Perhitungan Harga Pokok Produksi Jus Buah Pada CV.WPIU

1. Menentukan aktivitas produksi. 2. Menggolongkan jenis biaya atas aktivitas. 3. Menentukan cost drivers dan nilainya. 4. Menghitung nilai tarifaktivitas. 5. menghitung nilai biayaaktivitasproduk. 6. Perhitungan harga pokok produksi. Tahap terakhir penghitungan adalah mencari harga pokok produksi, dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Biaya produksi yang dihitung terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah diketahui berdasarkan aktivitas pada saat proses produksi.

5.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Jus Buah Pada CV.WPIU

Metode penetapan harga pokok produksi yang digunakan oleh CV.WPIU selama ini adalah metode konvensional dengan pendekatan full costing dalam periode akuntansi satu tahun. Harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap. Pada laporan keuangan perusahaan tidak memisahkan biaya overhead pabrik untuk masing- masing jenis produk jus, akan tetapi biaya tersebut digabungkan pada ketiga jenis produk jus tersebut. Dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik, perusahaan menggunakan dasar pembebanan berdasarkan kuantitas produk yang dihasilkan bukan berdasarkan aktivitas, alokasi pembebanan biaya kesetiap jenis produk yang dihasilkan didasarkan pada persentase jumlah produksi dari masing-masing jenis produk jus. 55 Dari perhitungan biaya sumberdaya langsung dan biaya sumberdaya tidak langsung, maka dilakukan perhitungan harga pokok produksi untuk ke tiga jenis produk jus buah pada periode tahun 2009 seperti yang tertera pada Lampiran 4. Total biaya produksi diperoleh dari penjumlahan antara biaya sumberdaya langsung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya sumberdaya tidak langsung BOP dan BOP bersama. Sedangkan perhitungan harga pokok produksi per botol diperoleh dengan membagi antara total biaya produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing jenis jus pada periode analisis tersebut. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing dapat diketahui bahwa biaya produksi untuk jenis produk jus belimbing adalah sebesar Rp.271.452.300, jumlah tersebut diperoleh dengan mengakumulasi biaya bahan baku sebesar Rp.18.720.000, dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.15.600.000, dan BOP sebesar Rp.237.132.300, serta BOP bersama sebesar Rp.7.920.000. Harga pokok produksi per botol produk jus belimbing adalah sebesar Rp.1.726, jumlah tersebut diperoleh dengan membagi total biaya produksi untuk jenis jus belimbing sebesar Rp.271.452.300 dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh jenis jus belimbing sebanyak 157.248 botol. Dengan perhitungan yang sama akan diperoleh harga pokok produksi per botol untuk jenis produk jus jambu dan jus wornas, yaitu masing-masing sebesar Rp.1.726, Rp.1.743 Lampiran 4. Hasil perhitungan harga pokok produksi ke tiga jenis jus dapat diketahui selisihnya dengan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 56 Rp.2.750botol untuk semua jenis produk jus buah. Selisih dari jenis produk jus belimbing, jus jambu dan jus wornas masing-masing adalah Rp.1.024botol, Rp.1.024botol, dan Rp.1.018botol. Perhitungan harga pokok produksi untuk semua jenis produk jus buah tersebut menggunakan rasio berdasarkan volume produksi, penggunaan volume produksi sebagai pemacu biaya cost drivers kurang relevan karena pada kenyataannya terdapat beberapa aktivitas dan biaya overhead yang tidak berhubungan langsung dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam metode konvensional, biaya overhead pabrik dianggap proporsional dengan persentase produk yang diproduksi. Biaya dialokasikan secara tidak langsung kepada satuan produk dengan menggunakan suatu dasar yang tidak proporsional dengan konsumsi sumberdaya sesungguhnya. Penentuan harga pokok produksi seperti ini mudah diaplikasikan, akan tetapi mengakibatkan kesalahan dalam pembebanan biaya overhead, untuk produk yang diproduksi dalam jumlah besar akan menerima pembebanan BOP yang lebih besar, sebaliknya untuk produk yang diproduksi dalam jumlah kecil akan menerima pembebanan BOP yang kecil pula.

5.5. Penetapan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Activity Based Costing ABC

Dokumen yang terkait

Analisis Harga Jual Bibit Melalui Penetapan Harga Pokok Produksi Bibit Kol (Brassica Oleracea Cv. Capitata) (Studi Kasus : Pt. Horti Jaya Lestari Kebun Smik Kabupaten Karo)

11 113 94

Analisis kelayakan finansial usaha pengolahan buah (studi kasus: Cv. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat)

2 7 116

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus di Pabrik Moulding & Parket KIPKJ Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 10 219

Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Activity Based Costing (Studi Kasus Pabrik Kayu Lapis PT. Wana Rimba Kencana, Samarinda Kal-Tim)

0 10 222

Analisis penetapan harga pokok produksi pepaya (Carica Pepaya) dengan metode activity based costing pada PT Cipta Daya Agri Jaya di Bogor Jawa Barat

5 44 109

Analisis kelayakan usaha pembuatan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah (Studi kasus CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat)

6 42 126

Strategi Pegembangan Usaha Jus Buah Pada CV Winner Perkasa Indonesia Unggul, Kota Depok, Jawa Barat

15 119 162

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. MEBEL MARIE ALBERT INDONESIA SEMARANG.

0 2 18

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

0 3 19

Penentuan Harga Pokok Produksi (Seed Selecta Machine) Di CV. Pijar Kanaan Dengan Pendekatan Konsep Activity Based Costing.

0 10 28