksi karna fungsinya sebagai pendingin untuk 59 produk jadi dan pada pada saat proses produksi tidak menggunakan penerangan dengan lampu listrik. Total biaya air ketiga jenis produk jus termasuk dalam rekening listrik, yaitu sebesar Rp.117.120tahun, yang diperoleh dari persentase penggunaan air sebesar 5,42 terhadap total biaya listrik per tahun. Persentase penggunaan air untuk jenis produk jus belimbing adalah 41,89 , yang diperoleh dari penggunaan air jenis produk jus belimbing sebanyak 104.832 litertahun, dibagi total penggunaan air pada ketiga jenis produk jus sebanyak 250.224 litertahun, dengan biaya sebesar Rp.49.080tahun. Persentase biaya air pada jenis produk jus belimbing, air untuk pemasakan, air pencucian, air blancing dan air pengemasan masing-masing adalah 28,57 29.952 lttahun, 44,64 46.800 lttahun, 17,85 18.720 lttahun, 8,92 9.360 lttahun, masing-masing biaya air yang digunakan pada proses produksi jenis jus belimbing diperoleh dari perkalian antara persentase penggunaan air dengan total biaya air pada jenis produk jus belimbing seperti yang tercantum pada Lampiran 1. Penggunaan gas terjadi pada saat proses pemasakan jus dan blancing, persentase pemakaian gas pada proses pemasakan jus dan blancing masing- masing adalah 80 dan 20 , yang diperoleh dari total pemakaian gas selama 3,75 jamhari, yang digunakan masing-masing pada saat pemasakan yaitu 3 jamhari dan blancing selama 0,75 jamhari, untuk ketiga jenis produk jus tersebut. Biaya yang digunakan pada proses pemasakan jus belimbing adalah Rp.1.872.000 atas persentase sebesar 50 yang diperoleh dari lamanya 60 pamasakan pada produksi jus belimbing yaitu 468 jamtahun dari total lamanya proses pemasakan ketiga jenis jus tersebut yaitu selama 936 jamtahun. Sedangkan biaya yang digunakan pada proses blancing ketiga jenis jus tersebut masing-masing mendapatkan Rp.312.000tahun atas persentese yang sama yaitu 33,33 dari pemakaian masing-masing gas untuk blancing selama 78 jamtahun atas total pemakaian gas untuk blancing pada ketiga jenis jus tersebut selama 234 jamtahun. Biaya mesin dan peralatan untuk aktivitas yang menjalankan mesin dan menggunakan peralatan dihitung berdasarkan nilai penyusutan masing-masing peralatan pada periode analisis. Biaya penyusutan dalam aktivitas produksi jenis jus belimbing terdapat pada bangunan tempat produksi, 1 timbangan manual, 1 timbangan digital, 4 bak plastik, 1 panci, 1 kompor, 20 saringan, 6 krat, dan 7 taperware, biaya bahan pembantu serta biaya kemasan dihitung berdasarkan jumlah penggunaan dan nilai harganya, adapun mesin blender, gayung, pengaduk dan pisau tidak dimasukkan dalam biaya penyusutan peralatan karna masa pakainya telah melebihi umur ekonomisnya.

c. Menentukan Cost Drivers dan Nilainya

Dokumen yang terkait

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

11 113 94

Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)

2 7 116

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus di Pabrik Moulding & Parket KIPKJ Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 10 219

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus Pabrik Kayu Lapis PT. Wana Rimba Kencana, Samarinda Kal-Tim)

0 10 222

Analisis penetapan harga pokok produksi pepaya (Carica Pepaya) dengan metode activity based costing pada PT Cipta Daya Agri Jaya di Bogor Jawa Barat

5 44 109

Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

6 42 126

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

15 119 162

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. MEBEL MARIE ALBERT INDONESIA SEMARANG.

0 2 18

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

0 3 19

Penentuan Harga Pokok Produksi (Seed Selecta Machine) Di CV. Pijar Kanaan Dengan Pendekatan Konsep Activity Based Costing.

0 10 28