Proses Produksi Jus Buah Pada CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul WPIU.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proses Produksi Jus Buah Pada CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul WPIU.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul WPIU memproduksi jus buah belimbing, jus buah jambu biji merah dan jus buah wortel dan nanas Wornas, selain tiga produk tersebut CV.WPIU juga memproduksi jus buah seperti jus mangga dan jus buah yang lain sesuai musimnya. Selain memproduksi jenis jus buah CV.WPIU juga memproduksi sirup buah, dan selai buah. Untuk produksi jus buah musiman, sirup buah, dan selai buah, tidak dibahas dalam penelitian ini dikarenakan produk-produk tersebut merupakan produk pesanan yang hanya diproduksi apabila ada pesanan saja atau sedang ada pameran, sehingga tidak secara kontinu diproduksi setiap hari dan pada penelitian ini tidak dibahas tentang penentuan harga pokok pesanan. Pada dasarnya proses produksi jus buah yang dilakukan oleh CV,WPIU adalah sama, baik itu dari alat yang digunakan maupun bahan pembantu yang dipakai. Perbedaannya terletak pada bahan baku buah, banyaknya bahan pembantu yang dipakai serta beberapa jenis bahan pembantu yang dipakai menurut jenis jusnya. Khusus untuk produk jus wornas menggunakan dua macam bahan baku yang kemudian dicampur menjadi satu. Adapun tahapan proses produksi jus buah yang dilakukan oleh CV.WPIU adalah sebagai berikut: 39 1. Penimbangan Kegiatan pertama yang dilakukan oleh CV. WPIU adalah penimbangan, yaitu kegiatan untuk menimbang bahan baku utama yaitu buah belimbing, buah jambu dan buah nanas serta wortel. Penimbangan ini dilakukan dengan menggunakan timbangan manual. Tujuan dari penimbangan buah adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan baku utama, yaitu buah segar yang dibutuhkan sehingga takaran buah yang akan digunakan akan dapat disesuaikan dengan penambahan bahan tambahan lainnya seperti takaran air dan bahan tambahan makanan. Penimbangan juga dilakukan untuk menimbang seberapa banyak jumlah bahan tambahan yang diperlukan, yaitu penggunaan natrium benzoate dan gula. 2. Pengupasan dan Pencucian Pengupasan dan Pencucian adalah suatu kegiatan yang dilakukan CV.WPIU untuk membersihkan buah-buahan yang akan digunakan untuk membuat jus dari segala kotoran atau debu yang menempel. Selain itu dilakukan juga pembuangan bagian buah yang tidak diperlukan, dan dilanjutkan dengan pengupasan dan pencucian. Buah-buahan yang akan digunakan kemudian ditiriskan dan diletakkan dalam bak plastik. 3. Blancing Blancing atau yang biasa disebut dengan perendaman dengan menggunakan air panas adalah kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh CV. WPIU. Blancing adalah kegiatan mencelupkan dan merendam buah kedalam air panas pada suhu 100 o C dengan tujuan untuk menginaktifkan atau mematikan 40 mikroorganisme yang patogen, sehingga buah-buahan yang akan dugunakan dalam proses pengolahan tidak tercemar, higienis, dan aman dikonsumsi. Tujuan lain dilakukannya blancing adalah untuk memudahkan penghancuran. 4. Penirisan Penirisan adalah mengeringkan buah-buahan setelah dilakukan blancing memakai alat bak plastik selama 15 menit, dengan cara diangkat, ditiriskan, dan dikeringkan di tempat yang telah disediakan sebelum dilakukan proses penghancuran. 5. Penghancuran atau Penghalusan Penghancuran atau penghalusan adalah kegiatan menghancurkan atau menghaluskan buah yang telah selesai direndam dalam air panas. Penghancuran buah dilakukan dengan menggunakan blender sampai menyerupai bubur. Tujuan dari dilakukannya proses penghancuran untuk mendapatkan cairan sari buah dan mempermudah dalam proses pemasakan jus buah. 6. Filtrasi Pertama Proses filtrasi atau penyaringan dilakukan dengan menggunakan alat penyaring yang disebut filter. Filter ini berfungsi untuk menyaring ampas kasar atau memisahkan ampas kasar dari cairan sari buah hasil penghancuran buah tersebut. Filter yang digunakan oleh CV. WPIU adalah filter sederhana, yaitu saringan. Hasil penghancuran buah menghasilkan cairan sari buah yang bercampur dengan ampas atau serat kasar dari buah. Hasil penghancuran yang dihasilkan tersebut langsung difiltrasi dengan menggunakan saringan yang ditempatkan dalam bak plastik. 41 7. Pemanasan Larutan Penstabil pengental Proses berikutnya adalah menyiapkan larutan penstabil yang terdiri dari bahan penstabil Carboxy Methyl Cellulose CMC dan air matang. Cara penyiapan larutan penstabil yaitu bahan penstabil CMC dilarutkan di dalam air panas kemudian dipanaskan dalam panci stainless steel di atas kompor sambil terus diaduk. Pengadukan ini bertujuan agar bahan penstabil CMC yang belum terlarut dalam air tidak menempel pada dinding bagian dalam panci stainless steel, karena ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan akibat bahan penstabil CMC mudah hangus. 8. Homogenisasi Homogenisasi adalah proses pengenceran dan pencampuran cairan sari buah yang telah diperoleh dari hasil filtrasi yang kemudian dilakukan pengenceran dan pencampuran dengan air dan bahan pembantu yaitu CMC sebagai pengental yang sudah dipanaskan dalam panci stainless steel. 9. Pemasakan Proses selanjutnya adalah pemasakan, yaitu pencampuran sari buah yang telah dihomogenisasi ke dalam larutan penstabil yang berada dalam panci stainless steel di atas kompor dengan api sedang dengan suhu + 75 o -90 o C selama 30 menit. selama proses pemasakan dilakukan pengadukan agar semua bahan yang dimasak tercampur dengan rata dan menghasilkan kualitas akhir pemasakan yang baik dan bermutu. Jeda pengadukan tidak boleh terlalu lama agar jus buah cepat masak dan mendidih. 42 10. Penambahan Bahan-Bahan Pembantu Lainnya bahan pemanis, bahan pengawet makanan, bahan pengatur keasaman, pewarna makanan. Proses yang dilakukan selanjutnya adalah penambahan bahan pemanis yaitu gula pasir, setelah jus mencapai setengah matang yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik air di sisi-sisi panci stainless steel namun belum mendidih, kemudian ditambahkan gula pasir sebagai pemanis, natrium benzoat sebagai bahan pengawet, citrun sebagai pengatur keasaman, pewarna makanan yang sesuai dengan jus yang sedang diproduksi. 11. Filtrasi Kedua Setelah proses pemasakan selesai maka proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah penyaringan atau filtrasi yang kedua, yaitu menyaring kembali hasil olahan jus buah yang telah matang dengan alat penyaring yang diletakkan di atas alat pengemas water dispenser. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan hasil akhir olahan jus buah yang jernih tanpa ampas sehingga akan didapatkan tampilan yang menarik ketika sudah dilakukan pengemasan. 12. Persiapan Pengemasan dan Pengemasan Kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah mempersiapkan proses pengemasan yaitu menyiapkan kemasan botol plastik sebagai pengemas dan menyiapkan krat-krat botol yang sudah diisi air dingin untuk proses pendinginan, maka proses selanjutnya adalah mengemas hasil olahan jus buah ke dalam kemasan botol plastik berkapasitas 250 ml. Proses pengemasan dilakukan setelah hasil olahan jus buah tersebut ditambahkan essense penguat rasa buah, kemudian didiamkan selama 60 menit untuk mendapatkan jus buah yang hangat dan belum terbentuk endapan dari ampas halus buah . 43 Pengemasan dilakukan dengan cara mengeluarkan jus buah melalui kran dispenser dan ditampung dalam kemasan botol plastik yang berada di bawahnya, kemudian langsung ditutup dengan penutup botol plastik untuk menghindari kontak langsung dengan udara. Jus buah yang telah selesai dikemas dalam botol- botol plastik dan langsung ditempatkan ke dalam krat-krat botol yang telah diisi dengan air dingin. Proses ini dinamakan dengan proses pendinginan. Proses pendinginan ini dimaksudkan agar jus buah yang masih dalam keadaan hangat tersebut cepat dingin agar secepatnya dapat dilakukan proses pelabelan. Untuk lebih jelasnya diagram alir pengolahan sari buah pada CV.WPIU dapat dilihat pada Gambar 6. 44 keterangan: = bahan baku = hasil olahan sementara bahan pelolong = proses = produk penimbangan Blacing Penambahan Bahan-Bahan Pembantu Lainnya bahna pemanis, bahan pengawet makanan, banhan pengtur keasaman, pewarna makanan Homogenisasi Pemanasan Larutan Penstabil Buah matang Sari buah dalam botol Sari buah Pembotolan dan penutupan Filtrasi ke dua Pemasakan Filtrasi Pertama Penghancuran atau Penghalusan Pengupasan dan Pencucian Gambar 6. Diagram alir pengolahan sari buah pada CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul 45

5.2. Biaya Produksi

Dokumen yang terkait

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

11 113 94

Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)

2 7 116

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus di Pabrik Moulding & Parket KIPKJ Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 10 219

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus Pabrik Kayu Lapis PT. Wana Rimba Kencana, Samarinda Kal-Tim)

0 10 222

Analisis penetapan harga pokok produksi pepaya (Carica Pepaya) dengan metode activity based costing pada PT Cipta Daya Agri Jaya di Bogor Jawa Barat

5 44 109

Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

6 42 126

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

15 119 162

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. MEBEL MARIE ALBERT INDONESIA SEMARANG.

0 2 18

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

0 3 19

Penentuan Harga Pokok Produksi (Seed Selecta Machine) Di CV. Pijar Kanaan Dengan Pendekatan Konsep Activity Based Costing.

0 10 28