Menghitung Nilai BiayaAktivitasProduk Perhitungan HPP Untuk Jenis Produk Jus Wornas Dengan Metode ABC

manual tarif yang ditetapkan sebesar Rp.2.600. tarifaktivitas untuk biaya timbangan manual diperoleh dari total biaya aktivitas penimbangan manual dan digital sebesar Rp.225.000, yang hanya terdiri dari biaya timbangan manual saja, dibagi dengan nilai cost drivers atas aktivitas untuk biaya timbangan manual sebesar 8653 jam mesin. Dengan perhitungan yang sama, maka akan diperoleh tarifaktivitas dari masing-masing biaya dalam tiap jenis aktivitas yang akan disajikan pada Lampiran 15.

e. Menghitung Nilai BiayaAktivitasProduk

Aktivitas yang membentuk tiap-tiap jenis produk jus buah didasarkan pada besarnya persentase konsumsi aktivitas terhadap nilai cost drivers tiap-tiap biaya atas aktivitas, walaupun CV.WPIU memproduksi tiga jenis jus buah namun persentase penggunaan sumberdaya telah diketahui sejak awal berdasarkan jumlah atau volume produksi yang berbeda sehingga membutuhkan semberdaya yang berbeda pula. Nilai cost drivers langsung dikalikan dengan tarifaktivitas. Contoh biaya botol pada aktivitas pengemasan cost drivers-nya sebesar 312 jumlah unit langsung dikalikan dengan nilaiaktivitas biaya botol sebesar Rp.34.296, maka alokasi biaya kemasan botol sebesar Rp.10.700.352. Dengan perhitungan yang sama maka akan diketahui nilai biayaaktivitasproduk jenis jus wornas tahun 2009 sebagaimana disajikan pada Lampiran 15.

f. Perhitungan HPP Untuk Jenis Produk Jus Wornas Dengan Metode ABC

Perhitungan harga pokok produksi jenis produk jus belimbing dengan metode ABC disajikan pada Lampiran 16. Total harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan total 75 biaya overhead pabrik, total BOP terdiri dari biaya-biaya atas aktivitas penimbangan, pencucian dan pengupasan atau pemotongan, blancing dan penirisan, penghancuran, filtrasi, pemasakan, filtrasi ke dua dan pengemasan, perhitungan HPP per botol didapat dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produk jadi. Berdasarkan Lampiran 16, diperoleh hasil perhitungan HPP untuk jenis produk jus wornas dengan metode ABC pada tahun 2009 lebih tinggi sebesar Rp.1.771 dibandingkan dengan metode full costing sebesar Rp.1.743. Dari hasil perhitungan HPP jenis produk jus wornas dengan metode ABC dapat diketahui selisihnya terhadap harga jual Rp.2.750 adalah sebesar Rp.979. 5.6. Analisis Perbandingan HPP Antara Metode Full Costing Dengan Metode ABC Untuk Jenis-Jenis Produk Jus Belimbing, Jus Jambu, Jus Wornas. Berdasarkan perhitungan HPP yang dilakukan perusahaan dengan metode konvensional dan metode yang diteliti yaitu ABC, dapat diketahui total biaya produksi dari masing-masing jenis jus yang diproduksi oleh perusahaan. Perbandingan total HPP kedua metode tersebut dapat dilihat pada tebel di bawah ini. Tebel 6: Total Biaya Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing dan Metode ABC Pada Perhitungan HPP Dari Masing-Masing Jenis Jus yang Diproduksi Oleh CV.WPIU Tahun 2009. Jenis Produk Jus Total Biaya Produksi Rp Selisih Total Produk Full C osting ABC Nilai Rp Belimbing 271.452.300 198.595.673 27.856.627 14 157.248 Jambu 180.969.245 144.873.324 36.095.921 24 104.832 Wornas 91.410.464 92.876.133 -1.465.669 -15 52.416 Total 543.832.009 436.345.130 314.496 76 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui perbandingan total biaya produksi antara metode konvensional dengan metode ABC, di mana untuk jenis produk jus belimbing dan jus jambu mengalami penurunan total biaya produksi apabila menggunakan metode ABC masing-masing sebesar 14 dan 24 , sedangkan untuk jenis produk jus wornas mengalami kanaikan total biaya produksi apabila menggunakan metode ABC sebasar 15 . Dari hasil perhitungan HPP yang dilakukan perusahaan dengan metode konvensional dan metode ABC yang diteliti, dapat dilihat perbandingan antara kedua metode tersebut seperti pada Tebel di bawah ini. Tabel 7. Persentase Selisih HPP Masing-Masing Jenis Jus Antara Metode Full Costing Dengan Metode ABC Jenis Produksi Harga Pokok Produksi botol Selisih Full Costing ABC Nilai Jus Belimbing 1.726 1.262 464 36 Jus Jambu 1.726 1.381 345 24 Jus Wornas 1.743 1.771 28 15 Keterangan: = harga pokok produksi lebih tinggi bila menggunakan metode ABC Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perbandingan HPP pada jenis produk jus belimbing dan jus jambu dengan metode ABC lebih rendah dibandingkan dengan metode full costing, namun selisihnya tidak telalu besar. Harga pokok produksi dengan metode ABC pada jenis produk jus belimbing dan jus jambu masing-masing sebesar Rp.1.262botol dan Rp.1.381botol, atau menjadi lebih rendah masing-masing sebesar 36 dan 24 , jika dibandingkan dengan metode konvensional, dikarenakan penggunaan sumberdaya pada kadua jenis jus tersebut telah efisien terhadap aktivitas produksi dan jumlah produk yang dihasilkan. 77 Jika dilihat pada tebel di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis produk jus wornas yang memiliki volume kecil akan menghasilkan HPP yang lebih rendah apabila menggunakan metode full costing, walaupun pada jenis produk yang bervolume kecil menghasilkan HPP yang lebih tinggi jika dihitung dengan metode ABC, akan tetapi metode ABC mencatat biaya produksi yang benar-benar terjadi pada setiap proses produksi, sedangkan untuk jenis produk jus belimbing dan jambu yang bervolume besar, bila dihitung dengan menggunakan metode ABC harga pokok produksi menjadi lebih rendah, dibandingkan apabila dihitung dengan menggunakan metode full costing. Dikarenakan pada metode Full Costing tidak dapat diketahui biaya dan aktivitas mana yang menyebabkan biaya tersebut manjadi rendah atau tinggi, selain itu HPP yang lebih rendahpun dikarenakan penggunaan sumberdaya pada jenis produk jus belimbing dan jus jambu sudah cukup efisien dan efektif dalam malakukan aktivitas produksi dengan jumlah produksi yang dihasilkan, dikatakan efektif bila produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki yang dikuasai dengan sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran yang melebihi masukan. Dari hasil perhitungan HPP yang dilakukan oleh perusahaan dengan metode full costing dan metode ABC yang diteliti, diketahui perbandingan selisih laba harga jual terhadap HPP pada masing-masing metode tersebut, seperti yang tertera pada Tabel 8 berikut ini. 78 Tabel 8. Laba Terhadap Harga Penjualan Pada Masing-Masing Jenis Jus Dengan HPP Antara Metode Full Costing dan metode ABC. Jenis Produksi Harga Jual Rpbotol HPPbotol Laba botol Selisih Full Costing ABC Full Costing ABC Nilai Belimbing 2.750 1.726 1.262 1.024 1.488 446 29 Jambu 2.750 1.726 1.381 1.024 1.369 345 25 Wornas 2.750 1.743 1.711 1.007 1.039 32 3 Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa perbandingan laba pada ketiga jenis jus buah tersebut, lebih tinggi apabila menggunakan metode ABC. Laba produk jus belimbing, jus jambu, dan jus wornas apabila menggunakan metode ABC masing-masing adalah sebesar Rp.1.488botol, Rp.1.369botol dan Rp.1.039botol, atau menjadi lebih tinggi masing-masing sebesar 29, 25, dan 3, dibandingkan mengunakan metode full costing. Metode ABC sangat baik diterapkan, mengingat metode ABC malakukan usaha yang lebih besar untuk menyeimbangkan pemakaian sumberdaya, biaya, aktivitas dan produk. Beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi biaya melalui pengolahan aktivitas untuk meningkatkan evisiensi di dalam produksinya sehingga menghasilkan keluaran atau produk yang afisien. Cara pertama adalah dengan mengeliminasi aktivitas yang bukan penambah nilai seperti pada aktivitas blancing dan penirisan, karena tanpa aktivitas tersebut buah sudah dapat dihancurkan dengan mesin blender, dan juga meniadakan salah satu aktivitas penyaringan karena dengan salah satu penyaringan saja sudah cukup. Cara yang ke dua adalah dengan memilih aktivitas yang berbiaya rendah, pada CV.WPIU aktivitas ini sudah dilakukan pada aktivitas penyaringan yang menggunakan peralatan penyarinagn yang masih sederhana. 79 Biasanya hal seperti di atas dapat terjadi kerena dalam metode konvensional sering terjadi kesalahan dalam pembebanan overhead pabrik di mana produk dengan jumlah volume produksi yang tinggi akan dibebani biaya overhead yang tinggi pula, demikian sebaliknya di mana produk dengan jumlah volume produksi yang rendah akan dibebani biaya overhead yang rendah pula. Jika perusahaan ingin menetapkan metode ABC dan tetap memperoleh laba yang diinginkan, maka perusahaan harus meningkatkan harga jual secara berangsung- angsur untuk jenis produk jus wornas, dengan memperhatikan HPP menurut ABC dan biaya-biaya pemasaran yang belum di masukkan dalam perhitungan HPP, serta harga jual dari perusahaan lain yang sejenis. Apabila ternyata harga jual perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis, maka perusahaan harus dapat membuat strategi lain yang dapat membuat perusahaan unggul dalam persaingan yang ketat, namun jika perusahaan ingin tetap mempertahankan harga jual, setelah menggunakan metode ABC dalam perhitungan HPP hal ini dapat saja dilakukan, atau perusahaan meningkatkan jumlah volume produksi seperti pada jenis jus belimbing dan jus jambu. Untuk jenis jus yang dalam perhitungan dengan metode ABC menghasilkan HPP yang lebih rendah akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh bertambah, sedangkan untuk jenis jus yang mengalami peningkatan harga pokok produksi setelah dihitung dengan metode ABC, perusahaan harus menanggung resiko mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan menggunakan metode konvensional, hal ini dapat 80 diilustrasikan sebagai berikut, dalam penentuan harga jual, selain harga pokok produksi perlu dipertimbangankan pula biaya komersial yang terdiri dari biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum, penjumlahan dari ketiga komponen biaya tersebut akan menghasilkan total biaya produk. Total biaya produk ditambah dengan laba yang diharapkan akan menghasilakan harga jual. Apabila perusahaan tetap mempertahankan harga jual, dengan asumsi harga pokok produksinya berubah dan biaya komersialnya tetap, maka yang akan berubah adalah laba yang diharapkan perusahaan. Untuk jenis produk jus yang dalam perhitungan dengan metode ABC memiliki HPP yang rendah sebaiknya meningkatkan volume produksinya dengan pertimbangan bahwa pada saat ini pun permintaan terhadap produk jus belimbing dan jus jambu tergolong banyak atau apabila perusahaan ingin meningkatkan jumlah penjualan yang lebih signifikan dapat menurunkan harga jual yang releven terhadap HPP dengan metode ABC dan biaya-biaya pemasaran yang belum dimasukkan dalam perhitungan HPP. Sedangakan untuk jenis jus wornas yang dalam perhitungan dengan metode ABC mamiliki HPP yang lebih tinggi, dalam jangka pendek masih dapat diproduksi selama masih bisa menutupi biaya produksinya. Atau perusahaan dapat meningkatkan harga jual atau menambah jumlah volume produksi sehingga menjadi efektif dan efisien terhadap sumberdaya yang dimiliki terhadap jumlah volume produksi, dengan asumsi perusahaan melakukan promosi yang lebih gencar agar produk dapat diserap oleh pasar secara optimal. 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul WPIU mamproduksi tiga jenis jus buah, yaitu: jus belimbing, jus jambu dan jus wornas wortel dan nanas. Proses produksi yang dilakukan tidak berbeda dari ketiga jenis jus. Adapun tahapan proses produksi yang dilakukan pada saat memproduksi ketiga jenis jus tersebut adalah: 1.Penimbangan, 2.Pengupasan dan Pencucian, 3.Blansir dan Penirisan, 4.Penghancuran atau Penghalusan, 5.Filtrasi Pertama, 6.Pemanasan Larutan Penstabil, 7.Homogenisasi, 8.Pemasakan, 9.Penambahan Bahan-Bahan Pembantu Lainnya bahan pemanis, bahan pengawet makanan, bahan pengatur keasaman, pewarna makanan, 10.Filtrasi Kedua, 11.Persiapan Pengemasan dan Pengemasan 2. CV.WPIU menggunakan metode full costing konvensional dalam perhitungan harga pokok produksi HPP, di mana produk dengan jumlah volume produksi yang tinggi akan dibebani biaya overhead yang tinggi, femikian sebaliknya produk dengan jumlah volume yang rendah akan dibebani biaya overhead yang rendah pula. 3. Dengan menggunakan metode ABC diketahui total biaya produksi untuk jenis produk jus belimbing dan jus jambu akan mengalami penurunan biaya produksi hingga masing-masing sebesar 14 dan 24 bila dibandingkan dengan metode Full Costing, adapun total biaya produksi pada jenis produk jus wornas diketahui lebih tinggi 15 , dibandingkan perhitungan harga 82

Dokumen yang terkait

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

11 113 94

Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)

2 7 116

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus di Pabrik Moulding & Parket KIPKJ Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 10 219

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus Pabrik Kayu Lapis PT. Wana Rimba Kencana, Samarinda Kal-Tim)

0 10 222

Analisis penetapan harga pokok produksi pepaya (Carica Pepaya) dengan metode activity based costing pada PT Cipta Daya Agri Jaya di Bogor Jawa Barat

5 44 109

Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

6 42 126

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

15 119 162

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. MEBEL MARIE ALBERT INDONESIA SEMARANG.

0 2 18

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

0 3 19

Penentuan Harga Pokok Produksi (Seed Selecta Machine) Di CV. Pijar Kanaan Dengan Pendekatan Konsep Activity Based Costing.

0 10 28